37 8 cahaya tidak dapat dipantulkan oleh setiap permukaan, 9 di dalam sebuah
medium cahaya dapat dibiaskan, 10 benda dapat dilihat jika ada cahaya dari mata sampai ke benda, 11 benda dapat dilihat apabila benda tersebut sumber
cahaya, dan l2 cahaya lampu neon dapat diurai menjadi cahaya warna pelangi, karena cahaya lanpu neon adalah cahaya putih seperti cahaya putih
matahari. Penelitian tersebut memilki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti karena penelitian yang dilakukan Raharjo tersebut
meneliti tentang terjadinya miskonsepsi di sekolah dasar tentang konsep IPA. Peneliti membuat sebuah bagan tentang literature map penelitian
terdahulu sampai dengan penelitian yang dilakukan. Dalam literature map ditunjukkan penelitian yang relevan mendasari penelitian yang dilakukan.
Literature map penelitian yang relevan dapat dilihat dibawah ini.
Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2
Se-Kecamatan Pakem Sleman Tahun 2015
Ramadhani 2015 “Miskonsepsi yang Terjadi Pada
Pembelajaran Matematika Materi Bagun Ruang Limas Siswa Kelas
VI Sekolah Dasar Yogyakarta ”
Febriyana 2015 “Miskonsepsi Yang Terjadi Pada
Pembelajaran Matematika Materi Bagun Datar Segi Empat Pada
Kelas IV Sekolah Dasar ”
Raharjo 2009 “Profil Miskonsepsi Siswa SD
Pada Konsep Gaya dan Cahaya ”
38
E. Pertanyaan Penelitian
Sebagai acuan dalam melakukan penelitian, maka penulis membuat rumusan pertanyaan umum penelitian sebagai berikut:
1. Pada materi IPA semester 1 apa saja siswa kelas V SD Kanisius Beji
mengalami miskonsepsi? 2.
Apa faktor penyebab miskonsepsi pada materi IPA semester 1 yang dialami oleh siswa kelas V SD Kanisius Beji?
F. Kerangka Berpikir
Ilmu Pengetahuan Alam IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam yang dialam semesta ini. Ilmu pengetahuan
Alam IPA tidak jauh dari kehidupan sehari-hari siswa. Siswa sebelum memasuki dunia sekolah, siswa sudah mempunyai konsep-konsep suatu
pembelajaran. Konsep-konsep tersebut didapatkan dari pengalaman- pengalaman yang mereka peroleh dikehidupan sehari-hari. Konsep-konsep
yang dimiliki siswa sebelum memasuki dunia sekolah belum tentu benar dan
masih salah.
Konsep yang salah dapat disebut miskonsepsi. Miskonsepsi merupakan suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian
yang diterima para pakar dalam bidang itu. Penyebab terjadinya miskonsepsi yaitu karena siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar.
Uraian yang telah peneliti paparkan menuntun peneliti untuk mencapai tujuan penelitian yaitu untuk menemukan miskonsepsi IPA kelas V semester
39 1 di Sekolah Dasar Kanisius Beji serta menemukan faktor yang menjadi
penyebab miskonsepsi tersebut. Alat yang digunakan untuk menemukan pada siswa adalah dengan menggunakan tes pilihan ganda kemudian siswa
diharuskan menuliskan alasan mengapa memilih jawaban tersebut. Dari hasil tes, kemudian jawaban siswa dianalisis untuk menemukan miskonsepsi yang
dialami siswa dan menggunakan wawancara untuk membuktikan lebih dalam miskonsepsi yang dialami siswa serta menemukan apa yang menjadi
penyebabnya.
40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui letak miskonsepsi serta penyebabnya pada siswa kelas V SD Kanisius Beji dalam mata pelajaran IPA
semester 1. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Menurut Basrowi dan Suwandi 2008: 1-2, penelitian kualitatif adalah salah satu metode
penelitian yang bertujuan untuk mendapatka pemahaman tentang kenyatan melalui proses berfikir induktif. Menurut Moleong 2006: 6 penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, presepsi,
motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada satu konteks khusus yang alamiah
daengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitan ini adalah kualitatif deskriptif, maka peneliti mendiskripsikan
hasil penelitian pada siswa kelas V SD Kanisius Beji yang mengalami miskonsepsi serta menemukan penyebabnya pada mata pelajaran IPA
semester 1. Alat yang digunakan untuk menemukan miskonsepsi pada siswa dan penyebabnya dengan menggunakan dua alat pengumpulan data yaitu soal
tes dan wawancara.
41
B. Tempat dan Waktu Peneletian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Kanisius Beji. Pemilihan tempat di SD Kanisius Beji karena berdasarkan hasil wawancara dengan
guru dan observasi nilai ulangan umum semester 1 tahun pelajaran 20152016 yang dilakukan oleh peneliti di SD Kanisius Beji. Hasil
wawancara peneliti dengan guru yaitu bahwa prestasi siswa kelas V di SD Kanisius Beji saat ini relatif rendah. Hal tersebut dikuatkan dengan analisis
hasil ulangan umum semester 1 pada mate pelajaran IPA yang menunjukan bahwa banyak siswa yang menjawab soal dengan salah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2016. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan
observasi SD Kanisius Beji pada bulan November 2015.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD Kanisius Beji yang berjumlah 18 siswa. Pemilihan subjek pada kelas siswa kelas V karena
peneliti akan mengidentifikasi miksonsepsi materi IPA yang telah diajarkan oleh guru pada semester 1.