Ruang Lingkup Penelitian Risiko keracunan Merkuri (Hg) pada pekerja Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di desa Cisarua Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor Tahun 2013

11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Merkuri Hg 2.1.1. Definisi dan Sifat Fisik-Kimia Merkuri Merkuri atau air raksa Hg adalah salah satu jenis logam sebagai senyawa organic dan anorganik yang banyak dtemukan di alam dan tersebar dalam batu- batuan, biji tambang, tanah, air, dan udara BPOM, 2004. Merkuri Hg merupakan logam yang dalam keadaan normal berbentuk cairan dengan warna abu-abu dan tidak berbau BPOM, 2004. Merkuri memiliki sifat mudah menguap pada suhu ruangan dan dapat memadat pada tekanan 7.640 Atm. Merkuri juga dapat larut dalam asam sulfat atau asam nitrit, tetapi tahan terhadap basa. Sifat kimia dari merkuri yang lainnya adalah merkuri memiliki nomor atom 80 dengan berat atom 200,59 gmol. Selain itu, merkuri mempunyai titik lebur -38,9 o C dan titik didih sebesar 356,6 o C Widowati et.al. 2008.

2.1.2. Jenis Merkuri

Merkuri dibagi dalam tiga bentuk, yaitu: a Merkuri elemental atau metalik Merkuri elemental Hg merupakan logam perak-putih, berkilau, dan berbentuk cairan pada suhu kamar. Merkuri elemental biasa digunakan dalam termometer, lampu neon dan beberapa saklar listrik EPA, 2013. Merkuri elemental merupakan bentuk merkuri yang paling mudah menguap WHO, 2003. Menurut EPA, paparan merkuri elemental dapat menguap pada suhu kamar dan memiliki sifat tidak terlihat, tidak berbau, serta beracun. b Merkuri inorganik Senyawa merkuri inorganik dengan simbol kimia Hg II atau Hg 2+ berbentuk garam merkuri dan bubuk yang umumnya berwarna putih atau kristal, kecuali merkuri sulfida yang berwarna merah. Senyawa merkuri inorganik biasa digunakan pada fungisida, antiseptik atau disinfektan. Selain itu, biasa digunakan pula pada beberapa krim pencerah kulit serta beberapa obat-obatan tradisional EPA, 2013. b Merkuri organik Senyawa merkuri organik yang paling umum ditemukan di lingkungan adalah metilmerkuri dengan rumus kimia MeHg yang terbentuk pada saat merkuri bergabung dengan karbon. Organisme renik mengkonversi merkuri inorganic menjadi metilmerkuri. Metilmerkuri dapat terakumulasi dalam rantai makanan, seperti pada ikan EPA, 2013.

2.1.3. Penggunaan Merkuri

Merkuri memiliki manfaat bagi kehidupan manusia, terutama di berbagai industri. Industri farmasi menghasilkan produk yang mengandung merkuri yang

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Merkuri Dalam Rambut Masyarakat Sekitar Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Malasari, Kec. Nanggung, Kab. Bogor

4 43 140

Keracunan Merkuri (Hg) pada Unggas

0 6 64

Analisis residu merkuri (Hg) pada ikan mas (Cyprinus carpio) berdasarkan jarak pusat pencemaran di desa Cisarua, kecamatan Naggung, kabupaten Bogor

0 10 59

Analisis Buangan Berbahaya Pertambangan Emas di Gunung Pongkor (Studi Kasus : Desa Cisarua, Malasari, dan Bantarkaret di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor )

11 48 219

Pola Kesempatan Kerja di Daerah Pertambangan Emas Gunung Pongkor ( Studi Kasus : Desa Bantar Karet, Desa Cisarua, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor )

0 4 10

Analisis buangan berbahaya pertambangan emas di Gunung Pongkor (Studi kasus : Desa Cisarua, Desa Malasari, dan Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor)

0 29 429

Eksternalitas Negatif Pencemaran Sungai Kampar Akibat Kegiatan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI)

0 11 100

Dampak Industri Pertambangan Emas Tanpa Izin terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi Gurandil (Kasus Desa Pangkal Jaya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor)

1 7 89

Studi Pencemaran Logam Berat (Pb, Cd, Cu, Fe, dan Hg) pada Daun Singkong di Daerah Pengolahan Emas Tanpa Izin, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor

0 6 80

Peranan Pemerintah Kabupaten Dalam Penertiban Penambangan Emas Tanpa Izin (Studi : penambangan Emas Tanpa Izin Di Nagari Lubuk Gadang Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan).

0 0 6