Penelitian Mengenai Tingkat Pendapatan dan Efisiensi

2.5.2 Penelitian Mengenai Tingkat Pendapatan dan Efisiensi

Penelitian yang dilakukan oleh Retmawati 2005 menjelaskan mengenai usahatani padi sawah di Kecamatan Mojowongso yang memiliki rasio RC atas biaya total sebesar 1,55 sedangkan nilai rasio RC atas biaya total usahatani padi ladang sebesar 1,44. Tahun 2003, Nasution menghitung nilai rasio RC atas biaya tunai dan biaya total usahatani padi program PTT di Kabupaten Karawang masing-masing sebesar 1,91 dan 1,14. Namun penelitian yang dilakukan Purba 2005 menyatakan bahwa nilai rasio RC atas biaya total padi ladang di Kabupaten Karawang sebesar 0,76. Penelitian Purba 2005 sama halnya dengan penelitian Brahmana 2005 mengenai usahatani padi lahan kering di Kecamatan Tanggeung dan penelitian Herdiansyah 2003 tentang usahatani padi organik di Kecamatan Bogor Barat, keduanya menghasilkan rasio RC atas biaya total kurang dari satu, sehingga dapat dikatakan kedua usahatani di daerah tersebut tidak efisien dan tidak menguntungkan petani. Pada tahun 2007, Astuti meneliti penerapan teknologi system of rice intensification SRI di Desa Margahayu Tasikmalaya. Hasil analisis pendapatan usahatani menunjukan bahwa pendapatan bersih usahatani padi SRI sebesar Rp 3.757.200 dengan rasio RC atas biaya total sebesar 1,43, sehingga dapat disimpulkan bahwa usahatani padi SRI efisien dari sisi pendapatan. Penggunaan faktor produksi lahan, mol pertumbuhan, dan tenaga kerja tanpa panen tidak efisien sehingga perlu dikurangi. Sementara penggunaan faktor produksi benih, pupuk organik padat, mol buah dan pestisida organik belum efisien, sehingga perlu ditambah. Penggunaan faktor produksi yang tepat dalam usahatani padi SRI akan menentukan pendapatan yang akan diperoleh petani SRI. Rachmawati 2003 menghitung pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh petani pemilik penggarap pada usahatani dan pemasaran beras pandan wangi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat sebesar Rp 16.139.323 per tahun, sedangkan petani penggarap sebesar Rp 412.394 per tahun. Pendapatan atas biaya total pemilik penggarap Rp 6.795.076 per tahun, sedangkan petani penggarap sebesar Rp 3.279.444 per tahun. Nilai rasio RC atas biaya tunai pemilik penggarap adalah 3,14, sedangkan rasio RC penggarap sebesar 1,19 yang menunjukkan bahwa keduanya menguntungkan dan bisa lebih dikembangkan sebagai mata pencaharian. Rasio RC biaya total nilainya masing-masing petani pemilik sebesar 1,55 dan penggarap 1,18. Dari perhitungan pendapatan dan analisis rasio RC, tampak bahwa usahatani yang dilakukan oleh kedua jenis strata sama-sama menguntungkan. Perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian di atas adalah objek penelitian yaitu penggilingan padi, walaupun juga membahas tingkat pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor produksi

2.5.3 Penelitian Mengenai Analisis Diskriminan