sangat rentan, terutama terhadap masalah konsistensi rasa, kontrol mutu, dan pelayanannya. Sehingga pelaku bisnis ini membutuhkan pemahaman yang kuat
tentang bisnis restoran terutama yang berkaitan dengan produk, mutu pelayanan, manajemen, adminstrasi pengawasan.
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan bisnis restoran. Menurut Siahan 2008, keberhasilan operasional restoran dapat dilihat dari lima
hal yang disebut G-factors, yaitu: 1.
Good Food G-1 Dimana makanan yang disajikan kepada tamu dalam keadaan segar dan sistem
pengelolaan yang baik, penyimpanan bahan baik, peralatan dan perlengkapan berkualitas tinggi dan higienis, cita rasa makanan baik dan sesuai dengan selera
konsumen. 2.
Good Location Parking Facilities G-2 Lokasi restoran harus strategis, dimana lokasi merupakan pedoman dalam
mendirikan restoran. Luas tempat parkir juga menentukan kenyamanan konsumen. Oleh Karena itu, restoran harus mudah terlihat dan dijumpai,
memiliki daya tarik dengan pemilihan warna atau ornamen khusus serta letaknya tidak terlalu jauh dari pusat keramaian.
3. Good Atmosphere G-3
Suasana yang nyaman dan menyenangkan perlu diciptakan demi kepuasan konsumen melalui penampilan interior yang seimbang, dekorasi yang
digunakan, pemilihan warna dan fasilitas lengkap seperti toilet, kursi dan meja serta table set up yang lengkap.
4. Good Reputation G-4
Reputasi yang baik harus dimiliki oleh sebuah restoran meliputi pelayanan, pengelolaan dan prestasi sehingga membentuk suatu kesan yang baik yang
dapat mempengaruhi pendapat masyarakat. 5.
Good Pleasant Courteous Service G-5 Perlakuan tata saji dilakukan dengan begitu mengesankan, menyenangkan dan
memuaskan. Pramusaji harus mampu memberikan masukan bagi para tamu yang kurang memahami keinginannya dan menyajikan makanan dengan tata
saji yang berkualitas, sopan dan ramah.
2.2 Produk Barang dan Jasa
Menurut Kotler 2005, produk yang ditawarkan suatu perusahaan ke pasar sering mencakup beberapa jasa, komponen jasa dapat berupa bagian kecil atau
bagian seluruh tawaran tersebut. maka jasa dapat dibedakan menjadi lima kategori, yaitu :
a Barang berwujud murni, artinya barang tersebut tidak pernah disertai oleh jasa.
Contoh : sabun, pasta gigi b
Barang berwujud yang disertai jasa, artinya barang berwujud yang ditawarkan disertai oleh satu atau beberapa jasa. Contoh : mobil Toyota lebih berhubungan
dengan pelayanan daripada produksi. c
Campuran, terdiri dari barang dan jasa dengan bagian yang sama. Contoh: restoran.
d Jasa utama yang disertai barang dan jasa yang sangat kecil. Terdiri atas jasa
utama bersama jasa tambahan atau barang pendukung. Contohnya: tiket pesawat.
e Jasa murni, merupakan hanya terdiri dari jasa. Contoh : penjagaan bayi.
2.3 Jenis-Jenis Restoran
Berdasarkan tingkat keorisinilannya, restoran dapat dibedakan menjadi 10 jenis Torsina, 2000 :
1. Familiy Conventional
Restoran semacam ini menghidangkan makanan dan minuman yang tradisional bagi tradisi keluarga. Restoran ini mementingkan suasana dan dari segi
harga yang cukup bersahabat. Dalam segi pelayanan dan dekorasi terbilang cukup sederhana. Dengan tujuan untuk menarik lebih banyak keluarga dalam satu
rombongan beserta relasi atau kenalannya. 2.
Fast Food Restoran siap saji ini memiliki keterbatasan dalam jenis menu yang
disajikan, dan dekorasi ruang yang mendominasi warna-warna utama dan terang. Dari segi harga tidak terlalu mahal. Restoran jenis ini berhubungan dengan Eat-In
makan di restoran dan take out dibawa keluar atau pulang. Restoran ini lebih mengutamakan banyak pelanggan dan paling banyak diusahakan oleh para pelaku
restoran di Indonesia dewasa ini.
3. Kafetaria
Jenis restoran ini, biasanya terdapat di gedung-gedung perkantoran atau pusat perbelanjaan, sekolah atau pabrik-pabrik. Menu yang disajikan berganti-
ganti setiap harinya dengan harga yang cukup ekonomis. Tipe penyajian swalayan dengan menu agak terbatas seperti menu-menu yang disajikan di rumah.
4. Gourmet
Restoran ini mengutamakan penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman yang sifatnya khusus, di mana pelayanan dan jenis makanan yang
dihidangkan termasuk eksklusif. Biasanya pelayanan dan harga makanan dan minuman yang dihidangkan sesuai dengan kualitas. Oleh karena itu restoran
semacam ini termasuk restoran golongan mewah atau diperuntukkan bagi golongan VIP.
5. Etnik
Restoran ini menyajikan masakan dari daerah suku atau Negara yang spesifik. Misalnya : masakan Jawa Timur, Manado, Cina, India, Timur Tengah
dan lain-lain. Pakaian seragam dari pelayannya disesuaikan dengan daerah asal makanan dan minuman. Dekorasi tempat dan ruangan menggambarkan suasana
etnik tertentu. 6.
Speciality Restaurants Restoran ini menyajikan menu yang khas, berkualitas, dan menarik
perhatian. Harga yang relatif mahal. Tempat dan lokasi biasanya jauh dari pusat keramaian yang ditunjukkan untuk wisatawan atau orang-orang yang ingin
mentraktir teman, keluarga, partner bisnis dalam suasana yang khas dan unik. 7.
Buffet Ciri utama buffet adalah berlakunya satu harga untuk makan sepuasnya
apa yang disajikan dalam buffet. Produk minumana berupa wine, linquor, dan bir yang dapat dipesan dengan khusus. Display makanan cukup memegang peranan
penting dalam promosi. 8.
Coffee Shop Ciri khas dari restoran ini adalah tempat duduk yang berganti-ganti dengan
cepat untuk menandakan suasana tidak formal dan pelayanan makan cepat saji. Lokasi dan tempat utama berada di sekitar gedung perkantoran, pabrik-pabrik, dan
pusat perbelanjaan dengan traffic pejalan yang tinggi. Menu utama yang ditujukan disini adalah untuk coffee break.