Klasifikasi Tipe Ada banyak sekali jenis huruf yang
Direktorat Pembinaan SMK 2008
114
Sementara sans serif atau “tanpa” serif adalah jenis huruf yang
sebaliknya: tidak memiliki tangkai. Ujung-ujung kakinya polos begitu
saja.
Contohnya Arial
atau Helvetica Catatan: meski amat
mirip dan
sering saling
mensubstitusi satu sama lain, kedua font ini tidaklah mirip persis.
Cobalah sekali-kali Anda cetak contoh huruf dalam ukuran besar
dan amati perbedaan-perbedaan tipis kedua font ini. Contoh lain
jenis huruf sans adalah ITC Officina Sans, yaitu font yang digunakan di
mwmag yang sedang Anda baca ini.
Kegunaan tangkai serif. Pada ukuran teks kecil, seperti seukuran
tulisan teks di surat kabar atau buku, umumnya tangkai pada kaki-
kaki font serif membantu agar tulisan mudah dibaca. Mengapa?
Karena tangkai font serif membantu membentuk garis tak tampak yang
memandu di mengikuti sebuah baris teks. Karena itulah di banyak
menjumpai
buku-buku dilayout
dengan serif. Menurut penelitian, seseorang yang membaca font
serif bisa lebih tahan membaca karena tidak mudah lelah
—akibat adanya bantuan dari tangkai serif
tadi. Tapi pada kondisi-kondisi berikut ini: a huruf amat kecil
seperti tulisan bahan-bahan di label makanan; b huruf amat
besar
seperti di
plang-plang merek yang harus dilihat dari jauh;
c di layar monitor; huruf sans serif kadang
lebih mudah
dibaca. Mengapa? Karena justru kaki-kaki
font serif memperumit bentuk huruf sehingga sedikit lebih lama dibaca.
Jika huruf kecil sekali atau pada resolusi rendah seperti di layar
monitor, kaki serif bisa tampak bertindihan
dan menghalangi
pandangan. Karenanya di banyak melihat plang rambu lalu lintas
menggunakan huruf
yang sesederhana mungkin agar bisa
cepat dibaca, dan di halaman web banyak dipakai font serif karena
lebih mudah dibaca pada ukuran kecillayar kasar.
Jenis-jenis serif. Serif tiap jenis huruf pun dapat berbeda-beda.
Huruf-huruf masa lama Old Style seperti Garamond dan huruf-huruf
masa transisi Transitional seperti Times New Roman misalnya,
memiliki tangkai yang sudutnya lengkung. Sementara pada huruf-
huruf masa modern seperti Bodoni, tangkainya bersudut siku. Ada lagi
yang bersudut siku pula, tapi relatif tebaltinggi. Contohnya Egyptian.
Tipe serif seperti Egyptian kadang disebut slab serif. Beberapa huruf
unik tertentu memiliki tangkai serif negatif, yaitu tangkai yang masuk
ke sisi dalam kaki sehingga ujung kaki nampak lebih kecil dari batang
kakinya. 4.4.5 Skrip dan Dekoratif
Selain serif dan sans serif, ada pula
jenis huruf “sambung” dan huruf “gaya bebas.” Huruf sambung atau
script bisa juga Anda sebut “huruf
tulis tangan” handwriting karena menyerupai tulisan tangan orang.
Atau bisa juga disebut “huruf undangan” karena hampir selalu
hadir di kartu-kartu undangan karena
dipandang indah
dan anggun. Ada berbagai macam
huruf script dan handwriting, mulai dari yang kuno hingga modern, dari
yang agak lurus hingga miring dan
amat “melingkar-lingkar”. Semen- tara huruf “gaya bebas” mencakup
Direktorat Pembinaan SMK 2008
115
segala macam jenis huruf “aneh” lain yang sulit dikategorikan dalam
ketiga kategori lainnya. Kadang huruf ini bisa diinspirasi dari bentuk
geometris tertentu, memadukan gambar atau pola tertentu, dan
sebagainya. Di komputer juga dikenal font-
font “wingdings-like” yang sebenarnya adalah clipart.
Tiap hurufnya murni berupa ikon atau gambar, bukan huruf.
Umumnya jenis-jenis huruf skrip dan dekoratif digunakan untuk
hiasan atau dekorasi, bukan untuk teks maupun headline teks. Karena
derajat
kompleksitasnya lebih
tinggi, maka tidak cocok untuk teks karena
akan menyulitkan
pembacaan. 4.4.6 Istilah-Istilah Anatomi
Gambar 4.36. Anatomi dasar huruf
Baseline adalah garis maya yang menjadi lantai sebagian besar
huruf. Tidak semua huruf harus tepat berlandaskan di baseline.
Kalau Anda lihat dengan teliti, hurut
“t”, “p”, dan “q” tipe Helvetica tersebut
agak melewati
garis baseline
sedikit ke
bawah.
Kemudian capline
“capital line” adalah istilah untuk garis maya
yang menjadi batas atas huruf- huruf kapital. Garis ini juga
hanyalah patokan saja, bukan berarti tidak boleh ada bagian huruf
yang melebihi capline. Coba Anda cetak atau tampilkan di layar
monitor huruf “f” Helvetica atau beberapa tipe lain maka Anda akan
melihat tingginya sedikit lebih dari capline. Huruf “k” juga, meskipun
tidaklah terlalu sering, tingginya lebih dari tinggi huruf kapital. Sah-
sah saja. Kalau capline adalah garis patokan
untuk tinggi huruf kapital, maka meanline adalah patokan tinggi
untuk
huruf kecil.
Sementara bagian tangkai huruf kecil yang
melewati ke atas meanline disebut ascender dan bagian tangkai yang
melewati ke
bawah baseline
disebut
descender
contohnya tangkai utama huruf “p”. Seperti
telah disebutkan
sebelumnya, ascender dan descender dapat
bebas melebihi
capline dan
baseline sesuai selera atau desain si perancang tipe.
4.5
X-height
Biasanya huruf yang dijadikan patokan huruf kecil adalah huruf
“x”. Karena itu jarak antara baseline dan meanline disebut dengan x-
height. perbandingan
x-height dengan tinggi huruf kapital alias,
jarak baseline-capline bervariasi. Ada font teks yang memiliki x-
height relatif
besar, seperti
Georgia, dan ada yang relatif lebih kecil, seperti Adobe Garamond. X-
height merupakan salah satu faktor penting
bagi legibilitas
keterbacaan, yaitu kemudahan suatu huruf dikenali secara visual.
Direktorat Pembinaan SMK 2008
116
Gambar 4.37. X-height berbagai tipe
X-height yang cukup besar —asal
tidak terlalu
besar —membantu
legibilitas, menunjukkan bahwa
identitas huruf banyak berada di daerah x-height dan pada huruf
kecil. Agar membantu keterbacaan, x-height yang besar juga biasanya
disertai dengan tangkai-tangkai ascender yang cukup tinggi, agar
membantu
membedakan huruf
kapital dan huruf kecil. Sementara x-height yang terlalu
besar justru dapat mengurangi keterbacaan, apalagi jika kurang
didukung faktor lainnya. Contohnya adalah font Haettenschweiler, yang
memiliki x-height amat besar 81 dan BerhardFashion, yang memiliki
x-height
amat kecil
36. Haettenschweiler misalnya, jika
digunakan sebagai font teks, akan sangat memberatkan mata karena
selain faktor x-height, hurufnya memang sempit, juga goresan-
goresannya terlalu tebal, dan ben- tuk hurufnya kotak-kotak sehingga
sulit
membedakan huruf-huruf
berbentuk lengkung dan huruf- huruf siku. BernhardFashion pun
demikian; meskipun dilabeli se- bagai BT book type, namun ia
bukanlah tipe ideal untuk teks pada umumnya apalagi pada ukuran-
ukuran kecil sebab ini berarti x- heightnya menjadi ekstra kecil dan
sulit dilihat.
Gambar 4.38 Contoh teks dengan font berbeda x-height
Direktorat Pembinaan SMK 2008
117
Pada gambar diatas x-height font Georgia yang lebih besar membu-
atnya tampil lebih padat dan gelap ketimbang Adobe Garamond. Ini
karena daerah putih di atas tinggi huruf kecil lebih sedikit, sehingga
lebih sering terisi. Contoh kasus lainnya
adalah di
lembaran- lembaran majalah mwmag, yaitu
saat tipe huruf teks diganti dari Adobe Garamond di edisi 4 dan
sebelumnya ke Officina Sans di edisi 5, 6. Selain ketebalan
goresannya yang lebih, Officina Sans juga memiliki x-height yang
lebih besar sehingga tampil lebih padat dan penuh.