Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor)

(1)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

(Studi Kasus

Ali Baba Restaurant,

Bogor)

SKRIPSI

Rini Dewi Ratnasari H 34076129

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor)

SKRIPSI

Rini Dewi Ratnasari H 34076129

Skripsi merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(3)

RINGKASAN

RINI DEWI RATNASARI. Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba

Restaurant, Bogor) (Dibawah Bimbingan RACHMAT PAMBUDY).

Indonesia adalah bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek wisata bagi pariwisata. Salah satu kota di Indonesia yang memiliki beragam budaya etnik dan objek wisata adalah kota Bogor. Beragam suku etnis dan beberapa tempat wisata menjadikan kota Bogor sebagai kota transit bagi wisatawan asing maupun domestik. Adanya interaksi masyarakat lokal dengan wisatawan menyebabkan perbedaan pola hidup termasuk jenis makanan yang dikonsumsi.

Seiring dengan perkembangan tingkat gaya hidup di masyarakat dan keanekaragaman selera konsumen, perkembangan jenis makanan jadi semakin beragam. Berkembangnya beragam jenis restoran di kota Bogor, merupakan reaksi atas beragamnya selera konsumen. Seiring dengan jumlah restoran di Bogor yang selalu meningkat setiap tahunnya maka menimbulkan tingkat persaingan yang semakin ketat.

Salah satu restoran etnik bercitarasa Internasional di Bogor yang menawarkan keunikan jenis makanan yang berasal dari negara Timur Tengah adalah Ali Baba Restaurant. Ali Baba Restaurant merupakan salah satu restoran etnik di Bogor yang masih tergolong baru dan menawarkan keunikan jenis makanan yang berasal dari negara Timur Tengah. Selain memiliki pesaing sejenis, Ali Baba Restaurant juga harus bersaing dengan restoran-restoran lain di Bogor. Hal ini menunjukkan tingkat persaingan yang semakin ketat seiring dengan perkembangan restoran yang cukup pesat. Adanya tingkat jumlah pengunjung yang belum mencapai target dan pencapaian jumlah produksi yang masih dibawah standar kapasitas produksi yang telah ditetapkan, mengindikasikan belum memenuhi target penjualan Ali Baba Restaurant. Dapat dilihat bahwa tingkat penjualan yang belum mencapai target dan tingkat persaingan dalam bisnis restoran yang semakin tinggi menjadi beberapa permasalahan yang terjadi pada

Ali Baba Restaurant. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan penjualan pada Ali Baba Restaurant untuk menciptakan posisi yang terbaik dan sesuai dengan keinginan konsumen.

Berdasarkan uraian tersebut maka tujuan penelitian ini adalah (1) Mengkaji strategi bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh Ali Baba

Restaurant. (2) Menganalisis kondisi lingkungan internal dan lingkungan

eksternal yang dihadapi oleh Ali Baba Restaurant. (3) Merumuskan alternatif strategi pemasaran terbaik dengan memperhatikan kondisi lingkungan perusahaan di Ali Baba Restaurant. Penelitian dilakukan pada Bulan Maret sampai Juni 2009. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Matrik IFE dan Matriks EFE, Matriks SWOT dan Matriks QSPM. Berdasarkan hasil penelitian, strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan yang menyangkut product, place, price, process, people, promotion,


(4)

dan physic dapat dinilai telah berhasil memenuhi kebutuhan pelanggan dengan berbagai fasilitas dan keunggulan perusahaan.

Hasil analisis lingkungan internal dengan matriks IFE dapat dilihat bahwa perusahaan memiliki posisi internal yang kuat maka diperoleh total bobot skor sebesar 2,770. Hal ini menunjukkan bahwa Ali Baba Restaurant telah mampu menggunakan kekuatan (lokasi restoran yang strategis, citarasa Internasional, pelayanan konsumen yang memuaskan, harga khusus untuk menu pelajar, kualitas produk terjaga, modal tersedia, inovasi produk, pemberian kartu saran, program call back sebagai bentuk customer relationship dan layanan hotspot) dan mengatasi kelemahan dengan cukup baik (belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM, tidak memiliki layanan delivery khusus, pencapaian target penjualan belum stabil, tenaga kerja tidak terspesialisasi, penggunaan website belum optimal, kegiatan promosi kurang gencar, dan area parkir kurang memadai). Hasil analisis lingkungan eksternal dengan matriks EFE dapat dilihat bahwa perusahaan memiliki posisi eksternal yang kuat dengan diperoleh total bobot skor sebesar 3,052. Hal ini menunjukkan bahwa Ali Baba Restaurant telah mampu merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang (perubahan pola dan gaya hidup masyarakat, pertumbuhan jumlah penduduk Bogor, peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat, cukup tersedia angkatan kerja, perkembangan kemajuan teknologi, peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik, hambatan masuk industri tinggi) untuk mengatasi ancaman (tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi, kenaikan harga bahan baku, banyaknya produk substitusi, kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi, kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi). Gambaran posisi perusahaan saat ini dalam pemetaan matriks IE menempati posisi dalam sel II. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Grow and Build ( tumbuh dan berkembang). Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk.

Berdasarkan hasil analisis QSPM, yang memetakan strategi SO, strategi ST, strategi WO, strategi WT dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah salah satu strategi WO yaitu Meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media, dan website serta meningkatkan sponsorship

event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon

pada moment tertentu seperti hari liburan nasional dan konsumen yang berulang tahun. Saran dan masukan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dimsa yang akan datang, sebagai berikut : (1) Menjalin hubungan baik dengan pemasok karena dapat memberikan jaminan kualitas bahan baku. (2) Meningkatkan loyalitas konsumen melalui program call back dan perbaikan kualitas produk maupun pelayanan. (3) Membuka cabang baru di pusat perbelanjaan untuk meraih target pasar yang lebih luas. (4) Meningkatkan kegiatan promosi melalui iklan TV, radio, website dan sponsorship event-event atau kegiatan kemahsiswaan. (5) Melakukan efisiensi biaya produksi agar dapat menurunkan harga jual. (6) Meningkatkan kelengkapan fasilitas agar membuat nyaman konsumen.(7) Memberikan pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan kepada para karyawan.


(5)

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor)

Nama : Rini Dewi Ratnasari

NIM : H34076129

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS NIP. 195912231989031002

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 195809081984031002


(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul ”Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor)” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutif dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2009

Rini Dewi Ratnasari H34076129


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ciamis, pada tanggal 15 Desember 1985. Penulis merupakan putri kedua dari tiga bersaudara dari keluarga Bapak H.Ondang Subagio dan Ibu Hj.Ukamah.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN XI Banjar, dan lulus pada tahun 1992. Pendidikan tingkat menengah diselesaikan penulis pada tahun 1998 pada SLTP Negeri I Banjar. Pendidikan tingkat atas diselesaikan penulis pada tahun 2001 di SLTA Negeri I Banjar. Pada tahun 2004 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor, pada program Studi Diploma III Manajemen Agribisnis, Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti pendidikan pada Fakultas Sosial Ekonomi dan Manajemen penulis tercatat sebagai pengurus Forum Komunikasi Manajemen Agribisnis dan pengurus Himpro MISETA.


(8)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul ” Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor)”.

Judul penelitian ini didasarkan atas rasa ketertarikan yang besar dari penulis terhadap bidang manajemen pemasaran secara umum. Rasa tertarik ini tidak terlepas dari ketatnya persaingan industri restoran sebagai pemenuhan kebutuhan makanan masyarakat Indonesia. Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu memberikan bimbingan, bantuan, dukungan, dan doa yang akan selalu penulis kenang dan syukuri.

Penulis berusaha mewujudkan kesempurnaan dalam menyajikan skripsi ini. Namun, penulis menyadari bahwa sebagai manusia pasti memiliki kekurangan dan keterbatasan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Agustus 2009

Rini Dewi Ratnasari


(9)

UCAPAN TERIMAKASIH

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Orangtua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik.

2. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesan yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

3. Ir. Wahyu Budi Priatna, MS yang telah bersedia menjadi dosen evaluator kolokium dengan segala kritik dan saran yang bermanfaat untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi, MS selaku dosen penguji utama yang telah memberikan kritik dan saran yang sangat bermanfaat, sehingga penulis dapat memaksimalkan penulisan skripsi ini.

5. Eva Yolinda, SP, MM yang telah menjadi pembimbing akademik dan seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis

6. Pihak Ali Baba Restaurant dan MidEast Restaurant atas waktu, kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan.

7. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor atas segala bantuan, diskusi serta informasi-informasi yang diperlukan oleh penulis.

8. Muhamad Solihin teman seperjuangan yang ikut membantu dalam penyusunan skripsi ini.

9. Sita Rani, Artayati Harnasari, Muhamad Koko dan Devy Septian, terima kasih atas waktu sharing dan bantuannya hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman kostan yang telah memberikan dukungannya. Terima kasih untuk semua supportnya dan rasa kebersamaannya

11. Teman-teman MAB ’41, untuk semangat, kekompakkan dan kebersamaan yang sangat berarti.


(10)

12. Teman-teman Agribisnis Ekstensi angkatan 3 atas semangat dan dukungan selama menempuh pendidikan di Agribisnis Ekstensi IPB.

13. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya.

Bogor, Agustus 2009 Rini Dewi Ratnasari


(11)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

(Studi Kasus

Ali Baba Restaurant,

Bogor)

SKRIPSI

Rini Dewi Ratnasari H 34076129

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(12)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor)

SKRIPSI

Rini Dewi Ratnasari H 34076129

Skripsi merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(13)

RINGKASAN

RINI DEWI RATNASARI. Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba

Restaurant, Bogor) (Dibawah Bimbingan RACHMAT PAMBUDY).

Indonesia adalah bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek wisata bagi pariwisata. Salah satu kota di Indonesia yang memiliki beragam budaya etnik dan objek wisata adalah kota Bogor. Beragam suku etnis dan beberapa tempat wisata menjadikan kota Bogor sebagai kota transit bagi wisatawan asing maupun domestik. Adanya interaksi masyarakat lokal dengan wisatawan menyebabkan perbedaan pola hidup termasuk jenis makanan yang dikonsumsi.

Seiring dengan perkembangan tingkat gaya hidup di masyarakat dan keanekaragaman selera konsumen, perkembangan jenis makanan jadi semakin beragam. Berkembangnya beragam jenis restoran di kota Bogor, merupakan reaksi atas beragamnya selera konsumen. Seiring dengan jumlah restoran di Bogor yang selalu meningkat setiap tahunnya maka menimbulkan tingkat persaingan yang semakin ketat.

Salah satu restoran etnik bercitarasa Internasional di Bogor yang menawarkan keunikan jenis makanan yang berasal dari negara Timur Tengah adalah Ali Baba Restaurant. Ali Baba Restaurant merupakan salah satu restoran etnik di Bogor yang masih tergolong baru dan menawarkan keunikan jenis makanan yang berasal dari negara Timur Tengah. Selain memiliki pesaing sejenis, Ali Baba Restaurant juga harus bersaing dengan restoran-restoran lain di Bogor. Hal ini menunjukkan tingkat persaingan yang semakin ketat seiring dengan perkembangan restoran yang cukup pesat. Adanya tingkat jumlah pengunjung yang belum mencapai target dan pencapaian jumlah produksi yang masih dibawah standar kapasitas produksi yang telah ditetapkan, mengindikasikan belum memenuhi target penjualan Ali Baba Restaurant. Dapat dilihat bahwa tingkat penjualan yang belum mencapai target dan tingkat persaingan dalam bisnis restoran yang semakin tinggi menjadi beberapa permasalahan yang terjadi pada

Ali Baba Restaurant. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan penjualan pada Ali Baba Restaurant untuk menciptakan posisi yang terbaik dan sesuai dengan keinginan konsumen.

Berdasarkan uraian tersebut maka tujuan penelitian ini adalah (1) Mengkaji strategi bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh Ali Baba

Restaurant. (2) Menganalisis kondisi lingkungan internal dan lingkungan

eksternal yang dihadapi oleh Ali Baba Restaurant. (3) Merumuskan alternatif strategi pemasaran terbaik dengan memperhatikan kondisi lingkungan perusahaan di Ali Baba Restaurant. Penelitian dilakukan pada Bulan Maret sampai Juni 2009. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Matrik IFE dan Matriks EFE, Matriks SWOT dan Matriks QSPM. Berdasarkan hasil penelitian, strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan yang menyangkut product, place, price, process, people, promotion,


(14)

dan physic dapat dinilai telah berhasil memenuhi kebutuhan pelanggan dengan berbagai fasilitas dan keunggulan perusahaan.

Hasil analisis lingkungan internal dengan matriks IFE dapat dilihat bahwa perusahaan memiliki posisi internal yang kuat maka diperoleh total bobot skor sebesar 2,770. Hal ini menunjukkan bahwa Ali Baba Restaurant telah mampu menggunakan kekuatan (lokasi restoran yang strategis, citarasa Internasional, pelayanan konsumen yang memuaskan, harga khusus untuk menu pelajar, kualitas produk terjaga, modal tersedia, inovasi produk, pemberian kartu saran, program call back sebagai bentuk customer relationship dan layanan hotspot) dan mengatasi kelemahan dengan cukup baik (belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM, tidak memiliki layanan delivery khusus, pencapaian target penjualan belum stabil, tenaga kerja tidak terspesialisasi, penggunaan website belum optimal, kegiatan promosi kurang gencar, dan area parkir kurang memadai). Hasil analisis lingkungan eksternal dengan matriks EFE dapat dilihat bahwa perusahaan memiliki posisi eksternal yang kuat dengan diperoleh total bobot skor sebesar 3,052. Hal ini menunjukkan bahwa Ali Baba Restaurant telah mampu merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang (perubahan pola dan gaya hidup masyarakat, pertumbuhan jumlah penduduk Bogor, peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat, cukup tersedia angkatan kerja, perkembangan kemajuan teknologi, peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik, hambatan masuk industri tinggi) untuk mengatasi ancaman (tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi, kenaikan harga bahan baku, banyaknya produk substitusi, kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi, kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi). Gambaran posisi perusahaan saat ini dalam pemetaan matriks IE menempati posisi dalam sel II. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Grow and Build ( tumbuh dan berkembang). Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk.

Berdasarkan hasil analisis QSPM, yang memetakan strategi SO, strategi ST, strategi WO, strategi WT dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah salah satu strategi WO yaitu Meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media, dan website serta meningkatkan sponsorship

event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon

pada moment tertentu seperti hari liburan nasional dan konsumen yang berulang tahun. Saran dan masukan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dimsa yang akan datang, sebagai berikut : (1) Menjalin hubungan baik dengan pemasok karena dapat memberikan jaminan kualitas bahan baku. (2) Meningkatkan loyalitas konsumen melalui program call back dan perbaikan kualitas produk maupun pelayanan. (3) Membuka cabang baru di pusat perbelanjaan untuk meraih target pasar yang lebih luas. (4) Meningkatkan kegiatan promosi melalui iklan TV, radio, website dan sponsorship event-event atau kegiatan kemahsiswaan. (5) Melakukan efisiensi biaya produksi agar dapat menurunkan harga jual. (6) Meningkatkan kelengkapan fasilitas agar membuat nyaman konsumen.(7) Memberikan pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan kepada para karyawan.


(15)

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor)

Nama : Rini Dewi Ratnasari

NIM : H34076129

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS NIP. 195912231989031002

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 195809081984031002


(16)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul ”Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor)” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutif dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2009

Rini Dewi Ratnasari H34076129


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ciamis, pada tanggal 15 Desember 1985. Penulis merupakan putri kedua dari tiga bersaudara dari keluarga Bapak H.Ondang Subagio dan Ibu Hj.Ukamah.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN XI Banjar, dan lulus pada tahun 1992. Pendidikan tingkat menengah diselesaikan penulis pada tahun 1998 pada SLTP Negeri I Banjar. Pendidikan tingkat atas diselesaikan penulis pada tahun 2001 di SLTA Negeri I Banjar. Pada tahun 2004 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor, pada program Studi Diploma III Manajemen Agribisnis, Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti pendidikan pada Fakultas Sosial Ekonomi dan Manajemen penulis tercatat sebagai pengurus Forum Komunikasi Manajemen Agribisnis dan pengurus Himpro MISETA.


(18)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul ” Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor)”.

Judul penelitian ini didasarkan atas rasa ketertarikan yang besar dari penulis terhadap bidang manajemen pemasaran secara umum. Rasa tertarik ini tidak terlepas dari ketatnya persaingan industri restoran sebagai pemenuhan kebutuhan makanan masyarakat Indonesia. Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu memberikan bimbingan, bantuan, dukungan, dan doa yang akan selalu penulis kenang dan syukuri.

Penulis berusaha mewujudkan kesempurnaan dalam menyajikan skripsi ini. Namun, penulis menyadari bahwa sebagai manusia pasti memiliki kekurangan dan keterbatasan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Agustus 2009

Rini Dewi Ratnasari


(19)

UCAPAN TERIMAKASIH

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Orangtua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik.

2. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesan yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

3. Ir. Wahyu Budi Priatna, MS yang telah bersedia menjadi dosen evaluator kolokium dengan segala kritik dan saran yang bermanfaat untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi, MS selaku dosen penguji utama yang telah memberikan kritik dan saran yang sangat bermanfaat, sehingga penulis dapat memaksimalkan penulisan skripsi ini.

5. Eva Yolinda, SP, MM yang telah menjadi pembimbing akademik dan seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis

6. Pihak Ali Baba Restaurant dan MidEast Restaurant atas waktu, kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan.

7. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor atas segala bantuan, diskusi serta informasi-informasi yang diperlukan oleh penulis.

8. Muhamad Solihin teman seperjuangan yang ikut membantu dalam penyusunan skripsi ini.

9. Sita Rani, Artayati Harnasari, Muhamad Koko dan Devy Septian, terima kasih atas waktu sharing dan bantuannya hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman kostan yang telah memberikan dukungannya. Terima kasih untuk semua supportnya dan rasa kebersamaannya

11. Teman-teman MAB ’41, untuk semangat, kekompakkan dan kebersamaan yang sangat berarti.


(20)

12. Teman-teman Agribisnis Ekstensi angkatan 3 atas semangat dan dukungan selama menempuh pendidikan di Agribisnis Ekstensi IPB.

13. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya.

Bogor, Agustus 2009 Rini Dewi Ratnasari


(21)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ...

i

DAFTAR GAMBAR ...

ii

DAFTAR LAMPIRAN ...

iii

I . PENDAHULUAN ...

1

1.1

Latar Belakang ...

1

1.2

Perumusan Masalah ...

4

1.3

Tujuan Penelitian ...

8

1.4

Manfaat Penelitian ...

8

1.5

Ruang Lingkup Penelitian ...

8

II. TINJAUAN PUSTAKA ...

9

2.1

Definisi Restoran ...

9

2.2

Produk ...

11

2.3

Jenis-jenis Restoran ...

11

2.4

Kategori Restoran Berdasarkan Jenis Makanan ...

yang Disediakan ...

13

2.5

Restoran Etnis ...

15

2.6

Middle Eastren Food

...

16

2.7

Penelitian Terdahulu ...

17

III. KERANGKA PEMIKIRAN ...

22

3.1

Kerangka Pemikiran Teoritis ...

22

3.1.1 Konsep Strategi ...

22

3.1.2 Manajemen Strategis ...

22

3.1.3 Definisi Pemasaran ...

25

3.1.4 Strategi Pemasaran ...

25

3.1.5 Analisis Lingkungan Perusahaan ...

27

3.1.6 Matriks IFE dan Matriks EFE ...

35

3.1.7 Matriks IE ...

35

3.1.8 Analisis SWOT ...

35

3.1.9 Matriks QSPM ...

36

3.2

Kerangka Pemikiran Operasional ...

36

IV. METODE PENELITIAN ...

39

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...

39

4.2 Jenis dan Sumber Data ...

39

4.3 Teknik Pengumpulan Data ...

40

4.4 Teknik Pengambilan Sampel ...

41


(22)

4.5.1 Analisis Deskriptif ...

42

4.5.2 Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi ...

42

4.5.2.1 Tahap Masukan (Input) ...

42

4.5.2.2 Tahap Pencocokan ...

45

4.5.2.3 Tahap Keputusan ...

47

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...

50

5.1 Sejarah, Visi dan Misi Perusahaan ...

50

5.2 Lokasi Perusahaan ...

51

5.3 Struktur Organisasi ...

51

5.4 Kegiatan Operasional dan Budaya Perusahaan ...

53

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ...

54

6.1 Analisis Lingkungan Internal ...

54

6.1.1 Produksi dan Operasi ...

54

6.1.2 Sumberdaya Manusia ...

55

6.1.3 Keuangan ...

56

6.1.4 Sistem Informasi Manajemen ...

56

6.1.5 Penelitianan Pengembangan ...

57

6.1.6 Pemasaran ...

57

6.2 Analisis Lingkungan Eksternal ...

62

6.2.1 Lingkungan Makro...

63

6.2.2 Lingkungan Mikro ...

66

6.3 Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran ...

68

6.3.1 Tahap Masukan ...

68

6.3.2 Tahap Pencocokan ...

71

6.3.3 Tahap Keputusan ...

78

VII. KESIMPULAN DAN SARAN ...

80

7.1 Kesimpulan ...

80

7.2 Saran ...

81

DAFTAR PUSTAKA ...

83


(23)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1.

Data Perkembangan Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor,

2007-2008 ...

1

2.

Perkembangan Restoran dan Rumah makan di Kota Bogor Berdasarkan

Jenis hidangan yang Disajikan Pada Tahun 2005-2008 ...

2

3.

Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor 2000-2008...

3

4. Perbandingan Rata-rata Jumlah Pengunjung per Hari dan per Bulan

dengan standar Kapasitas Jumlah Pengunjung. ...

5

5. Jumlah Produksi

Ali Baba Restaurant

dari Bulan Januari-Desember

2008 ...

6

6. Perbandingan Kandungan Gizi Daging Kambing dan Daging Sapi ....

17

7. Jenis dan Sumber Data. ...

40

8. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan. ...

43

9. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan ...

43

10. Matriks EFE. ...

45

11. Matriks IFE

.

...

45

12. Matriks SWOT. ...

47

13. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)...

49

14. Analisis Faktor Internal Perusahaan ...

62

15. Data Inflasi di IndonesiaTahun 2005-2008 ...

64

16. Perkembangan dan Laju Pertumbuhan PDRB per Kapita Kota

Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2003-2006 ...

64

17. Penduduk Kota Bogor Menurut Jenis Kelamin Tahun 2003-2007 ...

65

18. Jumlah Pencari Kerja menurut Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan

Di Kota Bogor Tahun 2004-2007 ...

65

19. Analisis Faktor Eksternal Perusahaan ...

68


(24)

20. Hasil Analisis Matriks IFE ...

70

21. Hasil Analisis Matriks EFE ...

71

22. Hasil Analisis Matriks SWOT ...

76

23. Perbandingan Alternatif Strategi Pemasaran yang telah diterapkan


(25)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1.

Data Perkembangan Jumlah Produksi pada

Ali Baba Restaurant

Tahun 2008 ...

7

2.

Model Komprehensif Proses Manajemen Strategis. ...

24

3. Model Lima Kekuatan Porter... 34 4. Kerangka Pemikiran Operasional ... 38 5. Struktur Organisasi Perusahaan. ... 51 6. Hasil Matriks IE ... 72


(26)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Penilaian Responden Terhadap Faktor Eksternal ... 85 2. Penilaian Responden Terhadap Faktor Internal... 87 3. Rata-Rata Nilai Bobot Faktor Strategis Eksternal ... 89 4. Rata-Rata Nilai Bobot dan Rating Faktor Strategi Internal ... 90 5. Tabulasi Jawaban responden Untuk Prioritas Strategis ... 92 6. Hasil Matriks QSPM ... 94 7. Kuesioner Penentuan Bobot dan Rating ... 96 8. Kuesioner Pengisian Matriks QSP ... 102 9. Produk Makanan Ali Baba Restaurant ... 105 10. Fasilitas Pendukung Ali Baba Restaurant ... 106 11. Daftar Menu dan Harga Ali Baba Restaurant ... 107 12. Denah Lokasi Ali Baba Restaurant ... 109


(27)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia adalah bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dengan latar belakang etnis, suku dan tata kehidupan sosial yang berbeda satu dengan yang lain. Banyaknya daerah di Indonesia yang memiliki beragam budaya etnik, berpotensi untuk dijadikan objek wisata bagi pariwisata.

Salah satu kota di Indonesia yang memiliki beragam budaya etnik dan objek wisata adalah kota Bogor. Beragam suku etnis yang bermigrasi ke Bogor antara lain etnis Cina, India, Arab, dan Eropa sementara etnis Nusantara sendiri antara lain Sunda, Jawa, Betawi, Batak, Padang datang dan menetap. Selain itu, Bogor memiliki beberapa tempat wisata seperti Kebun Raya, Taman Bunga, Taman Safari, dan pusat perbelanjaan lainnya. Hal tersebut yang menjadikan kota Bogor sebagai kota transit bagi wisatawan asing maupun domestik. Dapat dilihat pada tingkat jumlah kunjungan wisatawan ke kota Bogor dari tahun ke tahun mengalami peningkatan mulai dari tahun 2004-2008 (Tabel 1).

Tabel 1. Data Perkembangan Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor

NO JENIS USAHA

JENIS WISATAWAN

PERKEMBANGAN PER TAHUN

2004 2005 2006 2007 2008

1

OBYEK

WISATA NUSANTARA

1,380,477 1,360,374 1,267,839

1,370,119 1,163,110

MANCA NEGARA 32,421 11,211 13,732

18,714 41,377

JUMLAH 1,412,898 1,371,585 1,281,571

1,388,833 1,204,487

2 AKOMODASI NUSANTARA

149,095 173,139 539,276

716,807 1,086,374

MANCA NEGARA 9,472 13,330 36,144

31,443 102,737

JUMLAH 158,567 186,469 575,420

748,250 1,189,111

JUMLAH NUSANTARA

1,529,572 1,533,513 1,807,115

2,086,926 2,249,484 MANCA NEGARA 41,893 24,541 49,876

50,157 144,114


(28)

Pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Jumlah kunjungan wisatawan ke kota Bogor yang semakin meningkat, menyebabkan adanya interaksi masyarakat lokal dengan wisatawan. Perbedaan budaya dan adat istiadat dengan negara lain menyebabkan perbedaan pola hidup termasuk jenis makanan yang dikonsumsi. Seiring dengan perkembangan jaman dan tingkat gaya hidup di masyarakat menyebabkan terjadinya perubahan selera dalam masyarakat. Adanya perubahan selera masyarakat menyebabkan perkembangan jenis makanan di kota Bogor semakin beragam. Adapun perkembangan jenis makanan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perkembangan Restoran & Rumah Makan di Kota Bogor Berdasarkan Jenis Hidangan Yang Disajikan Pada Tahun 2005-2008

Jenis Hidangan Jumlah (Unit)

2005 2006 2007 2008

Indonesia 45 48 51 54

Daerah 38 39 41 43

Internasional 37 38 40 41

Oriental 35 36 40 47

Kontinental 40 43 45 50

Sumber : Dinas Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor, 2008

Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting untuk dipenuhi demi kelangsungan hidupnya. Meningkatnya keanekaragaman berbagai produk makanan sesuai dengan latar belakang budaya etnik merupakan salah satu peluang pangsa pasar yang cukup potensial bagi berkembangnya industri makanan.

Oleh karena itu, industri makanan merupakan industri yang selalu berkembang mengikuti perkembangan zaman dan selera serta kebutuhan konsumen dalam pemenuhan kebutuhan makanan di Indonesia, salah satunya adalah restoran. Seiring dengan meningkatnya jumlah restoran di Bogor setiap tahunnya (2000-2008) maka menimbukan persaingan yang semakin ketat (Tabel 3).


(29)

Tabel 3. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun 2000-2008

Tahun Jumlah Pertumbuhan (persen)

2000 105 -

2001 107 1,90

2002 161 50,46

2003 178 10,56

2004 192 7,87

2005 222 15,63

2006 248 11,71

2007 268 8,06

2008 211 -21,27

Sumber : Buku Pariwisata Kota Bogor, Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kota Bogor, 2008

Pada Tabel 3, dapat dilihat bahwa jumlah restoran di kota Bogor setiap tahunnya mengalami peningkatan. Namun pada tahun 2008 jumlah restoran dan rumah makan di kota Bogor mengalami penurunan karena ada sebagian restoran yang mengalami kebangkrutan. Hal ini bisa dilihat bahwa restoran yang tidak dapat bersaing akan dengan mudah mengalami kebangkrutan. Berkembangnya jenis restoran di kota Bogor merupakan reaksi dari beragamnya jenis makanan.

Salah satu restoran etnik bercitarasa internasional di kota Bogor yang menawarkan keunikan jenis makanan yang berasal dari negara Timur Tengah adalah Ali Baba Restaurant. Keunikan tersebut sekaligus merupakan keunggulan produk yang tidak hanya menyajikan menu-menu dengan citarasa asli, namun juga memberikan nuansa khas negeri aslinya dengan dekorasi ruangan dan alunan musik Timur Tengah. Salah satu produk unggulan yang ditawarkan disini adalah makanan khas Middle Eastern food yang berkualitas tinggi seperti nasi kebuli dan steak kambing muda.

Selain memiliki pesaing sejenis di Bogor yang salah satunya adalah

MidEast Restaurant, Ali Baba Restaurant juga harus bersaing dengan restoran-restoran lain di Bogor yang identik menawarkan ciri khas makanan tradisionalnya yaitu masakan khas sunda. Banyaknya restoran yang menawarkan berbagai keunggulan produknya, menyebabkan konsumen mempunyai banyak pilihan tempat kuliner. Hal ini menunjukkan tingkat persaingan yang semakin ketat seiring dengan perkembangan restoran yang cukup pesat. Untuk menghadapi persaingan, Ali Baba Restaurant memerlukan strategi pemasaran terbaik agar bertahan di pasar yang kompetitif.


(30)

Salah satu faktor yang harus mendapatkan perhatian serius adalah faktor pemasaran (marketing) yang dalam sebuah bisnis memegang peranan vital.

Menurut AMA (American Marketing Association), marketing adalah sebuah perencanaan dan konsep pelaksanaan, harga, promosi, dan distribusi ide-ide, barang dan jasa untuk membentuk sebuah pertukaran yang bertujuan untuk memuaskan individu dan masyarakat (Berman and Evans 1987 diacu dalam Luna 2005).

Para pemasar harus memahami perilaku konsumen agar mampu memasarkan produknya dengan cara yang tepat. Pemahaman mengenai perilaku konsumen mencakup mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan konsumsi. Dengan pemahaman tersebut pemasar akan mampu memperkirakan bagaimana kecenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang diterimanya, sehingga pemasar dapat menyusun strategi pemasaran yang sesuai. Pada akhirnya, pemasar yang memahami konsumen akan memiliki kemampuan bersaing yang lebih baik (Sumarwan 2004, diacu dalam Luna 2005)

1.2 Rumusan Permasalahan

Ali Baba Restaurant berdiri pada bulan September tahun 2007. Restoran yang baru berdiri selama satu tahun lebih ini merupakan salah satu unit usaha yang tergabung dalam PT. Mirah Agung Perdana (MAP) yang dimiliki oleh Bapak Daffy Yahya. Unit usaha lainnya yang dimiliki oleh PT. MAP adalah Paparon Pizza. Restoran ini terletak di jalan Pangrango No.13 Bogor.

Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Ali Baba Restaurant adalah menu makanan yang sebagian besar berbahan dasar daging kambing muda yaitu

Lamb Kebuli (nasi kebuli kambing), Madhbie Steak (steak kambing muda), Shish

Kebab, Beef shoarma, Zoorbian Rice dan aneka minuman khas seperti Syai bil halil, Arabian Coffe dan lain-lain. dengan tingkat penyajian yang professional. Selain itu, keunggulan bahan dasar lainnya yaitu rempah-rempah yang menjadi ciri khas dari masakan etnis Timur Tengah. Bahan dasar rempah-rempah didatangkan langsung dari Timur Tengah sehingga memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan para pesaingnya


(31)

Harga yang diterapkan untuk produk Ali Baba Restaurant antara Rp 10.000 sampai Rp 40.000. Harga yang diterapkan pada produk Ali Baba

Restaurant menunjukkan bahwa pasar sasaran yang dipilih adalah semua kalangan

ekonomi. Disamping itu, Ali Baba Restaurant juga memiliki produk produk lain seperti Shisha (Rokok Arab), Continental Food, dan aneka coffee dan teh pilihan sebagai variasi makanan.

Segmen pasar dari Ali Baba Restaurant sendiri adalah keluarga dan remaja. Dalam memenuhi kepuasan konsumen, Ali Baba Restaurant mampu menawarkan suasana privasi yang klasik dan elegan baik dalam penyediaan tempat berkumpul bagi para remaja sambil menikmati rokok arab atau Shisha

yang menjadi salah satu menu sampingan dan penyelenggaraan pesta-pesta bagi keluarga. Selain itu, penyediaan fasilitas hotspot dan keramah tamahan pelayanan semakin menambah keramaian pengunjung yang datang terutama pada saat akhir pekan. Akan tetapi ramainya jumlah pengunjung ini belum sesuai dengan target jumlah pengunjung dengan standar kapasitas jumlah pengunjung yang ditetapkan oleh Ali Baba Restaurant (Tabel 4).

Tabel 4. Perbandingan Rata-rata Jumlah Pengunjung per Hari dan per Bulan dengan Standar Kapasitas Jumlah Pengunjung.

Jumlah Pengunjung Rata-rata per Hari Reguler (Senin-Jumat) (orang)

Jumlah Pengunjung Rata-rata per Hari Weekend

(Sabtu-Minggu) (orang)

Standar Kapasitas Jumlah Pengunjung per Hari

(orang)

30 50 120

Jumlah Pengunjung Rata-rata per Bulan

(orang)

Standar Kapasitas Jumlah Pengunjung per Bulan

(orang)

1000 3360

Sumber : Data Ali Baba Restaurant (2009) (diolah)

Tabel 4, memperlihatkan bahwa jumlah pengunjung rata-rata per hari Ali Baba Restaurant untuk produk regular hanya 25 persen dari standar kapasitas dan pada weekend hanya 41,67 persen dari standar kapasitas jumlah pengunjungnya. Tingkatan kunjungan pada saat weekend lebih besar dibandingkan pada saat regular. Hal ini dikarenakan pada saat weekend orang memiliki waktu untuk menikmati santapan di luar. Tingkat jumlah pengunjung rata-rata per bulan (1 bulan = 28 hari) hanya 29,76 persen dari standar kapasitas


(32)

jumlah pengunjung per bulannya. Tingkat jumlah pengunjung aktual yang lebih kecil dengan standar kapasitas jumlah pengunjung yang telah ditetapkan oleh Ali

Baba Restaurant mengindikasikan bahwa jumlah pengunjung masih belum

memenuhi target penjualan Ali Baba Restaurant.

Pada Tabel 5, menunjukkan bahwa jumlah produksi Ali Baba Restaurant

mulai dari bulan Januari hingga bulan Desember 2008 belum menunjukkan pertumbuhan perusahaan yang positif. Hal ini dapat dilihat dari jumlah produksi yang masih dibawah standar kapasitas produksi sehingga menunjukkan jumlah permintaan sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah penawaran. Jumlah produksi Ali Baba Restaurant dari Bulan Januari-Desember 2008 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Produksi Ali Baba Restaurant dari Bulan Januari-Desember 2008.

No Bulan Jumlah Produksi (Porsi)

1 Januari 800

2 Februari 700

3 Maret 700

4 April 900

5 Mei 900

6 Juni 800

7 Juli 800

8 Agustus 800

9 September 800

10 Oktober 800

11 November 800

12 Desember 800

Sumber : Bagian Produksi Ali Baba Restaurant

Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah produksi Ali Baba Restaurant

menunjukkan perkembangan yang stabil namun belum mengalami peningkatan yang signifikan untuk mencapai standar kapasitas produksi yaitu sebanyak 3360 porsi terutama pada produk makanan yang sering dipesan. Sehingga Ali Baba

Restaurant masih belum memenuhi target penjualannya dan harus terus

ditingkatkan agar sesuai dengan target produksi sebesar 73,22 persen. Perkembangan jumlah produksi makanan dapat dilihat pada Gambar 1.


(33)

Gambar 1. Perkembangan Jumlah produksi Ali Baba Restaurant Bulan Januari-Desember 2008

Sumber : Bagian Produksi Ali Baba Restaurant

Dapat dilihat bahwa jumlah pengunjung yang belum mencapai target dan jumlah produksi yang masih dibawah standar kapasitas produksi, dapat berpengaruh terhadap penjualan dan menjadi beberapa permasalahan yang terjadi pada Ali Baba Restaurant. Menghadapi permasalahan tersebut, dibutuhkan upaya pemasaran untuk meningkatkan penjualan melalui orientasi pada kebutuhan dan keinginan pelanggan sebagai sasaran utama bagi keberhasilan kegiatan pemasaran.

Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan penjualan pada Ali Baba Restaurant dan menciptakan posisi terbaik. Keberhasilan strategi pemasaran merupakan kunci bagi pengembangan usahanya. Strategi bauran pemasaran terdiri dari strategi produk, strategi harga, strategi tempat atau distribusi, strategi promosi, strategi proses, strategi orang, dan strategi fisik yang mempunyai pengaruh sangat besar dalam menentukan keberhasilan suatu usaha. Strategi pemasaran yang baik dari suatu restoran dapat membuka peluang untuk terus berkembang sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu meningkatkan penjualan dan memuaskan konsumen.

Berdasarkan uraian diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana strategi bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh Ali Baba Restaurant?

Data Perkembangan Jumlah Produksi pada Ali Baba Restaurant Tahun 2008


(34)

2. Bagaimanakah kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh Ali Baba Restaurant ?

3. Bagaimana alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi Ali Baba Restaurant?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Mengkaji strategi bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh Ali Baba

Restaurant

2. Menganalisis kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh Ali Baba Restaurant

3. Merumuskan alternatif strategi pemasaran terbaik dengan memperhatikan kondisi lingkungan perusahaan di Ali Baba Restaurant

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, manfaat yang akan didapat sebagai berikut :

1. Bagi pihak manajemen Ali Baba Restaurant, hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan pertimbangan alternatif terbaik dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

2. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat berguna untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang telah diterima selama perkuliahan dan diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan literatur untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi mengenai strategi pemasaran restoran.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya mengkaji strategi pemasaran yang sudah dijalankan oleh Ali Baba Restaurant, mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada Ali Baba Restaurant dan menyusun alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan di Ali Baba Restaurant. Untuk implementasinya diserahkan sepenuhnya kepada manajemen Ali Baba Restaurant sebagai pengambil keputusan akhir.


(35)

(36)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Restoran

Restoran berasal dari kata dalam bahasa Perancis restaurer yang berarti tempat menyediakan makanan. (Sugiarto diacu dalam Lestari 2008) menjelaskan bahwa pada dasarnya kebutuhan konsumen atau masyarakat akan jasa boga restoran berkaitan dengan tiga hal pokok, yaitu physical product (makanan dan minuman), psychological product yang mencakup sensual benefit (cuci mata, suasana nyaman), sense of side (kebersihan, kerapihan, dan kesopanan), sense of listening (music), dan yang terakhir kebutuhan akan customer service product

(kecepatan, reservasi, kemudahan transaksi).

Berdasarkan Peraturan Daerah kota Bogor Nomor 9 Tahun 2004, restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi umum ditempat usahanya dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam keputusan ini.

Restoran termasuk dalam kategori jasa, walaupun prosesnya terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak berwujud (intangible) dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi (Lovelock dan Wright, 2005). Menurut Kotler (2002) restoran terkait dengan orang, bukti fisik, dan proses, karena sebagian besar jasa diberikan oleh orang, seleksi, pelatihan, dan motivasi pegawai dapat membuat perbedaan yang besar dalam kepuasaan pelanggan. Hal inilah yang menyebabkan bisnis ini unik karena menggabungkan antara penjualan produk berupa makanan dan minuman dengan usaha memberikan pelayanan jasa kepada konsumennya.

Industri restoran merupakan salah satu bentuk usaha ekonomi yang memiliki prospek yang bagus, bahkan dalam kondisi krisis sekalipun. Sukses usaha dibidang pelayanan makanan & minuman ini tidak hanya ditentukan oleh jumlah pengunjung tetapi juga ditentukan oleh kemampuan meningkatkan pertumbuhan pelanggannya. Bisnis restoran memiliki prospek yang bagus, tetapi


(37)

sangat rentan, terutama terhadap masalah konsistensi rasa, kontrol mutu, dan pelayanannya. Sehingga pelaku bisnis ini membutuhkan pemahaman yang kuat tentang bisnis restoran terutama yang berkaitan dengan produk, mutu pelayanan, manajemen, adminstrasi & pengawasan.

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan bisnis restoran. Menurut Siahan (2008), keberhasilan operasional restoran dapat dilihat dari lima hal yang disebut G-factors, yaitu:

1. Good Food (G-1)

Dimana makanan yang disajikan kepada tamu dalam keadaan segar dan sistem pengelolaan yang baik, penyimpanan bahan baik, peralatan dan perlengkapan berkualitas tinggi dan higienis, cita rasa makanan baik dan sesuai dengan selera konsumen.

2. Good Location & Parking Facilities (G-2)

Lokasi restoran harus strategis, dimana lokasi merupakan pedoman dalam mendirikan restoran. Luas tempat parkir juga menentukan kenyamanan konsumen. Oleh Karena itu, restoran harus mudah terlihat dan dijumpai, memiliki daya tarik dengan pemilihan warna atau ornamen khusus serta letaknya tidak terlalu jauh dari pusat keramaian.

3. Good Atmosphere (G-3)

Suasana yang nyaman dan menyenangkan perlu diciptakan demi kepuasan konsumen melalui penampilan interior yang seimbang, dekorasi yang digunakan, pemilihan warna dan fasilitas lengkap seperti toilet, kursi dan meja serta table set up yang lengkap.

4. Good Reputation (G-4)

Reputasi yang baik harus dimiliki oleh sebuah restoran meliputi pelayanan, pengelolaan dan prestasi sehingga membentuk suatu kesan yang baik yang dapat mempengaruhi pendapat masyarakat.

5. Good Pleasant & Courteous Service (G-5)

Perlakuan tata saji dilakukan dengan begitu mengesankan, menyenangkan dan memuaskan. Pramusaji harus mampu memberikan masukan bagi para tamu yang kurang memahami keinginannya dan menyajikan makanan dengan tata saji yang berkualitas, sopan dan ramah.


(38)

2.2 Produk (Barang dan Jasa)

Menurut Kotler (2005), produk yang ditawarkan suatu perusahaan ke pasar sering mencakup beberapa jasa, komponen jasa dapat berupa bagian kecil atau bagian seluruh tawaran tersebut. maka jasa dapat dibedakan menjadi lima kategori, yaitu :

a) Barang berwujud murni, artinya barang tersebut tidak pernah disertai oleh jasa. Contoh : sabun, pasta gigi

b) Barang berwujud yang disertai jasa, artinya barang berwujud yang ditawarkan disertai oleh satu atau beberapa jasa. Contoh : mobil Toyota lebih berhubungan dengan pelayanan daripada produksi.

c) Campuran, terdiri dari barang dan jasa dengan bagian yang sama. Contoh: restoran.

d) Jasa utama yang disertai barang dan jasa yang sangat kecil. Terdiri atas jasa utama bersama jasa tambahan atau barang pendukung. Contohnya: tiket pesawat.

e) Jasa murni, merupakan hanya terdiri dari jasa. Contoh : penjagaan bayi.

2.3 Jenis-Jenis Restoran

Berdasarkan tingkat keorisinilannya, restoran dapat dibedakan menjadi 10 jenis (Torsina, 2000) :

1. Familiy Conventional

Restoran semacam ini menghidangkan makanan dan minuman yang tradisional bagi tradisi keluarga. Restoran ini mementingkan suasana dan dari segi harga yang cukup bersahabat. Dalam segi pelayanan dan dekorasi terbilang cukup sederhana. Dengan tujuan untuk menarik lebih banyak keluarga dalam satu rombongan beserta relasi atau kenalannya.

2. Fast Food

Restoran siap saji ini memiliki keterbatasan dalam jenis menu yang disajikan, dan dekorasi ruang yang mendominasi warna-warna utama dan terang. Dari segi harga tidak terlalu mahal. Restoran jenis ini berhubungan dengan Eat-In

(makan di restoran) dan take out (dibawa keluar atau pulang). Restoran ini lebih mengutamakan banyak pelanggan dan paling banyak diusahakan oleh para pelaku restoran di Indonesia dewasa ini.


(39)

3. Kafetaria

Jenis restoran ini, biasanya terdapat di gedung-gedung perkantoran atau pusat perbelanjaan, sekolah atau pabrik-pabrik. Menu yang disajikan berganti-ganti setiap harinya dengan harga yang cukup ekonomis. Tipe penyajian swalayan dengan menu agak terbatas seperti menu-menu yang disajikan di rumah.

4. Gourmet

Restoran ini mengutamakan penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman yang sifatnya khusus, di mana pelayanan dan jenis makanan yang dihidangkan termasuk eksklusif. Biasanya pelayanan dan harga makanan dan minuman yang dihidangkan sesuai dengan kualitas. Oleh karena itu restoran semacam ini termasuk restoran golongan mewah atau diperuntukkan bagi golongan VIP.

5. Etnik

Restoran ini menyajikan masakan dari daerah (suku atau Negara) yang spesifik. Misalnya : masakan Jawa Timur, Manado, Cina, India, Timur Tengah dan lain-lain. Pakaian seragam dari pelayannya disesuaikan dengan daerah asal makanan dan minuman. Dekorasi tempat dan ruangan menggambarkan suasana etnik tertentu.

6. Speciality Restaurants

Restoran ini menyajikan menu yang khas, berkualitas, dan menarik perhatian. Harga yang relatif mahal. Tempat dan lokasi biasanya jauh dari pusat keramaian yang ditunjukkan untuk wisatawan atau orang-orang yang ingin mentraktir teman, keluarga, partner bisnis dalam suasana yang khas dan unik. 7. Buffet

Ciri utama buffet adalah berlakunya satu harga untuk makan sepuasnya apa yang disajikan dalam buffet. Produk minumana berupa wine, linquor, dan bir yang dapat dipesan dengan khusus. Display makanan cukup memegang peranan penting dalam promosi.

8. Coffee Shop

Ciri khas dari restoran ini adalah tempat duduk yang berganti-ganti dengan cepat untuk menandakan suasana tidak formal dan pelayanan makan cepat saji. Lokasi dan tempat utama berada di sekitar gedung perkantoran, pabrik-pabrik, dan pusat perbelanjaan dengan traffic pejalan yang tinggi. Menu utama yang ditujukan disini adalah untuk coffee break.


(40)

9. Snack Bar

Restoran ini ditunjukkan untuk orang-orang yang ingin jajanan dan makanan kecil. Ruangan biasanya lebih kecil tetapi bisa memperoleh volume penjualan yang lumayan besar. Banyak menawarkan pesanan take-out. Dekorasi tempat sederhana serta ukuran kecil hanya untuk beberapa orang.

10. Drive In Drive Thru or Parking

Restoran ini melayani pembelian dengan diantar hingga ke mobilnya, pesanan diantar sampai ke mobil untuk eat-in (sementara parkir) atau take away

dengan kemasan makanan yang dibungkus lebih praktis. Lokasi sesuai dengan tempat parkir baik motor maupun mobil.

2.4 Kategori Restoran Berdasarkan jenis Makanan yang Disediakan

(The “JAKARTA KINI” Restaurant Guide diacu dalam Nugraha 2004) membedakan kategori makanan berdasarkan jenis makanan yang disediakan :

1. American Food

Makanan yang khas dari Amerika adalah hot dogs, hamburgers dan fries.

Banyak restoran Amerika yang menyajikan beberapa jenis makanan yang merupakan bauran dari Negara-negara lain di luar Amerika seperti Roast Beef

(Inggris) dan Lasagna ( Italia) serta Nachos (Meksiko).

2. Chinnese Food

Bagi masyarakat Cina, makanan adalah hidup mereka dengan memperhatikan kandungan makanan yang akan mereka konsumsi. Masyarakat Cina sangat memperhatikan kesehatan, sehingga tak jarang mengandung bahan yang dapat menjaga kebugaran tubuh.

3. European Food

Masakan Eropa terkenal dengan kemewahannya diseluruh dunia. Banyak orang masih belum mengenali keragaman cara memasak masakan Eropa, karena benua Eropa sendiri dihuni oleh beberapa Negara dengan kebudayaan yang sangat beragam.

4. Indian Food

Masakan India dapat dengan mudah dikenali oleh masyarakat, karena kekhasannya yaitu aroma dan warna yang memiliki ciri tertentu. Masakan India mempengaruhi Negara Asia lainnya, seperti Thailand, Malaysia dan Indonesia.


(41)

5. Indonesian Food

Masakan Indonesia yang kaya akan rempah-rempah menghasilkan variasi makanan yang sangat beragam, mengingat Indonesia merupakan Negara yang beraneka macam suku dan budaya dari masing-masing daerah sehingga memiliki ciri khas makanan dari masing-masing daerah tersebut.

6. International Food

Restoran internasional tidak menyediakan masakan khas yang berasal dari satu Negara, biasanya menu-menu yang disajikan berasal dari beberapa Negara. Berbagai macam menu masakan yang disajikan, membuat kemudahan terhadap pemilihan masakan yang diinginkan.

7. Italian Food

Masakan Italia terkenal dengan sajian berbagai jenis masakan yang berbahan dasar pasta yang dikombinasikan dengan ikan dan makanan laut lainnya. Masyarakat Italia memperhatikan makanan yang dikonsumsi sehingga memiliki cita rasa yang tinggi.

8. Japanese Food

Masakan Jepang terkenal dengan keuniknnya, karena disajikan tanpa proses pematangan sebelumnya. orang Jepang menganggap bahwa makanan yang dikonsumsi mentah lebih sehat dan bergizi, karena tidak ada kandungan gizi dari bahan makanan yang hilang bersamaan dengan proses pematangan.

9. Middle Eastern Food

Masakan Timur Tengah sangat eksotik sesuai dengan namanya. Kaya akan nilai-nilai sejarah, budaya dan masakan Timur Tengah sangat khas dengan rasa pedasnya yang merupakan perbatasan antara budaya Timur dan Barat.

10. Sea Food

Masakan yang didominasi dengan bahan dasar yang berasal dari laut, memiliki rasa yang segar dan alami. Indonesia merupakan penghasil makanan laut terbesar, sehingga tidak heran banyak orang yang mengkonsumsi seafood.

11. Thai Food

Masakan Thailand banyak dipengaruhi oleh masakan India, Malaysia dan Cina. Namun tidak mengurangi keragaman masakannya dengan ciri khas tertentu yang berbeda.


(42)

12. Vegetarian Food

Kecenderungan hidup sehat untuk sebagian masyarakat tertentu membuat permintaan akan masakan yang berbahan sayuran dan buah-buahan semakin meningkat. Itulah salah satu alasan maraknya persaingan restoran yang menyajikan masakan khusus untuk para vegetarian.

2.5 Restoran Etnis

Kata etnik (ethnic) berasal dari kata bahasa Yunani ethnos, yang merujuk pada pengertian bangsa atau orang. Sering kali ethnos diartikan sebagai setiap kelompok sosial yang ditentukan oleh ras, adat istiadat, bahasa, nilai dan norma budaya dan lain-lain. Pada akhirnya akan mengindikasikan adanya kenyataan kelompok yang minoritas atau mayoritas dalam suatu masyarakat. Semakin banyaknya berbagai etnis asing yang terdiri dari suku dan budaya masing-masing daerah atau Negara, bukan hal yang aneh lagi jika keberadaan restoran dengan menu yang etnis semakin banyak. Masakan etnis menyajikan masakan dari daerah (suku atau Negara) yang spesifik. Misalnya : masakan daerah yang berasal dari Jawa, Manado, Padang, Sunda, Betawi, sedangkan masakan yang berasal dari mancanegaranya antara lain Cina, India, Timur Tengah, Eropa dan lain-lain. Hal ini menjadi suatu target dari pengusaha untuk menarik pembeli yang memiliki ikatan emosional dengan jenis masakan tersebut.

Restoran etnis pada umumnya tergantung situasi pariwisata setempat kecuali restoran China yang disini sudah memiliki masyarakat konsumen, bukan hanya etnis China, Suku Tionghoa, tapi juga banyak orang asli Indonesia yang menggemari masakan China karena cocok dengan rasanya. Sedangkan masakan etnis lain sepert Jepang, Korea, Thai, India harus dapat bekerja sama dengan

travel agent untuk mendapatkan pembeli, karena pada umumnya turis yang berada

di Indonesia dan jumlah masyarakat yang menggemari masakan itu jumlahnya terbatas.

Ketergantungan inilah yang sebenarnya harus dihindari oleh suatu restoran. Dengan demikian adanya risiko cukup tinggi bagi suatu restoran etnis jika tidak didukung pembeli etnis dalam jumlah banyak dan bersifat konstan. Dalam hal ini, pembeli domestik tidak dapat terlalu diharapkan karena sebagian besar datang ke restoran jenis etnik restoran ini hanya sekedar dalam rangka


(43)

mencoba-coba sesuatu yang baru sehingga sudah tidak harus selalu dikaitkan bahwa mereka pasti akan menjadi pembeli tetap. Kontinuitas kedatangan kosumen, meskipun harus disertai ketergantungan yang sulit dilepaskan.

Pemilihan makanan etnis tergantung etnis mana yang ingin dituju oleh pemilik. Seperti suatu restoran dari etnik European terdiri dari restoran Itali,

Perancis, Spanyol atau Middle East Restaurant (Restoran Timur Tengah). Selain

itu, terdapat Asian restaurant seperti masakan Thai, India, Korea, Jepang dan

China. Dengan kejelasan menu dan harga yang dipastikan cukup tinggi, maka pemilik dapat bersaing dengan restoran lain.

2.6 Middle Eastern Food

Keragaman makanan dapat membentuk klasifikasi tertentu, diantaranya adalah makanan yang dapat diklasifikasikan sebagai makanan etnis yang berasal dari suatu etnis tertentu. Masakan timur tengah merupakan masakan dari berbagai negara & bangsa di Timur Tengah seperti Arab Saudi, Iran, Irak, Turkish, Yaman dan lain-lain. Masakan Timur Tengah yang merupakan perbatasan antara budaya Timur dan Barat adalah masakan yang sangat eksotik dan kaya akan nilai-nilai sejarah, budaya dan rasa yang sangat khas. Masakan Timur Tengah tentu akan sangat familiar dengan masakan Arab dengan menu-menu yang terdiri dari Lamb Rice Kebuli (nasi kambing kebuli), Khubus (Roti Arab), Shisha (rokok khas Arab), Madhbie Steak (steak kambing muda) dan lain-lain.

Masakan Timur Tengah yang memiliki rasa khas pedasnya dan asam, sebagian besar berbahan dasar daging kambing. Hal ini dikarenakan daging kambing memiliki tingkat keempukan dan kekenyalan serta tekstur yang padat dibandingkan jenis daging lainnya. Oleh Karena itu, banyak masakan Arab yang didominasi daging kambing dan sebagian kecil berbahan dasar daging sapi. Perbandingan kandungan gizi daging kambing dibandingkan daging sapi dapat dilihat pada Tabel 6.

Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan bahwa daging kambing mempunyai kandungan gizi yang tidak kalah penting dengan daging sapi. Hal ini dilihat pada kandungan kolesterolnya kurang lebih sama dengan daging sapi. Dalam hal mitos, daging kambing dipercayai bahwa dengan mengkonsumsinya akan menaikkan


(44)

tekanan darah. Hal tersebut tidak dapat terbukti secara medis, namun apabila dikonsumsi secara berlebihan tetap dapat mempertinggi resiko hipertensi.

Tabel 6. Perbandingan Kandungan Gizi Daging Kambing dan daging Sapi per 100 gram

Daging Daging Kambing Daging Sapi

Lemak Total 9,2 14,0

Lemak Jenuh 3,6 5,1

Lemak Tidak Jenuh 0,6 0,5

Kolesterol 70,0 70,0

Sumber : Winata (2008)

Beberapa bahan yang umum digunakan dalam masakan Timur Tengah termasuk minyak zaitun, pitas, madu, wijen bibit, sumac, chickpeas, mint dan

parsley. Terdapat banyak perbedaan regional dalam masakan Timur Tengah, tidak

seperti pada kebanyakan masakan Barat, kayu manis digunakan dalam piring daging sweets seperti Bahlava Desserts lainnya termasuk variasi puding beras dan adonan yang digoreng. Campuran tanah kacang yang pada umumnya digunakan untuk keperluan Saffon. Saffon digunakan dalam segala hal mulai untuk campuran sweets dan beras, minuman seperti fruit juices yang cukup populer di wilayah gersang. Namun terdapat kesamaan dalam bumbu masakan Timur Tengah yang ditekankan dalam masakan India. Hal ini terjadi karena adanya interaksi dari hasil perdagangan antar kedua Negara tersebut.

2.7 Penelitian Terdahulu

Nugraha (2004) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran pada Restoran Waralaba Bakmi Japos”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi bauran pemasaran yang telah diterapkan perusahaan, mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal serta merumuskan alternatif strategi pemasaran yang dapat dijalankan dimasa yang akan datang. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT. Alternatif– alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan antara lain meningkatkan promosi perusahaan melalui iklan mini pada surat kabar lokal minimal satu bulan sekali dan meninjau kembali peraturan-peraturan baru disetiap cabangnya.


(45)

Pemasaran Restoran Ayam Goreng Fatmawati Cilandak Town Square”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi bauran pemasaran yang telah dterapkan perusahaan, mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal serta merumuskan alternatif strategi pemasaran yang dapat dijalankan dimasa yang akan datang. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT. Alternatif–alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan antara lain meningkatkan promosi perusahaan melalui media iklan di televisi, Koran, majalah, serta radio, memberikan pelatihan tambahan untuk para karyawan, dan mempertahankan menu andalan restoran.

Luna ( 2005) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Restoran dengan Metode SWOT (Studi Kasus Restoran Raffles, Megamendung Bogor)” melakukan analisa faktor internal dan ekstenal perusahaan serta perumusan strategi dengan metode SWOT. Dalam penelitian ini dilakukan kuesioner bagi para konsumen untuk mengetahui apa yang diinginkan konsumen dari restoran Raffles dengan menggunakan Focus Group Discussion (FGD). Tujuan penelitian ini untuk merumuskan strategi pemasaran bagi restoran Raffles dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan posisinya agar dapat bersaing dengan restoran lainnya. Strategi yang tepat untuk dijalankan adalah strategi diversifikasi meliputi pengembangan produk, service, pengembangan bisnis lainnya.

Rahmadhoni (2006) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Restoran Sunda Pajajaran Bogor”. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pelaksanaan bauran pemasaran restoran, menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap kinerja bauran pemasaran, mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberhasilan perusahaan. Metode maupun alat analisis menggunakan analisis IPA dan matriks SWOT. Alternatif–alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan antara lain mempertahankan penggunaan bahan baku lokal, meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan pada internet dan radio, menjadikan konsumen sebagai agen pemasar, mengadakan program pemberian diskon dan mempertahankan desain ruangan serta meningkatkan kenyaman suasana restoran.


(46)

Sagala (2007) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran California Fried Chicken, Cabang Dramaga Bogor”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan bauran pemasaran restoran, menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk perushaan. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM. Faktor strategi internal yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah memiliki standar SPO dan pelayanan yang baik sedangkan kelemhan utamanya adalah kurang melakukan kegiatan promosi. Faktor strategis eksternal yang menjadi peluang utama adalah perubahan gaya hidup masyarakat sedangkan ancaman utama adalah persaingan yang tinggi. Alternatif strategi terbaik berdasarkan matriks QSPM yaitu melakukan kegiatan promosi yang lebih efektif untuk meningkatkan pangsa pasar.

Meilawati (2007) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Restoran Cepat Saji (Studi Kasus Restoran Papa Ron’s Pizza Bogor)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan bauran pemasaran restoran, menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk perusahaan. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM. Alternatif strategi terbaik yaitu strategi SO melalui membuka cabang baru dengan merekrut tenaga yang berkualitas, pemanfaatan teknologi secara optimal, meningkatkan promosi penjualan.

Mukti (2007) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan bauran pemasaran restoran, menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk perushaan. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM. Alternatif strategi terbaik yaitu strategi pengembangan promosi yang lebih gencar, memperbaiki kualitas pelayanan restoran, memperbaiki kualitas manajemen restoran, membuka usaha layanan delivery order.


(47)

Erlianingsih (2008) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Restoran Pondok Makan Mirah, Jakarta Selatan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan bauran pemasaran restoran, menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk perushaan. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM. Alternatif strategi terbaik yaitu konsentrasi pada pengembangan produk, menggunakan tenologi dengan mesin autodebit dan merchant kartu kredit, memberikan menu paket pada jam tertentu, meminimalkan biaya produksi, menjadi anggota PHRI.

Siahaan (2008) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan bauran pemasaran restoran, menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk perushaan. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM. Alternatif strategi terbaik berdasarkan matriks QSPM yaitu menjaga kualitas produk makanan dan layanan konsumen, melakukan evaluasi & kajian kemampuan restoran dalam menghadapi persaingan, mengoptimalkan kegiatan promosi, menyediakan layanan pesan antar, membuka outlet baru, mempertahankan strategi penetapan harga, menjaga hubungan baik dengan pemasok serta menjaga kualitas bahan baku.

Maulina (2009) dalam penelitian yang berjudul “ Strategi Pengembangan Usaha pada Death By Chocolate (DBC) & Spageti Restaurant Kota Bogor”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan bauran pemasaran restoran, menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk perushaan. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM. Alternatif strategi yang dapat diterapkan yaitu mempertahankan kualitas & keunggulan produk, melayani pangsa pasar menengah ke bawah, meningkatkan kegiatan pemasaran, melakukan diversifikasi produk, meningkatkan loyalitas, meningkatkan kemampuan manajemen. Hasil analisis QSPM menunjukkan bahwa strategi terbaik adalah meningkatkan kegiatan pemasaran untuk meningkatkan penjualan.


(48)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya, maka dalam penelitian ini mengambil topik yang berbeda mengenai analisis strategi pemasaran

Ali Baba Restaurant, Bogor. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya yaitu perusahaan yang diteliti adalah restoran etnik dengan ciri khas masakan Timur Tengah. Alat analisis data yang digunakan adalah matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM.


(49)

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN

1.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Konsep Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “ strategos” yang berasal dari kata “stratus” yang berarti militer dan “ag” yang berarti memimpin strategi didefinisikan sebagai semua keputusan pada sasaran bisnis dan cara untuk mencapai sasaran tersebut menurut (Drucker diacu dalam Siahaan 2008).

Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta rumusan pada pendayagunaan dan semua alokasi sumberdaya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut (Rangkuti, 2005). Sedangkan menurut David (2006) bahwa strategi merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar. Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai “ sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumberdaya yang penting dalam mencapai tujuan dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan kompetitif, komparatif, dan sinergis ideal berkelanjutan kearah, cakupan dan perpektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau organisasi” (Triton diacu dalam Siahaan 2008).

3.1.2 Manajemen Strategis

Manajemen strategis adalah seni dan ilmu untuk pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan–keputusan strategis antar fungsi yang memungkinkan sebuah perusahaan mencapai tujuan di masa yang akan datang (Umar, 2001). Namun untuk saat ini konsep strategi mengalami perkembangan, menurut (Andrew dan Chaffe diacu dalam Umar 2001), strategi merupakan kekuatan motivasi untuk stakeholder baik secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan. Proses manajemen strategis berusaha mengorganisasikan informasi kuantitatif dengan cara yang


(50)

memungkinkan keputusan efektif diambil dalam kondisi tidak menentu. Pada penerapan strategis membutuhkan pengalaman, penilaian, perasaan dan intuisi.

Pengambilan keputusan startegis tidak dapat dilakukan dengan hanya mengandalkan intuisi saja, melainkan dibutuhkan analisis mendalam dan terarah, sehingga keputusan yang akan dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Menurut (Hickson, et.al diacu dalam Meilawati 2007), keputusan strategis memiliki tiga karakteristik, yaitu:

1. Rare, yaitu keputusan-keputusan strategis yang tidak biasa, khusus dan tidak dapat ditiru

2. Consequential, yaitu keputusan-keputusan strategis yang memasukkan

sumberdaya penting dan menyangkut banyak komitmen

3. Directive, yaitu keputusan-keputusan strategis yang menetapkan keputusan yang dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan yang diperlukan di masa yang akan datang untuk keseluruhan organisasi.

Menurut David (2006), manajemen strategis merupakan seni dan pengetahuan untuk menformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai tujuannya. Manajemen strategis akan membantu perusahaan dalam melihat ancaman dan peluang di masa yang akan datang, sehingga memungkinkan organisasi untuk dapat mengantisipasi kondisi yang selalu berubah. Selain itu, manajemen strategis juga menyediakan sasaran serta arah yang jelas bagi masa depan perusahaan, sehingga perusahaan yang mengembangkan sistem manajemen strategis mempunyai kemungkinan tingkat keberhasilan lebih besar daripada yang tidak menggunakan sistem ini.

Manajemen strategis membantu suatu perusahaan atau organisasi untuk memformulasikan strategi yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang lebih sistematik, logis, dan rasional untuk pilihan strategis. Berikut model komprehensif manajemen strategis menurut David (2006) pada Gambar 2.


(51)

Gambar 2. Model Komprehensif Proses Manajemen Strategis Sumber : David (2006)

Proses manajemen strategis merupakan alur dimana penyusun strategis menentukan sasaran dan menyusun strategi. Proses manajemen strategis menurut David (2006), terdiri dari tiga tahap, yaitu :

1. Formulasi strategi

Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dam misi, mengindentifikasikan peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.

2. Implementasi strategi (Strategy implementation)

Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan.

3. Evaluasi strategi

Tiga aktivitas dasar dalam evaluasi strategi adalah meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja atau prestasi, dan mengambil tindakan korektif. Evaluasi strategi merupakan tahap final dalam manajemen strategis.

Menetapkan tujuan jangka panjang Menjalankan audit eksternal Mengembang kan pertanyataan visi dan misi

Mengukur dan mengevaluasi kinerja Menjalankan audit internal Merumuskan , evaluasi, dan memilih strategi Implementasi strategi- isu manajemen Implementa si strategi-isu-isu pemasaran keuangan, akuntasi, RAD, Sistem informasi


(52)

3.1.3 Definisi Pemasaran

Pemasaran sangat memegang peran penting dalam daur produk dari produsen ke tangan konsumen. Menurut Kotler (2005), definisi pemasaran dibedakan menurut sosial dan manajerial. Definisi sosial menunjukkan peran yang dimainkan oleh pemasaran didalam masyarakat, yaitu “menghasilkan standar hidup yang lebih tinggi”. Sedangkan menurut manajerial, yaitu pemasaran digambarkan sebagai “seni menjual produk”. Jadi pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa sebenarnya proses pemasaran itu terjadi dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi. Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi berbagai faktor sosial, politik, ekonomi, dan manajerial (Rangkuti, 2005).

Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi (Kotler, 2005). Tujuan pemasaran yang lebih penting adalah mengetahui dan memahami pelanggan (customer) dengan baik sehingga produk dan jasa tersebut cocok dan dapat terjual. Pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap membeli dan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan.

Dewasa ini kegiatan pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia usaha. Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi, mengidentifikasikan dan mengukur besarnya, menentukan pasar sasaran yang paling baik yang dapat dilayani, menentukan produk, jasa, dan program yang sesuai untuk melayani pasar-pasar ini dan meminta setiap orang dalam organisasi untuk berfikir dan melayani pelanggan.

1.1.4 Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran dalam bisnis merupakan suatu cara untuk memperoleh hasil yang diinginkan berdasarkan kondisi dan struktur yang berlaku. Strategi ini


(1)

Matriks QSP

Faktor Kunci Bob ot

Strategi 1 Startegi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS Internal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Total Prioritas Strategi

Matriks QSP

Faktor Kunci Bob ot

Strategi 1 Startegi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS Eksternal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Total Prioritas Strategi


(2)

(3)

(4)

Lampiran 11. Daftar Menu & Harga

Ali Baba Restaurant

No MENU Harga (Rp)

Appetizer

1. Arabic Salad 15.000

2. Fruit Zalata 15.000

3. Caesar Classic 18.000

4. Ali Baba Salad / Chef Salad 18.000

5. Corn Soup 18.000

6. Soup Maraq 25.000

7. Alibaba Vegetables Soup 15.000

8. Shorbat Dajaj/Chicken Cream Soup 18.000

Main Course

1. Riz Choices Chicken 25.000

2. Chiken Mashwi 35.000

3. Shis Thouq 32.000

4. Gulai Kambing Kacang Hijau 35.000

5. Dajaj Steak 35.000

6. Madhbie Steak 40.000

7. Awsal 40.000

8. Laham or Chicken Kebuli 40.000

9. Lamb/Beef Shawarma 40.000

10. Masak Tambi 30.000

11. Shis Kebab 40.000

12. Arabic Chicken Biryani / Zoorbian 40.000

13. Chicken Marocco 22.500

14. Mixed Kebab 38.000

Light Snack

1. Beef Sambousa 12.000

2. Shanklish/Arabic Spring Roll 15.000

3. Garlic Bread 10.000

4. French fries 15.000

5. Calamari 27.500

6. Mix Snack 22.500

7. Onion Ring 10.000

8. Chicken Wing 15.000

Side Order

1. Khubus 10.000

2. Hummus 25.000

3. Mottabal 28.000

From The Western Kitchen

1. Ali Baba Sandwich 22.500

2. Ali Baba Burger 22.500

3. Ivanno Hotdog 25.000

4. Spicy lamb Grilled 25.000

5. Chicken Cordon Bleu 37.500

6. Ali Baba Ommelete 22.500

7. Belmiro Chicken Grill 32.500

8. Lamb Grill 35.000

9. Chicken Grill 25.000

10. Spagetti Arabian 25.000

11. Spagetti Aglio-lio 22.500

Desserts

1. Roti Maryam 12.000


(5)

3. Banana split 15.000

4 Mixed Slice Fruits 10.000

Beverages

1. Hot Cappucino 12.000

2. Ice cappuccino 12.000

3. Arabian Coffee 9.000

4. Syai 12.000

5. Syai Anahna 12.000

6. Green Syai 12.000

7. Ali Baba Tea 12.000

8. Ginger Tea 12.000

9. Arabian Hot Chocolate 12.000

10. Syai Bil Halib (2 person) 15.000

11. Syai Bil Halib (4 person) 18.000

12. Cinnamon Tea 18.000

13. Deri’s Health Drink 12.000

14. All Kind Juices 12.000

15. Soft Drink 8.000

Mocktail

1. Ali Baba Sunset Punch 18.000

2. Aladdin 18.000

3. Corniche Pink 18.000

4. Oasis On Dessert 18.000

5. Ali Baba Punch 18.000

6. Jameel 18.000

7. Lemon Tea 10.000

Shake N Shake

1. Vanilla Shake 15.000

2. Strawberry Shake 15.000

3. Chocco Shake 15.000

4. Orange Shake 15.000

5. Ali Baba Shake 15.000

6. Mango Shake 15.000

7. Shisha 35.000


(6)

Lampiran 12. Denah Lokasi

Ali Baba Restaurant

!

" #

$ #

%

!

$

&

'

&

(

"

)

*

+ ,

*

+

"

!

-+

!

+

!

!

.

/ 0

!

/-)!,