Faktor Perilaku Faktor-faktor Pemaparan Pekerja PETI terhadap Keracunan Merkuri Hg 1. Faktor Internal

Sonya, 2002. Sehingga apabila manusia mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi oleh merkuri maka dapat terjadi peningkatan risiko untuk terjadinya keracunan merkuri. Ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi kadar merkuri yang terkandung dalam ikan, salah satunya adalah umur ikan tersebut. Kandungan merkuri akan meningkat sesuai dengan umur ikan. Hal tersebut berarti ikan-ikan yang berukuran besar sebagai ujung dari rantai makanan memiliki konsentrasi merkuri yang paling tinggi Athena dan Inswiasri, 2009. Biomarker berupa rambut dapat digunakan untuk mengetahui pajanan metilmerkuri UNEP, 2008. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh R. Kowalski dan J. Wierciński 2006 yang berjudul Determination of Total Mercury Concentration in Hair of Lubartów-Area Citizens Lublin Region, Poland., diketahui bahwa konsentrasi merkuri dari rambut masyarakat tersebut menegaskan adanya pengaruh frekuensi konsumsi ikan dengan konsentrasi merkuri. Tingginya konsentrasi merkuri ditemukan pada rambut individu yang banyak mengkonsumsi ikan. Selanjutnya, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Andri et.al. 2011 pada masyarakat sekitar PETI di Kecamatan Mandor, diketahui bahwa variabel konsumsi ikan 3 kaliminggu memiliki hubungan yang signifikan terhadap kadar merkuri pada rambut masyarakat dengan p value sebesar 0,007. b. Kebiasaan Mandi di Sungai Masuknya merkuri ke dalam tubuh dapat disebabkan karena melakukan kegiatan yang memiliki risiko untuk terpapar merkuri. Beberapa masyarakat yang tinggal di desa terkadang memiliki kebiasaan mandi di sungai. Pada saat mandi, air sungai yang terkontaminasi merkuri dapat masuk ke tubuh dengan adanya kontak langsung melalui kulit. Rutinitas menggosok gigi pada saat mandi juga dapat menjadi alur masuk merkuri ke dalam tubuh . Selain itu, akibat dari adanya reaksi penguapan merkuri dalam air dapat berisiko untuk masuk ke tubuh melalui saluran pernafasan Andri DH et al., 2011. c. Konsumsi air yang terkontaminasi merkuri Seperti yang telah dijelaskan bahwa masuknya merkuri ke dalam tubuh dapat melalui saluran pencernaan. Menurut Andri DH et al. 2011, masyarakat yang mengkonsumsi air sungai yang telah terkontaminasi oleh merkuri dengan konsentrasi yang tinggi, cenderung memiliki kadar merkuri yang tinggi juga dalam tubuhnya. d. Pemakaian Kosmetik Pemakaian kosmetika yang mengandung merkuri dapat menyebabkan terjadinya penyerapan merkuri melalui kulit, sehingga dapat mempengaruhi kadar merkuri pada tubuh. Penambahan bahan merkuri pada kosmetika tersebut bertujuan untuk memutihkan atau mencerahkan kulit W. Hartono, 2003. Produk pencerah kulit termasuk sabun dan krim memiliki perkiraan kadar merkuri yang berbeda-beda. Untuk sabun, mengandung sekitar 1-3 iodida merkuri dan mempunyai konsentrasi merkuri sebesar 31 mgkg. Sedangkan untuk krim terdiri dari 1-10 ammonium merkuri dan mempunyai konsentrasi merkuri sebesar 33.000 mgkg WHO, 2011. Walaupun peredaran kosmetik yang mengandung merkuri telah dilarang peredarannya di Indonesia, tetapi pada peredarannya masih ditemukan merk tertentu yang mengandung merkuri. Beberapa merk terdaftar yang mengandung merkuri adalah; chiumien pearl cream, cupid pearl nourishing cream, albani cream, jeany pearl cream, contra B, ultra cream dosha, fair check pearl cream, deluxe dosha, dan UE cream. Selain itu terdapat pula beberapa merk kosmetika yang tidak terdaftar, yaitu: UB formula 99 AA whitening pearl cream, AQL cream, BQL cream,dan chiumin bleaching pearl cream W. Hartono, 2003.

2.3.4. Faktor Lainnya

a. Kebijakan Pemerintah Merkuri yang terdapat di lingkungan, baik di udara, tanah, air, maupun makanan dapat disebabkan oleh penggunaannya yang tidak terkendali. Penggunaan merkuri ini dapat berasal dari aktifitas PETI Nimitch, 2012. Kebijakan pemerintah terkait merkuri erat kaitannya dengan peraturan yang menjadi landasan guna mengendalikan pencemaran serta dampak yang ditimbulkan dari kegiatan PETI tersebut. Aspek yang dibahas pada peraturan yang berlaku di Indonesia tersebut baik dari segi peredaran dan penggunaanya, baku mutu pada lingkungan, keterpaparan terhadap pekerja, maupun batas aman yang diterima tubuh. Peraturan tersebut diantaranya UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan LH, PP RI No. 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, Kepmen LH No. 02 1998 Tentang Penetapan Pedoman Baku Mutu Lingkungan, dan sebagainya.

2.5. Kerangka Teori

Bagan 2.1. Paradigma Pajanan Merkuri Teori Simpul Sumber: Teori Modifikasi dari Achmadi 2011, Lestarisa 2010, Fergusson 1991, Maywati 2011, Athena dan Inswiasri 2009, R. Kowalski dan J. Wierciński 2006, Andri DH et al. 2011, W. Hartono 2003, Nimitch 2012. Merkuri Hg  Udara  Air  Pangan  Tanah Faktor internal: umur, status gizi IMT Faktor pekerjaan: masa kerja, jam kerja, penggunaan APD, kadar pemakaian merkuri hari, jenis aktivitas PETI Faktor perilaku: konsumsi ikan, kebiasaan mandi di sungai, konsumsi air, pemakaian kosmetik Keracunan Merkuri tidak Biomarker: rambut, darah. jaringan dan darah plasenta, urin, kuku dan air susu manusia ASI Kebijakan Pemerintah

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Merkuri Dalam Rambut Masyarakat Sekitar Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Malasari, Kec. Nanggung, Kab. Bogor

4 43 140

Keracunan Merkuri (Hg) pada Unggas

0 6 64

Analisis residu merkuri (Hg) pada ikan mas (Cyprinus carpio) berdasarkan jarak pusat pencemaran di desa Cisarua, kecamatan Naggung, kabupaten Bogor

0 10 59

Analisis Buangan Berbahaya Pertambangan Emas di Gunung Pongkor (Studi Kasus : Desa Cisarua, Malasari, dan Bantarkaret di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor )

11 48 219

Pola Kesempatan Kerja di Daerah Pertambangan Emas Gunung Pongkor ( Studi Kasus : Desa Bantar Karet, Desa Cisarua, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor )

0 4 10

Analisis buangan berbahaya pertambangan emas di Gunung Pongkor (Studi kasus : Desa Cisarua, Desa Malasari, dan Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor)

0 29 429

Eksternalitas Negatif Pencemaran Sungai Kampar Akibat Kegiatan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI)

0 11 100

Dampak Industri Pertambangan Emas Tanpa Izin terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi Gurandil (Kasus Desa Pangkal Jaya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor)

1 7 89

Studi Pencemaran Logam Berat (Pb, Cd, Cu, Fe, dan Hg) pada Daun Singkong di Daerah Pengolahan Emas Tanpa Izin, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor

0 6 80

Peranan Pemerintah Kabupaten Dalam Penertiban Penambangan Emas Tanpa Izin (Studi : penambangan Emas Tanpa Izin Di Nagari Lubuk Gadang Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan).

0 0 6