Jenis-jenis Hubungan Hukum E-Commerce

Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 86 2 Dalam hukum mengharuskan adanya suatu informasi dalam bentuk tertulis maka suatu data elektronik dapat memenuhi syarat untuk itu Pasal 6 UNCITRAL. 3 Tanda tangan elektronik merupakan tanda tangan yang sah. 4 Dalam hal kekuatan pembuktian dari data bersangkutan maka data massage memiliki kekuatan pembuktian. 92

b. Jenis-jenis Hubungan Hukum E-Commerce

Jenis-jenis e-commerce yang paling banyak dikenal adalah jenis business to business b to b dan bussines to customer b to c, tetapi selain itu juga terdapat beberapa jenis lainnya. Adapun jenis-jenis dari e-commerce tersebut adalah : 1 Customer to customer, merupakan transaksi dimana individu saling menjual barang antara satu dengan yang lain, contohnya E-bay 2 Customer to business, yaitu transaksi yang memungkinkan individu menjual barang pada perusahaan, misalnya Priceline.com 3 Customer to goverment, adalah transaksi dimana individu dapat melakukan transaksi dengan pemerintah, misalnya pembayaran pajak. 4 Bussines to bussines b to b, adalah transaksi antara perusahaan baik pembeli dan penjual adalah perusahaan, biasanya telah terjadi hubungan yang cukup lama dan saling mengetahui serta pertukaran informasi di dasarkan atas kebutuhan dan kepercayaan. 5 Business to customer b to c, adalah transaksi antara pengusaha dengan konsumen pada transaksi jenis ini, informasi disebarkan secara umum dan 92 Edmon Makarim I. Op:cit. 225-226 Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 87 konsumen yang berinisiatif melakukan transaksi, produsen harus siap menerima respon dari konsumen tersebut. Biasanya sistem yang digunakan adalah web sebagai sistem yang telah umum dipakai di kalangan masyarakat. 93 Itulah gambaran sekilas dari e-commerce, mengingat sangat luas dan kompleksnya pembahasan dari e-commerce ini maka menurut hemat penulis mustahil untuk menuangkan keseluruhannya dalam skripsi ini, sehingga dianggap sudah cukuplah uraian yang terbatas tersebut untuk dijadikan sebagai pegangan dan dasar pemahaman tentang e-commerce itu sendiri. Adapun jual beli software yang ingin dibahas dalam skripsi ini merupakan jual beli software berjenis b to c yang menggunakan fasilitas web internet. c Pengalihan Hak Atas Software Sesuai dengan ketentuan Pasal 3 UUHC, terhadap software sebagai sebuah karya cipta yang padanya melekat hak cipta maka si pencipta atau pemegang hak dapat mengalihkan untuk seluruhnya atau sebagian hak cipta tersebut kepada orang lain dengan jalan pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis atau sebab- sebab lain yang dibenarkan undang-undang, dan tentunya tidak terkecuali dengan jual beli. Hal ini membukt ikan bahwa hak cipta itu merupakan hak yang dapat dimiliki, dapat menjadi objek pemilikan dan hak milik. Oleh karenanya terhadap hak cipta itu berlaku syarat pemilikan baik mengenai cara penggunaan maupun cara pengalihan haknya. 94 93 Ibid. 227-228 94 O.K.Saidin.Op:cit.111 Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 88 Namun hal lain yang perlu dicatat dalam pengalihan hak atas program komputer ini yaitu menurut O.K Saidin apa yang diredaksikan dalam Pasal 3 ayat 2 UHC Indonesia tersebut harus disempurnakan dengan menambahkan kata-kata “dengan mengingat ketentuan dalam pasal” pada akhir kalimat Pasal 3 tersebut, dikarenakan dengan didasarkan atas beberapa alasan yaitu : 1 Dengan sifatnya yang manunggal dengan pencipta, mengalihkan hak cipta secara sebagian adalah tidak mungkin dapat dilakukan. 2 Apabila tidak ditambahkan kata “dengan mengingat ketentuan Pasal 2” tersebut pengertian hibah atau warisan akan memberi kesan peralihan hak secara demikian itu memberi arti pelepasan secara mutlak kepada si penerima hak berikut dengan hak moralnya, artinya si penerima akan memakai namanya sendiri dan si pencipta akan ikut melepaskan hak moralnya. 95 d Jual Beli Software Komputer Dengan membeli sebuah PC atau dapat penulis tambahkan dengan membeli satu paket compact disk CD software bukan berarti mengakibatkan pemilikan atas PC atau CD tersebut juga secara otomatis memiliki perangkat lunaknya, karena sesuai dengan konsepsi HaKI kepemilikan atas barang bukanlah kepemilikan atas objek hak immaterilnya sebagai intangible aset, hal ini dibuktikan dengan perlunya lisensi penggunaan perangkat lunak untuk menjalankan PC personal computer, contohnya lisensi program aplikasi perkantoran microsoft office. 95 Ibid. 68-69 Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 89 Contoh lainnya jika kita membeli sebuah lukisan bukan berarti kita boleh menghapus coretan nama pelukisnya, menambah atau mengurangi hal tertentu dalam lukisan. Hak moral akan selalu melekat pada objek ciptaan, dimana yang menjadi fokus hukumnya adalah integritas hubungan antara pencipta dengan ciptaannya sehingga sebenarnya istilah jual beli putus terhadap kreasi intelektual merupakan istilah umum dari para pedagang dan bukan merupakan suatu istilah hukum. Yang dimaksud dengan jual beli putus di sini adalah jual beli barangnya bukan lisensi atau karya intelektualnya, istilah tersebut adalah untuk menerangkan bahwa pemindahan hak yang diperjanjikan adalah beralihnya hak ekonomis atas karya ciptaan bukan kepemilikan atas hak intelektualnya. 96 96 Edmon Makarim II. 1952005. Apakah Menjebol Program Pengunci Locking Software Tidak Bertentangan Dengan Hukum. http:www.lkht.netartikel lengkap.php?id=56 Dalam hal jual beli software ini kita perlu memperhatikan ketentuan penjelasan Pasal 3 UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang menyatakan pengalihan hak cipta harus dilakukan secara tertulis baik dengan maupun tanpa akta riil dengan tidak dibenarkan secara lisan dan tentu hal ini berlaku juga terhadap program komputer. Jadi bila ketentuan tersebut dikaitkan dengan pendapat Prof. Subekti yang menyatakan bahwa perkataan kontrak lebih sempit dari perjanjian karena diajukan kepada perjanjianpersertujuan tertulis, maka akan terdapat kesingkronan pengertian kontrak dan pengalihan hak cipta yang harus dilakukan secara tertulis, dan ini juga sesuai dengan fakta yang ada bahwa pengalihan hak atas sebuah software lebih dikenal dengan istilah kontrak software software contract. Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 90 Dari beberapa literatur yang penulis baca banyak versi mengenai pembagian kontrak-kontrak atas software ini, seperti misalnya Edmon Makarim dan Deliana menyatakahn bahwa : “ ...... dalam konteks pengembangan dan atau pembuatan konstruksi sistem informasi, maka berdasarkan komponennya terdapat beberapa macam perikatan yakni :……2. perjanjian yang berkenaan dengan perangkat lunak software contract baik untuk software yang dibuat secara khusus berdasarkan pesanan si pengguna jasa bespakecustomized software maupun yang telah dibuat umum oleh para vendor dalam bentuk paket-paket aplikasi ataupun teori yang telah beredar umum…….” Kemudian dengan mengutip tulisan Peter Knight dan J.Fitzsimons, Edmon Makarim dan Deliana menyatakan bahwa “secara garis besar sebagai pengetahuan umum dapat disebutkan beberapa perjanjian yang berkenaan dengan bisnis komputerisasi ataupun multimedia yang tengah berkembang dewasa ini yang dikategorikan berdasarkan atas komponen- komponen yang mendasarinya, yakni antara lain :…2. Software contract : 1 Software development agreement, ii software licence agreement, mencakup end user single CPU licence agreement atau public licence agreement. iii software maintance agreement iv escrow agreement v assignment of copyright vi software distribution agreement……”. 97 1 Kontrak-kontrak untuk penulisan perangkat lunak komputer Sedangkan David I Bainbridge menyebutkan “ ...... bentuk-bentuk khusus kontrak yang berkaitan dengan perangkat lunak hanya terbatas pada : 2 Lisensi-lisensi perangkat lunak “off the shelf” 3 Perjanjian-perjanjian antara pengarang perangkat lunak dan penerbit…..”. 98 e. Lisensi Atas Software Dalam proses jual beli software permasalahan lisensi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dan sangat urgen, karena sebagai bagian dari hak cipta dalam sebuah software melekat hak moral dan hak immateril yang tidak dapat dialihkan begitu saja melalui proses jual beli. Mungkin dalam jual beli software 97 Edmon Makarim I. Op:cit. 220-221 98 David I Bainbridge.Op:cit.93 Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 91 kita dapat memiliki suatu paket perangkat lunak berisi CD compact disc dan tuntunan manualnya, namun pembeli tidak dapat memiliki hak objek immaterilnya karena itulah maka umumnya kontrak atau perjanjian yang bersifat mengalihkan software akan menggunakan mekanisme lisensi tersebut. Pihak pemilik hak cipta dapat menyerahkan mangalihkan hak cipta tersebut kepada orang lain dan penyerahan ini harus dibedakan dengan lisensi. Dalam suatu penyerahan, pemilik hak cipta mengalihkan atas seluruh haknya kepada orang lain, sedangkan lisensi adalah suatu ijin yang diberikan kepada orang lain dan memberikan kekuasaan kepadanya untuk melakukan suatu yang spesifik dalam menggunakan atau memanfaatkan hak cipta tersebut. Lisensi-lisensi biasanya bersifat kontraktual dimana pihak yang menerima lisensi akan memberikan bayaran lisensi atau royalti sebagai imbalan dari ijin tersebut. Lisensi ini sendiri dapat dibagi atas lisensi yang bersifat ekslusif dan non ekslusif. Perbedaan antara lisensi eksusif dan non ekslusif ini dapat dicontohkan dengan pengarang perangkat lunak memberikan suatu lisensi eklusif kepada penerbit yang memberikan kepada penerbit hak tunggal untuk memproduksi salinan-salinan perangkat lunak serta untuk memasarkannya, penerbit menjual perangkat lunak tersebut melalui dealer yang memberikan lisensi non ekslusif kepada para pelanggannya. Jadi dealer adalah perantara yang bertindak atas nama penerbit guna menghasilkan kontrak perjanjian lisensi antara penerbit dan pemakai. Lisensi dapat diberikan secara ekslusif dalam pengertian bahwa pihak penerbit perangkat lunak tidak dapat memberikan lisensi serupa kepada pihak lain Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 92 tetapi yang paling lazim lisensi itu adalah tidak ekslusif, sehingga penerbit perangkat lunak akan bebas untuk memberikan lisensi itu kepada pihak lain. 99 Lisensi selalu bersifat non ekslusif kecuali diperjanjikan lain artinya jika tidak ada perjanjian lain, pemegang hak cipta tetap boleh melaksanakan sendiri atau memberikan lisensi kepada pihak ketiga lainnya untuk melaksanakan perbuatan hukum mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya. Ketentuan tentang lisensi ini diperlukan untuk memberikan landasan pengaturan bagi praktek perlisensian di bidang hak cipta paten dan merek. 100 1 Adakalanya lisensi tidak menyebutkan kapan berakhirnya karena lisensi tidak harus untuk jangka waktu yang ditentukan atau harus ada semacam ketentuan- ketentuan untuk berakhirnya waktu lisensi. Namun dalam hal tidak ada penyebutan yang tegas tentang berakhirnya waktu lisensi maka lisensi tersebut akan bertahan selama hak cipta tetap ada pada perangkat lunak. Hal penting lainnya yang perlu ditelaah dalam lisensi ini adalah mengenai waktu berakhir serta ruang lingkupnya yaitu : 2 Karena lisensi semata-mata hanya ijin untuk melakukan sesuatu dan tidak memberikan suatu kepentingan pemilikan terhadap perangkat lunak, maka perjanjian lisensi seyogyanya memuat hal-hal yang dianggap penting dan dapat mempengaruhi terhadap kelangsungan perjanjian lisensi itu sendiri sehingga dapat meminimalkan sengketa yang mungkin dapat terjadi dan nantinya diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. 99 Ibid.20 100 O.K. Saidin.Op:cit. 99 Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 93 Hal-hal yang dapat dimuat dalam perjanjian lisensi antara lain mengenai ; 1 Pengalihan software kepada pihak ketiga, akan tetapi apabila aspek ini tidak dimuat, maka lisensi tersebut dapat dialihkan dengan memperhatikan keadaan- keadaan tertentu. 2 Salinan-salinan back up program, perjanjian-perjanjian lisensi harus menyebutkan tentang salinan-salinan back up dan biasanya kontrak menyatakan bahwa klien dapat membuat sejumlah salinan program-program untuk tujuan back up. Identitas para pihak dalam perjanjian lisensi perlu dibahas, perusahaan yang memproduksi perangkat lunak dan mendistribusikan paket tersebut adalah lisensor yaitu pihak yang memberikan lisensi, sedangkan dealer adalah agen perusahaan perangkat lunak dan bertugas untuk menghasikan kontrak antara lisensor dengan lisensce. Biasanya perjanjian lisensi akan memuat suatu syarat yang menyatakan bahwa perusahaan perangkat lunak tidak akan terikat oleh segala sesuatu yang dinyatakan oleh pihak dealer pada saat negosiasi pra kontrak. 101 Belanja software saat ini dapat dilakukan dengan dua pilihan, bisa mendatangi toko komputer di pusat perbelanjaan atau dapat membelinya secara Jual beli software secara elektronik yang berjenis b to c dan menggunakan fasilitas web internet merupakan jual beli software yang hanya menawarkan lisensi-lisensi perangkat lunak “off the shelf” yang sifat lisensinya adalah non ekslusif.

f. ClickwrapShrinkwrap