26
Chemistry thoughts Use of Context-Based Learning Modules ” menunjukkan bahwa
penggunaan modul pembelajaran yang berbasis konteks dapat meningkatkan motivasi siswa, baik motivasi instrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Hal ini ditunjukkan
dengan respon siswa yang menggunakan modul lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan modul. Relevansi dengan penelitian ini yaitu modul
pembelajaran yang berbasis konteks dapat meningkatkan motivasi siswa, dimana salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi adalah minat.
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan menengah di Indonesia dibedakan menjadi dua, yaitu Sekolah Menengah Atas SMA dan Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Perbedaan
pembelajaran di SMA dan SMK terletak pada konteks. Konteks ini merupakan integrasi sifat dasar subjek kejuruan, keadaan dimana pembelajaran berlangsung,
tujuan dan outcome yang diinginkan yang disesuaikan dengan spesifikasi dan kualifikasi kejuruan, sifat dasar siswa dan bagaimana gaya belajar siswa.
Mata pelajaran kimia juga seharusnya disesuaikan dengan konteks kejuruan. Konteks kejuruan siswa menjadi salah satu acuan dalam pemilihan dan pemetaan
konten kimia. Konten kimia yang dibutuhkan siswa di setiap program studi berbeda- beda. Kemudian, apabila konten ini sesuai dengan kebutuhan dan kejuruan yang
dipilih oleh siswa SMK, maka akan meningkatkan minat dan literasi sains siswa SMK.
Oleh karena itu, bahan ajar kimia yang terintegrasi dengam konteks kejuruan sangat diperlukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran kimia. Bahan ajar yang
sesuai dengan konteks kejuruan akan meningkatkan minat dan ketertarikan serta dapat mengembangkan literasi sains siswa SMK. Salah satu model pembelajaran
yang relevan untuk mengembangkan literasi sains adalah STS Science Technology Society. Model pembelajaran STS dapat meningkatkan pengetahuan siswa mengenai
sains dan sikap terhadap sains.
27
D. Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka pikir yang telah diuraikan di atas, maka dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut.
1. Hipotesis Statistik H
1
: Tidak terdapat perbedaan minat belajar kimia siswa di SMK Negeri 2 Yogyakarta dengan menerapkan bahan ajar kimia minyak bumi terintegrasi
konteks kejuruan Teknik Otomotif. Ha
1
: Terdapat perbedaan minat belajar kimia siswa di SMK Negeri 2 Yogyakarta dengan menerapkan bahan ajar kimia minyak bumi terintegrasi
konteks kejuruan Teknik Otomotif. H
2
: Tidak terdapat perbedaan tingkat literasi sains siswa di SMK Negeri 2 Yogyakarta dengan menerapkan bahan ajar kimia minyak bumi terintegrasi
konteks kejuruan Teknik Otomotif. Ha
2
: Terdapat perbedaan tingkat literasi sains siswa di SMK Negeri 2 Yogyakarta dengan menerapkan bahan ajar kimia minyak bumi terintegrasi
konteks kejuruan Teknik Otomotif. 2. Hipotesis Deskriptif
Ha
3
: Tanggapan siswa di SMK Negeri 2 Yogyakarya terhadap bahan ajar kimia terintegrasi konteks kejuruan Teknik Otomotif yang dikembangkan dapat
dikategorikan baik.