Pengertian Perjanjian Pada Umumnya

Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 27 elektronik, kemudian yang terakhir adalah tentang mekanisme penyelesaian sengketa. BAB V merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran-saran atas pembahasan pada bab-bab sebelumnya.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN

A. Pengertian Perjanjian Pada Umumnya

Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 28 Sebelum diuraikan lebih jauh mengenai pengertian umum dari perjanjian ini, maka ada baiknya dipaparkan terlebih dahulu mengenai pengertian dari perjanjian dan perikatan. Subekti berpendapat bahwa perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak berdasarkan mana pihak yang satu kreditursi berpiutang berhak menuntut suatu hak dan pihak yang lain debitursi berhutang yang berkewajiban memenuhi tuntutan itu. Sedangkan dalam hal perjanjian Subekti berpendapat bahwa perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang yang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Perjanjian tersebut menerbitkan suatu perikatan antara dua orang yang membuatnya. Dalam bentuknya perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis. Disatu kesempatan subekti juga berpendapat bahwa perkataan “kontrak” adalah lebih sempit dari perjanjian karena ditujukan kepada perjanjian atau persetujuan yang tertulis. Perikatan dan perjanjian menunjukan pada dua hal yang berbeda, perikatan adalah suatu istilah atau pernyataan yang bersifat abstrak sedangkan perjanjian adalah sesuatu hal yang bersifat konkrit, suatu perikatan tidak dapat dilihat dengan mata kepala tetapi perjanjian dapat dilihat, dibaca atau diraba. 23 Hukum perikatan merupakan istilah yang paling luas cakupannya, istilah perikatan merupakan kesepadanan dari istilah belanda “verbentenis” istilah hukum perikatan ini mencakup semua ketentuan dalam buku III KUHPerdata, 23 Subekti. 1970. Hukum Perjanjian. Jakarta: PT Pembimbing Masa: 1-2 Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 29 karena itu hukum perikatan terdiri atas dua golongan besar yaitu hukum perikatan yang berasal dari undang-undang dan hukum perikatan yang berasal dari perjanjian Pasal 1233 KUHPerdata. Eksistensi sebuah perjanjian sebagai salah satu sumber perikatan juga berlandaskan pada ketentuan Pasal 1313 KUHPerdata yang menyatakan bahwa “suatu perjanjian adalah suatu perbuatan yang mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”. Dengan membuat perjanjian berarti para pihak secara sukarela telah mengikatkan diri untuk melakukan prestasi dengan jaminan berupa harta kekayaan yang dimiliki atau akan dimiliki oleh pihak-pihak yang berjanji. Sifat sukarela di sini merupakan indikator bahwa perjanjian tersebut harus lahir dari kehendak dan harus dilaksanakan sesuai dengan maksud dari pihak-pihak yang membuat perjanjian, pernyataan sukarela ini menunjukan bahwa perikatan merupakan hasil dari sebuah perjanjian dan bukan undang-undang. Para pihak dalam perjanjian harus melaksanakan prestasi dan tahu konsekwensi dari pelaksanaan atau alpa melaksanakan prestasi serta mengetahui bagaimana pemaksaan pelaksanaan prestasi tersebut. 24 Berdasarkan ketentuan KUHPerdata pada prinsipnya perjanjian yang kita kenal merupakan perjanjian obligatoir kecuali undang-undang menentukan lain, perjanjian obligatoir mengandung arti bahwa dengan ditutupnya perjanjian itu pada dasarnya baru melahirkan perikatan saja, dalam arti hak atas objek perjanjian belum beralih untuk perikatan tersebut. 25 24 Kartini Mulyadi, Gunawan Widjaja. 2003. Seri Hukum Perikatan: Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian, ed1. cet1. Jakarta: PT Raja Grafindo: 1-3 25 J.Satrio I. Op:cit: 38 Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 30 Para sarjana hukum perdata pada umumnya berpendapat bahwa defenisi perjanjian yang terdapat dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah tidak lengkap dan terlalu luas, tidak lengkap karena yang dirumuskan hanya mengenai perjanjian sepihak saja. Terlalu luas karena dapat mencakup mengenai perjanjian dalam hukum keluarga. Dalam hal bentuk perjanjian tertulis Mariam Darus berpendapat bahwa suatu bentuk perjanjian tertulis tidak hanya bersifat sebagai alat pembuktian apabila terjadi perselisihan, namun merupakan syarat untuk adanya perjanjian itu bestaandwaarde sehingga apabila hal itu tidak dituruti maka perjanjian itu tidak sah, misalnya perjanjian mendirikan PT harus dengan akta notaris Pasal 38 KUHD. 26 Intisari atau hakikat perjanjian tiada lain adalah prestasi, sesuai dengan ketentuan Pasal 1234 KUHPerdata prestasi yang diperjanjikan itu adalah untuk menyerahkan sesuatu, melakukan sesuatu atau untuk tidak melakukan sesuatu. Memberikan sesuatu sesuai dengan ketentuan Pasal 1235 KUHPerdata berarti suatu kewajiban untuk memberikan atau menyerahkan benda yang tidak hanya terbatas pada benda yang berwujud ataupun benda yang tertulis tetapi juga termasuk ke dalamnya penyerahan akan kenikmatan genot dari suatu barang, misalnya sewa menyewa.

B. Objek Dan Subjek Perjanjian 1. Objek Perjanjian