Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode uji beda satu proporsi dengan rumus sebagai berikut Lameshow, 1990; Ariawan, 1998: √ √ [ ] Keterangan: n : Jumlah sampel minimal yang diperlukan P 1 : Proporsi pekerja PETI yang mengalami keracunan merkuri diambil dari penelitian Lestarisa 2010 dengan proporsi 90,6 lama kerja 8 jam per hari P 2 : Proporsi pekerja PETI yang tidak mengalami keracunan merkuri Diambil dari penelitian Lestarisa 2010 dengan proporsi 44,4 lama kerja = 8 jam per hari P : Rata-rata proporsi = 0,675 Z 1- α : Nilai Z pada derajat kemaknaan α pada one tail, yaitu 5 = 1,64 Z 1- β : Nilai Z pada kekuatan uji 1- β pada one tail, yaitu 90 = 1,28 Dari perhitungan diatas diketahui bahwa jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah sebesar 16. Untuk menghindari adanya sampel yang tidak memenuhi syarat, maka sampel penenlitian ini dibulatkan menjadi 40. Pemilihan sampel tersebut diambil dengan menggunakan teknik accidental sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil responden yang kebetulan ada di lokasi penelitian Notoatmodjo, 2010. Sampel tersebut ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi yang dimaksud adalah sebagai berikut. 1. Kriteria Inklusi Kriteria atau syarat yang harus dipenuhi oleh responden untuk menjadi sampel dalam penelitian ini. Kriterianya adalah sebagai berikut: a. Bersedia menjadi responden penelitian b. Merupakan pekerja PETI yang masih aktif dan berjenis kelamin laki- laki c. Masa kerja pekerja minimal 1 tahun 2. Kriteria Eksklusi Kriteria atau syarat yang tidak terpenuhi oleh responden sehingga tidak bisa dijadikan sampel. Kriterianya adalah sebagai berikut: a. Tidak bersedia menjadi responden penelitian b. Masa kerja pekerja dibawah 1 tahun

4.4. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer Data primer didapat dengan melakukan wawancara, observasi dan pengukuran terhadap kadar merkuri pada sampel rambut pekerja PETI di desa cisarua, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Adapun wawancara yang dilakukan terhadap pekerja dengan menggunakan kuesioner yang berisikan tentang masa kerja, jam kerja, jenis aktivitas, dan konsumsi ikan. Sedangkan yang terkait dengan observasi adalah untuk mengetahui umur dan status gizi responden. Data lainnya yang diperoleh dari wawancara adalah tingkat pendidikan dan data kesehatan. 2. Data Sekunder Data sekunder meliputi pengumpulan data dan informasi terkait dengan materi kegiatan, antara lain data mengenai kependudukan, profil daerah dan gambaran demografi yang diperoleh dari data kelurahan Desa Cisarua, serta terkait pekerja PETI. Selain itu, data sekunder lainnya berupa informasi dari berbagai literatur dan hasil peneletian terdahulu.

4.5. Metode Pengukuran Ikan

Terkait variabel independen yang akan diteliti pada penelitian ini, yaitu mengenai konsumsi ikan, maka diperlukan penetapan terhadap jumlah konsumsi ikanminggu dalam satuan gram. Hal ini membutuhkan metode untuk penentuan berat konsumsi ikan per porsi seperti yang tercantum pada kuesioner penelitian. Adapun metode penentuan berat konsumsi ikan per porsi tersebut adalah dengan membandingkannya terhadap food model. Dimana food model tersebut berupa contoh ikan dengan ukuran 1 porsi konsumsi, yaitu sebesar 40 gram. 4.6. Sampling Rambut 4.6.1. Alat dan Bahan yang Digunakan Alat dan bahan yang digunakan pada saat melakukan sampling rambut adalah sebagai berikut: 1. Gunting stainless steel 2. Alkohol 70 3. Label 4. Sisir 5. Sarung tangan plastik 6. Pinset 7. Timbangan Digital 8. Amplop 9. Plastik klip 10. Tissue 11. Wadah pencuci 12. Alumunium foil

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Merkuri Dalam Rambut Masyarakat Sekitar Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Malasari, Kec. Nanggung, Kab. Bogor

4 43 140

Keracunan Merkuri (Hg) pada Unggas

0 6 64

Analisis residu merkuri (Hg) pada ikan mas (Cyprinus carpio) berdasarkan jarak pusat pencemaran di desa Cisarua, kecamatan Naggung, kabupaten Bogor

0 10 59

Analisis Buangan Berbahaya Pertambangan Emas di Gunung Pongkor (Studi Kasus : Desa Cisarua, Malasari, dan Bantarkaret di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor )

11 48 219

Pola Kesempatan Kerja di Daerah Pertambangan Emas Gunung Pongkor ( Studi Kasus : Desa Bantar Karet, Desa Cisarua, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor )

0 4 10

Analisis buangan berbahaya pertambangan emas di Gunung Pongkor (Studi kasus : Desa Cisarua, Desa Malasari, dan Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor)

0 29 429

Eksternalitas Negatif Pencemaran Sungai Kampar Akibat Kegiatan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI)

0 11 100

Dampak Industri Pertambangan Emas Tanpa Izin terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi Gurandil (Kasus Desa Pangkal Jaya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor)

1 7 89

Studi Pencemaran Logam Berat (Pb, Cd, Cu, Fe, dan Hg) pada Daun Singkong di Daerah Pengolahan Emas Tanpa Izin, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor

0 6 80

Peranan Pemerintah Kabupaten Dalam Penertiban Penambangan Emas Tanpa Izin (Studi : penambangan Emas Tanpa Izin Di Nagari Lubuk Gadang Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan).

0 0 6