Uji Perbedaan Minat Belajar Kimia dan Literasi Sains Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

49

5. Tanggapan terhadap Bahan Ajar

Analisis deskriptif dilakukan pada data angket tanggapan terhadap bahan ajar kimia terintegrasi konteks kejuruan untuk kelas eksperimen. Ringkasan hasil analisis deskriptif angket tanggapan bahan ajar kimia dapat dilihat pada Tabel 17, ringkasan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 17. Tabel 17. Data Tanggapan Siswa terhadap Bahan Ajar Tiap Aspek Aspek Tanggapan Ʃ Skor per Aspek Skor Rerata Skor Maksimal Ideal Persentase Keidealan 5 Kualitas A 496 16.0 20 80 B B 361 11.6 16 75 B C 195 6.3 8 81 B D 199 6.4 8 83 B E 394 12.7 16 82 B F 685 22.1 28 81 B G 304 9.8 12 84 B

C. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Yogyakarta Kelas XI Semester 2 tahun ajaran 20162017 kejuruan Teknik Otomotif program studi Teknik Kendaraan Ringan TKR dan menggunakan dua kelas yang berbeda, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen merupakan kelas yang menggunakan bahan ajar kimia minyak bumi terintegrasi konteks kejuruan, sedangkan kelas kontrol hanya menggunakan buku kimia yang dimiliki oleh siswa. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis: 1 perbedaan minat belajar siswa di SMK Negeri 2 Yogyakarta dengan menggunakan bahan ajar kimia minyak bumi terintegrasi konteks kejuruan Teknik Otomotif, 2 perbedaan tingkat literasi sains siswa di SMK Negeri 2 Yogyakarta dengan menggunakan bahan ajar kimia minyak bumi terintegrasi konteks kejuruan Teknik Otomotif, 3 tanggapan siswa di SMK Negeri 2 Yogyakarya terhadap bahan ajar kimia terintegrasi konteks kejuruan Teknik Otomotif yang dikembangkan. Pada penelitian ini, peneliti membuat perangkat pembelajaran 50 diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang dikembangkan berdasarkan silabus kurikulum 2013 baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dan LKS tentang materi Minyak Bumi. RPP dan LKS yang dikembangkan menjadi 3 kali pertemuan.

1. Proses Pembelajaran Kimia pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Penelitian ini diawali dengan pengisian angket minat belajar kimia oleh kelas eksperimen maupun kelas kontrol yang terdiri dari 32 butir pernyataan. Proses pembelajaran dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan dengan total 10 jam pelajaran, sebanyak 3 kali pertemuan digunakan untuk membahas materi pelajaran dan 2 kali pertemuan digunakan untuk tes literasi sains siswa. Tes literasi sains siswa dilaksanakan sebelum dan sesudah penyampaian materi. Pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model STS. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, guru membagi siswa menjadi 7 kelompok yang masing-masing terdiri dari 4-5 siswa. Pada setiap pertemuan, siswa akan berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Setelah itu guru akan membagikan Lembar Kerja Siswa pada setiap kelompok dan untuk kelas eksperimen guru akan membagikan bahan ajar kimia minyak bumi yang terintegrasi konteks kejuruan pada setiap dua orang siswa. LKS dikembangkan berdasarkan model pembelajaran yang digunakan, yaitu Science Technology and Society STS. Berdasarkan model STS, terdapat 5 tahapan yang harus dilalui siswa yaitu inisiasi, pembentukan konsep, pemahaman konsep, pemantapan konsep, dan penilaian. Pada tahapan inisiasi, siswa akan diminta berdiskusi menjawab pertanyaan yang tertera di dalam LKS. Pertanyaan pada tahapan inisiasi biasanya disertai dengan narasi maupun gambar yang berkaitan dengan materi. Pada tahapan inisiasi, siswa juga diminta membuat pertanyaan mengenai materi yang sedang dipelajari.