Mitra dengan Bulog Persepsi Pemilik Penggilingan Padi terhadap Pekerjaan

5.3.7 Mitra dengan Bulog

Pemilik penggilingan padi, selain melakukan perdagangan dengan pembeli umum, juga memiliki kesempatan untuk bekerjsama dengan Badan Urusan Logistik Bulog setempat. Kerjasama antara Bulog dan pemilik terjadi dalam bentuk kemitraan dalam upaya penyediaan beras untuk kebutuhan nasional maupun regional, namun tidak semua pemilik mendapatkan kesempatan tersebut karena Bulog menyaratkan kapasitas produksi tertentu yang dimiliki oleh sebuah penggilingan padi. Tabel 16. Jumlah Pemilik Penggilingan yang Bermitra dengan Bulog Mitra Bulog Penggilingan Padi Besar Penggilingan Padi Kecil Penggilingan Total Jumlah Jumlah Jumlah Ya 11 84,6 4 18,2 15 42,9 Tidak 2 15,4 18 81,8 20 57,1 Jumlah 13 100,0 22 100,0 35 100,0 Tabel 16. menunjukkan pemilik penggilingan padi yang bermitra dengan Bulog berjumlah 15 orang atau 42,9 persen sementara 20 orang pemilik lainnya atau 57,1 persen tidak bermitra dengan Bulog. Pemilik penggilingan padi besar hampir semua bermitra dengan Bulog, sedangkan sebgaian besar pemilik penggilingan padi kecil tidak melakukan kerjasama dengan Bulog dalam hal kemitraan. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu penggilingan untuk dapat bermitra dengan bulog terdiri dari persyaratan administrasi, teknis, dan kinerja penggilingan. Persyaratan yang bagi beberapa penggilingan sulit menjadi kendala selain kapasitas produksi penggilingan padi yang tidak bermitra dengan Bulog padahal beberapa dari pemilik menginginkan kerjasama tersebut. Kerjasama dengan Bulog dianggap menguntungkan karena tidak bersifat mengikat, artinya pemilik bebas untuk menjual berasnya ke pihak luar Bulog saat harga tinggi, sementara Bulog akan membeli beras pemilik dengan harga pembelian pemerintah HPP saat harga jatuh di pasaran. Bulog dapat membeli beras yang dihasilkan oleh penggilingan atau penggilingan dapat berperan sebagai mitra giling dari gabah yang dimiliki Bulog

5.3.8 Aktivitas Pengusahaan Penggilingan Padi