Pengertian miskonsepsi Tinjauan Tentang Miskonsepsi

15 Konsep yang benar yaitu tetap ada gaya, hanya gaya tidak cukup kuat untuk menggerakan kereta. 3 Pemikiran Humanitik Siswa kerap kali memandang semua benda dari pandangan manusiawi. Benda-benda dan situasi dipikirkan dalam pengalaman orang dan secara manusiawi. Tingkah laku benda dipahami seperti tingkah laku manusia yang hidup, sehingga tidak cocok. Misalnya miskonsepsi siswa akan kekekalan energi. Seorang bila bekerja secara terus menerus atau bermain secara terus menerus akan merasa lelah dan lapar. Dari pengalaman sebagai manusia yang menjadi lapar dan kehabisan energi bila terus bekerja, siswa beranggapan bahwa kekekalan energi itu tidak mungkin terjadi. Energi yang ada pasti berkurang dan lenyap. Siswa tidak mudah untuk keluar dari pemikiran yang manusiawi ini 4 Reasoning yang tidak lengkapsalah Reasoning bisa disebut juga dengan penalaran. Comins Suparno, 2005: 38 megungkapakan miskosepsi dapat disebabkan oleh penalaran siswa yang tidak lengkap atau salah. Alasan yang tidak lengkap dapat disebabkan karena informasi yang diperoleh atau data yang kurang lengkap. Alasan yang kurang lengkap dan kurangnya informasi yang diperoleh mengakibatkan siswa menarik kesimpulan secara salah dan menyebabkan timbulnya miskonsepsi. Penyebab miskonsepsi dapat terjadi juga karena logika yang salah 16 dalam mengambil kesimpulan atau mengeneralisasi. Kesalahan yang terjadi juga karena siswa terlalu luas atau terlalu sempit membuat generalisasi. Misalnya, siswa mengetahui bahwa bumi termasuk planet, siswa tersebut menganggap bahwa semua planet yang ada di tata surya kita sama seperti bumi. Berarti planet-planet tersebut terdapat tumbuh-tumbuhan, air, gaya, gravitasi, batu-batu keras, dan lain-lainnya. 5 Intuisi yang Salah Intuisi adalah suatu perasaan dalam diri seseorang, yang secara spontan mengungkap sikap atau gagasannya tentang sesuatu sebelum secara obyektif dan rasional diteliti. Intuisi yang salah dapat mengakibatkan miskonsepsi jika intuisi diungkapakan secara spontan tanpa ada penelitian atau pembuktian terlebih dahulu. Misalnya, siswa sering melihat bahwa benda padat yang dimasukan kedalam air akan tenggelam. Maka secara spontan bila dihadapkan pada persoalan apakah gabus akan tenggelam, spontan siswa akan menjawa b “ya”, karena gabus adalah benda padat. Baru setelah dicoba, ternyata gabus itu mengapung. 6 Tahap perkembangan kognitif Perkembangan kognitif siswa yang tidak sesuai dengan bahan yang digeluti dapat menjadi penyebab adanya miskonsepsi siswa. Jean Piaget mengklasifikasikan siswa pada usia sekolah dasar berada pada tahap operational concrete. Menurut Darmajo