persegi luas gudang biasa digunakan untuk menyimpan gabah atau beras sebesar 300 sampai 400 kg. Penggilingan besar rata-rata memiliki gudang untuk
menyimpan gabah atau beras seluas 100,62 m
2
, sedangkan penggilingan padi kecil memiliki rata-rata luasan gudang 50 m
2
.
c. Pengolahan Beras
Aktivitas penggilingan gabah atau pengolahan gabah menjadi beras dilakukan ketika GKG dengan kadar air yang inginkan diperoleh. Penggilingan
padi melakukan aktivitas ini sepanjang hari apabila terdapat persediaan gabah untuk digiling dan tidak terpengaruh cuaca karena dilakukan di ruang tertutup.
Proses pengolahan biasanya dapat berlangsung lebih dari satu kali dengan menggunakan mesin pemecah kulit gabah husker, penyosoh beras polisher,
dan pencahaya beras shining. Mesin-mesin tersebut digerakkan oleh mesin penggerak mesin diesel dengan bahan bakar berupa solar. Tidak semua
penggilingan memiliki ketiga alat tersebut. Biasanya husker dan polisher adalah mesin yang umum terdapat di penggilingan baik besar maupun kecil, sementara
mesin shining relatif mahal sehingga tidak dapat ditemukan di setiap penggilingan.
Kapasitas mesin masing-masing penggilingan dapat berbeda satu sama lain, bergantung besarnya modal yang dimiliki. Berdasarkan pengamatan,
penggilingan padi biasanya memiliki mesin dengan daya sebesar 40 sampai 120 HP horse power. Penggilingan padi besar menggunakan mesin berdaya 80 HP
dan beberapa menggunakan mesin berdaya 120 HP. Penggilingan padi kecil menggunakan mesin dengan daya 40 sampai 60 HP, dan beberapa menggunakan
mesin berdaya 80 HP. Semakin besar kapasitas mesin, maka beras yang dihasilkan
juga akan lebih cepat, sehingga semakin besar pula biaya investasi yang perlu dikeluarkan oleh penggilingan. Pengaturan pada mesin setelan mesin juga
mempengaruhi hasil output beras yang diperoleh. Pemilik terutama yang berpengalaman biasanya memiliki pengaturan tersendiri dan dapat berbeda
dengan pemilik penggilingan padi lainnya. Proses pengolahan beras dilakukan beberapa tahap. Proses tersebut diawali
dengan memasukkan gabah siap giling ke dalam husker sesuai kapasitasnya. Mesin husker akan memecahkan kulit gabah untuk mendapatkan beras. Beras
yang masih terdapat kulit gabah akan diproses kembali di husker pertama. Beras kemudian akan dimasukkan ke husker kembali untuk menghilangkan sisa
kulitnya. Demkian seterusnya sampai tingkat kualitas yang diharapkan tercapai. Beras yang sudah terkelupas kulit arinya beras pecah kulit, kemudian disiapkan
untuk proses penyosohan beras. Proses penyosohan berfungsi untuk menyosoh beras pecah kulit menjadi
beras putih. Alat yang digunakan dalam proses penyosohan adalah polisher. Beras pecah kulit kemudian dimasukkan ke dalam polisher dan dapat berlangsung lebih
dari sekali untuk mendapatkan putih beras yang diinginkan. Derajat kejernihan dari beras yang keluar dari mesin penyosoh itu tergantung pada setelan mesin
penyosoh sesuai dengan mutu beras yang diinginkan. Semakin jernih beras, maka semakin banyak bagian-bagian yang sebenarnya mengandung zat gizi, akan
terbuang dan menjadi dedak atau bekatul. Penggilingan seringkali menambahkan zat tertentu pada tahap ini sesuai
dengan kebiasaannya. Tiap penggilingan padi memiliki formula sendiri dalam melakukan proses ini. Proses ini dikhawatirkan oleh banyak pihak dapat
membahayakan kesehatan sehingga keluar peraturan Menteri Pertanian No. 32PermentanOT.14032007 mengenai pelarangan penggunaan bahan kimia
berbahaya pada proses pengolahan beras. Peraturan ini mewajibkan penggilingan padi untuk menghindari beberapa zat kimia yang dianggap berbahaya dan dilarang
penggunaannya.
Gambar 13. Tahap-Tahap Pengolahan Beras
Sebagian besar penggilingan hanya melakukan tahap seperti tergambar pada Gambar 13. Namun, beberapa penggilingan terutama penggilingan padi
besar melajutkan proses pengolahan dengan menggunakan mesin shining. Mesin
Masukkan gabah ke Husker 1
Oprimalisasi Husker I Tampung Beras PEcah
Kulit PK I Masukkan PK I ke
Husker II Optimalisasi Husker II
Tampung beras PK II Beras PK tidak
sempurna Masukkan ke ayakan
PK II Beras PK sempurna
Tampung
Tahap 1 Tahap 2
Masukkan beras PK sempurna ke Polisher
Oprimalisasi Polisher I Tampung beras polisher I
Masukkan beras ke Polisher II
Oprimalisasi Polisher II Tampung beras
shining membutuhkan biaya investasi yang besar, sehingga hanya dimiliki oleh
beberapa penggilingan padi. Proses pencahayaan beras dengan mesin shining dilakukan untuk menigkatkan mutu penampakkan beras dengan cara pemolesan
beras giling. Proses pemolesan adalah proses penyosohan beras disertai pengkabut uap
agar penampakkan beras lebih mengkilap. Beras yang diolah sampai pada proses ini disebut beras Kristal. Beras dengan kualitas seperti ini memiliki harga yang
tinggi dan biasanya untuk konsumen dengan segmentasi tertentu. Perkembangan permintaan beras tanpa kerusakan yang meningkat mendorong perkembangan
teknologi yang semakin canggih seperti teknologi pemisah kotoran. Seluruh proses di atas dapat terjadi lebih dari satu kali. Hampir semua
penggilingan besar bahkan sudah tidak menjalankan mesin tersebut secara manual dan mengurangi beban buruh. Mesin-mesin yang terdapat pada penggilingan besar
sebagian besar telah terintegrasi dan kontinyu dengan adanya conveyor, elevator, sekaligus grader. Biaya untuk proses pengolahan pada penggilingan padi besar
lebih rendah daripada penggilingan padi kecil yang membutuhkan banyak buruh. Penggilingan yang menggunakan mesin yang belum terintegrasi, rata-rata
biaya giling adalah Rp 40 per kg beras yang dihasilkan pada proses akhirnya. Biaya tersebut sudah termasuk biaya air dan listrik, namun sebagian besar
porsinya untuk upah buruh giling. Biaya lainnya adalah biaya bahan bakar berupa solar untuk menggerakkan mesin diesel yaitu sebesar Rp 35 per kg gabah yang
digiling. Sementara rata-rata rendemen beras yang dihasilkan adalah 58 persen, artinya dari 100 ton gabah, beras yang dihasilkan adalah 58 ton.
d. Penjualan Beras