Direktorat Pembinaan SMK 2008
36
Sebab dengan komponen ini, kamera dapat bekerja. Untuk itu diperlukan
manajeman yang
baik dalam
mengelola agar baterai yang dipakai selalu dalam kondisi stand by siapa
pakai. Sebagai contoh penggunaan adalah jika kita akan melakukan
syuting diluar ruangan out door, maka baterai-baterai yang akan
dipakai harus dipersiapkan sedari awal.
Bagian kamerawan
yang biasanya mengenal betul setiap
komponen kameranya harus dapat mengetahui persedian baterai yag
akan dipakai dihubungkan dengan durasi pengambilan gambar. Sebagai
contoh jika team akan melakukan gambar selama seharian penuh,
maka bagian kameramen harus sudah
dapat memperhitungkan
seberapa banyak baterai yang harus dibawa.
2.3.7.1 List Checking Baterai Baterai
Number
Kondisi
Baterai 1 Charginguseempty
Baterai 2 Charginguseempty
Baterai 3 Charginguseempty
Baterai 4 Charginguseempty
Baterai …
dst Charginguseempty
Tabel 2.2 List Checking Baterai 2.3.7.2 Mengisi dan memelihara
battery selama pembuatan film
Bagian perlengkapan
akan melakukan inventarisasi baterai untuk
kemudian baterai tersebut akan dipisahkan berdasarkan waktu hidup
atau daya yang tersimpan pada bat- erai. Setiap baterai yang ksosong
hendaknya segera diisi sehingga ketika syuting berjaan tidak akan ada
masalah. Kegiatan ini dilaksanakan dalam upya mengantisipasi kejadian
yang tidak diduga yaitu habis betere. 2.3.7.3 Peringatan Keselamatan
Baterai
1. Buang baterai
dan charger
dengan bekas benar 2. Gunakan baterai dan charger
yang disetujui Sesuai ketentuan merek produk kamera. Baterai
dan charger yang tidak sesuai dapat menyebabkan kerusakan
parah pada kamera. Jangan pernah membakar baterai. Patuhi
semua peraturan setempat pada saat membuang baterai bekas.
Jangan
menempatkan baterai
atau kamera di atas atau di dalam perangkat pemanas, seperti oven,
kompor, atau radiator. Baterai dapat meledak jika terlalu panas.
3. Berhati-hatilah pada
saat menghubungkan kabel atau adap-
tor dan
memasang baterai.
Pergunakan kartu memori. Jan- gan meng-hubungkan konektor
dengan paksa, menghubungkan kabel dengan tidak benar, atau
memasang baterai dan kartu memori
sembarangan dapat
merusak port, konektor, dan aksesori. Jangan memasukkan
benda asing ke bagian, ruang, atau titik akses manapun pada
kamera Anda.
4. Kerusakan akibat penggunaan yang tidak benar tidak dicakup da-
lam garansi. 5. Lindungi baterai, charger, dan
kartu memori dari kerusakan 6. Jangan membiarkan baterai atau
kartu memori pada suhu sangat dingin atau sangat panas di
bawah 0º C32º F atau di atas 40º C104º F. Suhu ekstrim dapat
Direktorat Pembinaan SMK 2008
37
mengurangi kapasitas pengisian baterai
dan mengakibatkan
gangguan fungsi kartu memori. 7. Hindari kontak baterai dengan
benda-benda logam, karena ku- tub-kutub + dan
– baterai dapat terhubung dan menyebabkan ke-
rusakan sementara
atau permanen pada baterai.
8. Hindari kontak kartu memori dengan cairan, kotoran, atau ben-
da-benda asing.
Jika kotor,
bersihkan kartu memori dengan kain lembut sebelum memasuk-
kannya ke dalam kamera. 9. Pastikan masa pakai maksimum
dari baterai dan charger 10. Mengisi baterai dapat mem-
persingkat masa pakai baterai. Setelah pengisian selesai, lepas-
kan kabel dari kamera. Baterai yang lama tidak digunakan akan
kehilangan isi, dan harus diisi ulang sebelum digunakan. Cabut
charger dari sumber listrik jika tid- ak digunakan. Gunakan baterai
sesuai peruntukannya.
2.3.8 Dasar pengopoperasian kamera video
Kamera video ada berbagai macam merk, bentuk, dan varian. Begitu juga
media penyimpanan gambar juga bermacam-macam. Semakin lengkap
fitur yang dimiliki oleh sebuah kamera maka semakin mahal harganya.
Contoh-contoh merk terkenal antara lain:
Sony, Panasonic,
Phillip, Ikegami, JVC, dan lain-lain. Dari
berbagai merk tersebut masing- masing mempunyai beragam varian
dan bentuk. Mulai kamera amatir, semi profesional, dan kamera profe-
sional. Media penyimpanan gambar antara lain: Betacam, Dvcam, Dvc-
pro, MiniDV, maupun berbentuk card kartu memori.
Bagi pengguna pemula amatir bi- asanya dengan mode auto sudah
cukup untuk mendapatkan gambar standar. Tatapi dalam kondisi terten-
tu, mode auto tidak bisa kita pakai untuk mendapatkan gambar sesuai
dengan kemauan kita. Itulah sebab- nya
kenapa para
Kamerawan profesional
sering menggunakan
mode manual dalam mengoperasikan kamera.
2.3.9 Kontrol utama kamera video Ada enam kontrol dasar pada kamera
video:
1. Exposure: Aperture
Shutter Speed ND Filter
Gain
2. Filter Colour 3. White Balance
4. Zoom 5. Focus
6. Audio Levels Aperture, Shutter speed, ND Filter,
dan Gain merupakan bagian dari exposure.
2.3.9.1 Exposure Exposure secara sederhana dapat
diartikan sebagai pencahayaan ka- mera. Untuk mendapatkan gambar
yang normal, tidak gelap under exposure dan tidak sangat terang
over exposure harus diperhatikan: 1. Aperture diafragma
2. Di kamera televisi disebut juga
Iris, yaitu sejumlah lembaran metal
tipis yang
disusun sedemikian rupa sehingga bisa
dibuka dan ditutup untuk menga- tur banyaknya sinar yang masuk
Direktorat Pembinaan SMK 2008
38
ke lensa kamera. Iris seperti pupil mata kita yang bisa membesar
dan mengecil sesuai cahaya yang masuk. Bila Iris dibuka selebar
mungkin, lensa mengirim sinar maksimum de dalam kamera, se-
baliknya
kalau bukaan
iris dikurangi lubang diafragma akan
menyempit, sehingga sinar yang masuk ke kamera jadi sedikit.
Bukaan diafragma diukur dalam satuan f-stop: f1.4
– f22. lebih kecil nomor f-stop = bukaan di-
afragma besar, lebih besar nomor f-stop = bukaan diafragma kecil.
Pengaturan iris secara manual dapat dilakukan dengan memutar
ring iris di lensa kamera.
3. Shutter Speed 4. Biasanya shutter speed standar di
kamera televisi 150. kecuali ingin menggunakan efek shutter atau
untuk mensinkronkan dengan ob- jek, baru Shutter Speed di posisi
ON untuk selanjutnya bisa kita pilih sesuai tujuan kita.
5. ND Filter 6. Filter ND Neutral Density ber-
fungsi untuk
mengurangi intensitas sinar yang terlalu kuat
tanpa mempengaruhi
kualitas warna cahaya. Filter ini digunakan
bila kondisi cahaya terlalu keras, seperti tengah hari yang terik.
7. Gain 8. Kebalikan dari ND filter, Gain
berfungsi apabila pengambilan gambar dalam keadaan kurang
cahaya, yang apabila dengan keadaan normal dengan bukaan f-
stop maksimal f1.4 masih under exposure. Dengan Gain kita bisa
mengangkat
exposure secara
digital, konsekuensinya gambar menjadi agak coral pecah.
2.3.9.2 Filter Colour
Berfungsi untuk mengubah atau mencocokkan cahaya yang masuk ke
dalam kamera. Umumnya kamera video memiliki dua buah filter koreksi
warna. Untuk shoting di dalam ru- angan
dengan cahaya
lampu tungsten kemerahan kita pasang
filter 3200ºK dan untuk shoting dengan penerangan cahaya matahari
kita gunakan filter 5600ºK. Cahaya matahari banyak mengan-
dung
warna biru.
Kalau kita
memasang filter no.2 5600ºK untuk matahari, sebenarnya kita memasang
filter berwarna
oranye untuk
mengimbangi warna biru pada ma- tahari. Cahaya lampu pijar lebih
mengandung warna merah, maka kita pasang filter no.1 3200ºK yang
berwarna kebiru-biruan. Sumber cahaya yang lebih tinggi
intensitas
sinarnya mengandung
warna biru, sumber cahaya yang intensitas sinarnya rendah lebih
mengandung warna merah. Perbe- daan warna cahaya ini tergantung
pada suhu dan diukur dengan derajat Kelvin.
2.3.9.3 White Balance Intensitas cahaya berbeda-beda pada
saat yang berbeda dan tempat ber- beda dalam sehari. Cahaya matahari
di luar daylight mempunyai suhu kurang lebih 5600ºK, cahaya lampu
pijar di dalam ruangan mempunyai suhu kurang lebih 3200ºK, cahaya
lampu TL mempunyai suhu antara 5000ºK-6000ºK. karena intensitas
cahaya sangat berbeda maka filter koreksi
warna tidak
bisa menghasilkan warna putih yang tepat.
Maka dari itu kamera video juga dilengkapi dengan tombol untuk
menyetel white balance. Cara termu- dah untuk white balance adalah