1.2 Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis terhadap lingkungan eksternal restoran merupakan tahap untuk
mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Aspek eksternal yang dianalisis yaitu lingkungan makro dan lingkungan mikro.
1.2.1 Lingkungan Makro
Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan. Lingkungan makro terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial budaya, dan teknologi.
a. Faktor Politik dan Hukum
Faktor politik berhubungan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah, kondisi politik dan kondisi keamanan negara. Kondisi politik dan keamanan negara, dapat
memberikan rasa tidak aman dan tenang kepada seluruh wisatawan asing yang datang ke Indonesia. Hal ini mempengaruhi dapat memberikan dampak yang
negatif terhadap peningkatan jumlah wisatawan asing apabila terjadi secara terus menerus.
Selain itu, dalam menjalankan suatu bisnis, tidak lepas dari suatu intervensi pemerintah dalam membuat peraturan, undang-undang, dan kebijakan-kebijakan
lainnya yang mempengaruhi usaha tersebut. Salah satu intervensi pemerintah adalah aspek hukum yang harus diperhatikan oleh Ali Baba Restaurant mengenai
hukum kepariwisataan. Hukum kepariwisataan ini berupa undang-undang RI Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pasal 14 menyatakan salah satu
jenis usaha pariwisata adalah penyediaan jasa makanan dan minuman. Peraturan- peraturan lain yang harus diperhatikan oleh Ali Baba Restaurant adalah Peraturan
Daerah Kota Bogor Nomor 9 Tahun 2004 tentang Retibusi Izin Usaha Kepariwisataan serta Peraturan Daerah kota Bogor Nomor 16 Tahun 2002 tentang
Pajak Restoran.
b. Faktor Ekonomi
Ketidakstabilan kondisi perekonomian saat ini memberi pengaruh terhadap kecenderungan iklim usaha yang tidak menentu. Perekonomian yang dialami oleh
Indonesia tidak selalu stabil, salah satu penyebabnya adalah kenaikan harga bahan baku yang disebabkan oleh inflasi yang tinggi di suatu negara dapat dilihat pada
Tabel 15.
Tabel 15. Data Inflasi di Indonesia Tahun 2005-2008
Tahun Inflasi
2005 17,11
2006 6,60
2007 6,59
2008 11,06
Sumber : BPS 2009
Kenaikan harga bahan baku akan berkorelasi dengan biaya produksi, sehingga membuat harga jual menjadi tinggi dan mengakibatkan menurunnya
daya beli masyarakat. Tingkat pendapatan masyarakat yang semakin besar menunjukkan daya beli masyarakat yang semakin besar pula. Hal ini merupakan
peluang bagi industri makanan terutama restoran sehingga memiliki prospek yang bagus Tabel 16.
Tabel 16. Perkembangan dan Laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita Kota Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2003-2006
Tahun PDRB
Jutaan Rupiah PDRB Per Kapita
Rp Laju Pertumbuhan
PDRB Per Kapita
2003 3.168.185,54
3.860.313 2,02
2004 3.361.438,93
4.042.275 4,71
2005 3.567.231,21
4.171.786 3,20
2006 3.782.273,71
4.307.152 3,24
Rata-Rata 3,29
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2007
Pada periode tahun 2003-2006, laju pertumbuhan PDRB per kapita kota Bogor rata-rata mengalami peningkatan sebesar 3,29 persen setiap tahunnya.
Peningkatan pendapatan masyarakat kota Bogor menunjukkan daya beli
masyarakat yang semakin meningkat pula dan akan mendorong pertumbuhan usaha restoran di kota Bogor.
c. Faktor Sosial, Budaya dan Demografi
Perubahan gaya hidup masyarakat dimana produktivitas kerja yang tinggi, menyebabkan semakin sedikitnya waktu untuk menyediakan makanan sehingga
masyarakat semakin menginginkan kepraktisan dan kecenderungan untuk menikmati makan di luar rumah. Perubahan gaya hidup ini menyebabkan
bertumbuhnya restoran-restoran karena besarnya keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut.
Dilihat dari segi demografi, jumlah penduduk yang besar dan terus bertambah di kota Bogor memberikan peluang bagi Ali Baba Restaurant.
Pertumbuhan penduduk kota Bogor terus mengalami peningkatan tiap tahunnya
dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Penduduk Kota Bogor Menurut Jenis Kelamin Tahun 2003-2007
Tahun Laki-laki
Perempuan Total
2003 419,252
401,455 820,707
2004 424,819
401,455 831,571
2005 431,819
423,223 855,085
2006 444,508
434,630 879,138
2007 457,717
447,415 905,132
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2008
Meningkatnya populasi penduduk ini, mengakibatkan peningkatan permintaan masyarakat terhadap konsumsi makanan. Selain itu, pertumbuhan
penduduk yang sangat besar menimbulkan banyaknya angkatan kerja yang tersedia. Angkatan kerja yang tersedia di Bogor jumlahnya sangat besar termasuk
para pencari kerja yang berdasarkan tingkatan pendidikan. Jumlah pencari kerja yang tersedia di kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 18.