Direktorat Pembinaan SMK 2008
107
6. Gunakan pembagian ukuran pada dinding belakang pada
langkah ke-4 atau meng- gunakan grid untuk meletakkan
sebuah objek dan elemen interior lainnya.
7. Lakukan sentuhan
akhir dengan menghilangkan garis-
garis bantu garis perspektif, grid dan diagonal.
4.3.7 Sistem Kerja Tebak Perspektif Dua Titik
Hilang
1. Gambarkan sebuah
garis vertikal untuk membuat skala
ukuran vertikal. Bagi garis tersebut menjadi empat bagian
yang sama. Pada titik paling tengah
gambarkan sebuah
garis horisontal; ini adalah garis cakrawala.
2. Letakkan dua titik hilang pada garis cakrawala, yang satu di
sebelah kanan dan yang satu lagi di sebelah kiri. Tarik garis
dari dua titik hilang tersebut melewati titik tertinggi dan
terendah pada garis skala vertikal.
Dengan ini
akan membentuk lantai, dinding dan
langit-langit. Sekarang
perkirakan kedalaman, buatlah terlihat menjadi segi empat
sama sisi.
Direktorat Pembinaan SMK 2008
108
3. Tarik garis melewati semua bagian pada garis skala
vertikal; dengan ini akan perkiraan ukuran ketinggian
pada dinding-dinding
4. Untuk membuat
grid, gambarkan garis diagonal pada
dinding-dinding. Pada perpo- tongan garis diagonal dan garis
perspektif yang melewati garis skala vertikal, gambarkan garis
vertikal.
5. Gunakan grid untuk mele- takkan
objek dan elemen
interior lainnya. 6. Lakukan sentuhan akhir
dengan menghilangkan garis bantu.
Berikut beberapa contoh dari gambar
perspektif dengan
menggunakan sistem kerja tebak
Direktorat Pembinaan SMK 2008
109
Kunci dari teknik menggambar sistem
kerja tebak
adalah kemampuan untuk memperkirakan
kedalaman dari ruangan berbentuk kubus. Kedalaman tersebut harus
diperkirakan agar ruangan pada gambar
benar-benar terlihat
berbentuk kubus. Namun kebanyakan ruangan tidak
benar-benar berbentuk
kubus, sehingga teknik ini hanya sebagai
permulaan untuk ruangan dengan macam-macam
bentuk. Mengurangi dan menambahkan
dimensi ruangan menggunakan garis diagonal dapat membantu
menggambar ruangan
dengan bentuk yang bervariasi.
Dalam menggambar
perspektif menggunakan sistem kerja tebak,
elemen-elemen interior akan lebih mudah digambar bila diletakkan
menempel pada dinding. Pada gambar perspektif satu titik, objek
yang diletakkan terlalu jauh dari titik hilang akan terlihat terdistorsi.
Sedangkan pada perspektif dua titik, objek yang terlihat distorsi
dapat disebabkan oleh letak objek yang sangat berdekatan dengan
salah satu titik hilang, atau jarak kedua
titik hilangnya
terlalu berdekatan. Karenanya, posisi dari
titik hilang sangat menentukan kualitas
dari sebuah
gambar perspektif. Maka itu, dianjurkan
untuk membuat
sketsa kecil
sebelum mengerjakan
gambar perspektif yang sebenarnya.
Menggambar perspektif dengan menggunakan metode satu titik
hilang sangat membantu dalam proses desain dan juga sangat
mudah untuk dibuat, namun sangat jarang
penggunaannya, dikarenakan keterbatasannya yang
seringkali menimbulkan distorsi. Oleh sebab itu, dianjurkan untuk
mempelajari metode menggambar perspektif dua titik dengan sistem
kerja tebak. Dalam
pelaksanaannya, meng- gambar perspektif dengan sistem
kerja tebak berdasarkan perkiran- perkiraan yang kasar, namun
sangat membantu para Desainer Interior menggambarkan ruangan
sesuai dengan apa yang mereka rancang
dalam tahap
pengembangan desain. Kemampuan dalam menggambar
perspektif yang
baik dengan
menggunakan sistem kerja tebak merupakan langkah awal untuk
mempelajari teknik menggambar perspektif terukur. Dan sebaliknya,
bila sudah lancar menggambar perspektif dengan teknik terukur,
maka akan sangat mudah bagi untuk
menggambar perspektif
dengan sistem kerja tebak. 4.3.8 Rendering Pada Gambar
Perspektif
Rendering gambar
perspektif digunakan
untuk memperjelas
kedalaman dan
membuat
Direktorat Pembinaan SMK 2008
110
permukaan datar pada gambar terlihat lebih nyata agar lebih
mudah dimengerti
oleh klien
bahasan mengenai
rendering dapat dilihat pada bab tambahan di
halaman akhir. Namun, seperti juga
dalam menggambar
perspektif, keterbatasan
waktu tidak memungkinkan melakukan
rendering dengan detail. Maka dari itu
dibutuhkan suatu
teknik rendering yang cepat.
Dari rendering akan muncul dua karakter: pencahayaan dan bahan
atau tekstur objek. 4.3.9 Pencahayaan
Semua
teknik rendering
memunculkan pencahayaan dan pengaruhnya pada keadaan sedir
pada gambar. Setiap goresan yang dibentuk oleh pensil atau pena
merupakan hasil pertemuan antara cahaya dan sebuah objek. Kubus,
silinder, bola dan kerucut adalah bentuk-bentuk dasar yang dapat
ditemukan pada objek-objek yang lebih rumit. Mempelajari cara-cara
rendering
pada bentuk-bentuk
dasar ini dengan media hitam putih sangat penting sebagai awal untuk
mewarnai warna dan material yang sebenarnya. Bentuk-bentuk dasar
ini sangat mudah untuk diberi efek pencahayaan dan bayangan. Cara
paling sederhana yaitu dengan memberi garis tebal pada tempat
yang tidak terkena cahaya.
4.3.10 Membuat Bayangan Pada Gambar Perspektif
Ada beberapa macam konstruksi bayangan,
kebanyakan sangat
rumit dan sangat teknis. Hal yang perlu diingat tentang bayangan
pada perspektif adalah bahwa bayangan sangat mutlak ada,
khususnya pada permukaan lantai. Walaupun
bayangan sangat
penting, tapi dapat disederhanakan untuk mempermudah rendering.
Metode yang paling mudah dari konstruksi
bayangan adalah
dengan menggunakan garis paralel yang memiliki bentuk dasar segi
tiga. Bayangan
terkonstruksi dengan menentukan sudut yang
terbentuk dari sumber cahaya dan menggunakan sudut ini untuk
membuat segitiga dari tiap sudut objek. Sisi bawah pada segitiga
tersebut kemudian dihubungakan dengan sisi bawah segitiga yang
lain untuk membentuk bayangan.
Direktorat Pembinaan SMK 2008
111
Bayangan yang
lebih didramatisir
dapat dibentuk
dengan menggunakan
titik hilang bayangan. Metode ini
membutuhkan sumber cahaya yang diletakkan di suatu tempat
di atas garis cakrawala. Kemu- dian dari titik hilang bayangan
ditarik
garis menyinggung
sudut objek yang paling atas, dan
memanjang menuju
permukaan lantai. Dan bila titik- titik hasil pemanjangan garis itu
dihubungkan, maka bayangan yang
lebih akurat
akan terbentuk.
4.3.8. Menggambar Ilustrasi
Dalam sebuah
karya desain
kadang tidak bisa menampilkan objek secara vulgar karena adanya
larangan dari pemerintah atau penolakan dari masyarakat dengan
alasan
moralitas. Untuk
memecahkan masalah ini, para desainer menggunakan gambar
ilustrasi yang tidak menampilkan objek secara vulgar melainkan
melalui ikon, yang merupakan representasi dari objek tersebut.
Sekarang ilustrasi digunakan di hampir semua bidang desain.
Terlebih di bidang iklan. Peru- sahaan
rokok yang
dilarang menampilkan produknya banyak
menggunakan objek ilustrasi untuk menggambarkan produknya.
Demikian halnya di bidang desain kover buku. Banyak karya seni
berupa lukisan, grafis dan patung dijadikan kover buku. Menurut
Buldanul Kuri, seorang desainer,
“Jika suatu karya seni seni grafis, lukis, patung instalasi memiliki
kesamaan dengan tulisan karya seorang
penulis, maka
karya tersebut dapat dianggap relevan
untuk dijadikan kover buku penulis tersebut.
Gambar 4.35 Gambar Illustrasi