Kerangka Teori Risiko keracunan Merkuri (Hg) pada pekerja Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di desa Cisarua Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor Tahun 2013

49 BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Mengacu pada tinjauan pustaka yang telah dijelaskan sebelumnya, diketahui bahwa terdapat berbagai macam faktor-faktor yang mempengaruhi keracunan merkuri. Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor internal, faktor pekerjaan, faktor perilaku dan faktor lainnya. Adapun faktor internal terdiri dari: umur dan status gizi. Faktor pekerjaan terdiri dari: lama kerja, masa kerja, penggunaan APD, kadar pemakaian merkuri hari, dan jenis aktivitas pekerja. Faktor perilaku terdiri dari: konsumsi ikan, kebiasaan mandi di sungai, konsumsi air yang terkontaminasi merkuri, dan pemakaian kosmetik. Sedangkan faktor lainnya yang juga berpengaruh terhadap keracunan merkuri adalah kemiringan dan jenis aliran sungai, serta jenis tanah. Dengan berbagai pertimbangan, maka peneliti menetapkan beberapa variabel saja yang akan diteliti dari PETI di Desa Cisarua Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor. Variabel yang dimaksud adalah untuk variabel independen berupa: umur, status gizi, masa kerja, lama kerja, jenis aktivitas, dan konsumsi ikan. Sedangkan untuk variabel dependen berupa keracunan merkuri. Ada berbagai macam pertimbangan atau alasan yang mendasari pengambilan keputusan tersebut. Variabel penggunaan Alat Pelindung Diri APD tidak diteliti karena dari hasil studi pendahuluan terhadap 10 responden, diketahui bahwa tidak ada pekerja yang menggunakan APD dalam melakukan aktivitas pengolahan emas. Dari hasil studi pendahuluan tersebut juga diketahui bahwa tidak ada pekerja yang mandi di sungai. Sedangkan, alasan variabel konsumsi air tidak diteliti karena dikhawatirkan data yang didapat bias. Hal tersebut dikarenakan peneliti tidak mengukur sample air minum yang dikonsumsi pekerja. Variabel pemakaian kosmetik tidak diteliti karena semua PETI berjenis kelamin laki-laki. Variabel kebijakan pemerintah tidak diteliti tetapi hanya dijadikan acuan penelitian. Bagan 3.1. Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Merkuri Dalam Rambut Masyarakat Sekitar Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Malasari, Kec. Nanggung, Kab. Bogor

4 43 140

Keracunan Merkuri (Hg) pada Unggas

0 6 64

Analisis residu merkuri (Hg) pada ikan mas (Cyprinus carpio) berdasarkan jarak pusat pencemaran di desa Cisarua, kecamatan Naggung, kabupaten Bogor

0 10 59

Analisis Buangan Berbahaya Pertambangan Emas di Gunung Pongkor (Studi Kasus : Desa Cisarua, Malasari, dan Bantarkaret di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor )

11 48 219

Pola Kesempatan Kerja di Daerah Pertambangan Emas Gunung Pongkor ( Studi Kasus : Desa Bantar Karet, Desa Cisarua, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor )

0 4 10

Analisis buangan berbahaya pertambangan emas di Gunung Pongkor (Studi kasus : Desa Cisarua, Desa Malasari, dan Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor)

0 29 429

Eksternalitas Negatif Pencemaran Sungai Kampar Akibat Kegiatan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI)

0 11 100

Dampak Industri Pertambangan Emas Tanpa Izin terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi Gurandil (Kasus Desa Pangkal Jaya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor)

1 7 89

Studi Pencemaran Logam Berat (Pb, Cd, Cu, Fe, dan Hg) pada Daun Singkong di Daerah Pengolahan Emas Tanpa Izin, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor

0 6 80

Peranan Pemerintah Kabupaten Dalam Penertiban Penambangan Emas Tanpa Izin (Studi : penambangan Emas Tanpa Izin Di Nagari Lubuk Gadang Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan).

0 0 6