Pembatalan rescission hanya bagi perjanjian timbal balik bilateral

Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 178 a Biaya adalah segala pengeluaran atau pengongkosan yang nyata-nyata sudah dikeluarkan oleh salah satu pihak. b Rugi adalah kerugian karena kerusakan barang-barang kepunyaan kreditur yang diakibatkan oleh kelalaian debitur. c Bunga adalah kerugian yang berupa kehilangan keuntungan yang sudah dibayangkan atau dihitung oleh kreditur dan kerugian ini dalam bahasa Inggris dinamakan expection damages. Bila besarnya tuntutan ganti rugi didasarkan pada suatu ketentuan dalam perjanjian maka ganti rugi dinamakan stipulatedliquidated damages. Sedangkan tuntutan ganti rugi yang didasarkan pada keuntungan yang didapatkan tergugat debitur atas batalnya perjanjian karena wanprestasi itu disebut restitution damages. Penggantian biaya dan rugi dalam bahasa Inggris dijadikan satu dengan sebutan reliance damages yaitu penggantian bagi pengeluaran atau kerugian yang terjadi karena batalnya perjanjian itu, reliance damages dapat dituntut bila keuntungan transaksi atau expection damages tidak terbukti. 152 152 Hardijan Rusli.Op:cit. 133-134

a. Pembatalan rescission hanya bagi perjanjian timbal balik bilateral

Perjanjian jual beli software secara elektronik dalam KUHPerdata merupakan salah satu bentuk perjanjian tidak bernama, namun dalam hal ini dapat dikategorikan sebagai perjanjian timbal balik karena akan menimbulkan kewajiban-kewajiban kepada kedua belah pihak. Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 179 Pasal 1267 KUHPerdata menyatakan “Pihak terhadap siapa perikatan tidak dipenuhi dapat memilih apakah ia, jika hal itu masih dapat dilakukan akan memaksa pihak lain untuk memenuhi perjanjian atau ia akan menuntut pembatalan perjanjian disertai penggantian biaya, rugi dan bunga”. Berdasarkan Pasal 1267 KUHPerdata ini, maka kreditur diberikan hak untuk memilih apakah akan menunutut pemenuhan atau pembatalan perjanjian dengan penggantian biaya, kerugian dan bunga. Pasal ini adalah merupakan pengecualian dari Pasal 1338 bagian kedua yang menyatakan bahwa perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak……”. Penggantian biaya, rugi dan bunga bisanya disebut sebagai ganti rugi saja. Pasal 1267 KUHPerdata ini merupakan bagian dari ketentuan-ketentuan tentang perjanjian bersyarat dan Pasal 1267 ini kiranya dimaksudkan bagi perjanjian timbal balik dimana masing-masing pihaknya mempunyai kewajiban. Pasal 1267 ini adalah pasal yang diperuntukan untuk perjanjian timbal balik dan bukan untuk perjanjian unilateral atau cuma-cuma dan karena itu kreditur dalam perjanjian timbal balik dapat menuntut : 1 Pemenuhan perjanjian secara murni, atau 2 Pemenuhan perjanjian secara ganti rugi, atau 3 Pembatalan, saja 4 Pembatalan dengan ganti rugi. Dalam perjanjian yang bukan perjanjian timbal balik melainkan perjanjian yang unilateral atau cuma-cuma, maka kreditur tidak perlu serta tidak dapat Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 180 menuntut pembatalan Pasal 1338 bagian akhir KUHPerdata, tetapi cukup menuntut : 1 Pemenuhan perjanjian secara murni 2 Pemenuhan perjanjian secara penggantian biaya, rugi dan bunga. Dalam sistem common law, penuntutan pembatalan pembatalan menurut Pasal 1267 KUHPerdata disebut rescission, yang menurut Black Laws Dictionary adalah mencabut, tidak melakukan, menghindarkan, atau membatalkan suatu kontrak teristimewa, tidak melakukan suatu kontrak karena perbuatan dari salah satu pihak. Hak membatalkan rescission adalah hak untuk membatalkan suatu kontrak atas kejadian dari beberapa macam perbuatan yang merupakan wanprestasi oleh salah satu pihak dalam perjanjian. Dalam suatu perjanjian umumnya terdapat ketentuan tentang macam-macam perbuatan yang harus dilakukan oleh masing- masing pihak. Dari macam-macam perbuatan itu ada perbuatan yang dinyatakan maupun karena tersirat bahwa perbuatan itu bila tidak dipenuhi atau dilakukan akan menyebabkan pihak lawannya akan kehilangan keuntungan yang diharapkan oleh pihak lawan itu. Perbuatan ini merupakan perbuatan yang sebagai condition syarat dan bila perbuatan itu tidak dilakukan oleh debiturnya maka kreditur dapat meminta pembatalan atas perikatan tersebut, kecuali diperjanjikan sebaliknya oleh para pihak. Selain itu ada juga perbuatan yang bila tidak dilakukan tidak akan menyebabkan pihak lawannya kehilangan keuntungan yang diharapkan dan perbuatan itu disebut sebagai warranty. Perbuatan warranty ini bila tidak Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 181 dilakukan oleh debitur tidak akan menimbulkan hak bagi kreditur untuk membatalkan perikatannya kecuali para pihak menentukan sebaliknya. Tetapi banyak juga perbuatan-perbuatan yang tidak dapat dikategorikan sebagai conditonal atau warranty dan untuk perbuatan seperti ini tergantung dari keadaan khusus masing-masing, kecuali para pihak telah menentukan perbuatannya sebagai conditional atau warranty 153 153 Ibid.134-137 . b. Somasi Penuntutan penggantian biaya, rugi dan bunga dapat dilakukan terhadap pihak yang tidak memenuhi kewajiban atau terhadap pihak yang wanprestasi. Bagi kewajiban yang berupa tidak berbuat sesuatu tidaklah diperlukan peringatan terlebih dahulu karena selama tidak ada pelanggaran atau wanprestasi, maka selama itu pula dianggap debitur memenuhi kewajibannya. Jadi karena dianggap debitur telah memenuhi kewajibannya, maka tidak diperlukan lagi tegoran atau peringatan. Bagi perikatan dengan prestasi tidak berbuat sesuatu ini debitur sejak pertama kali dalam memenuhi kewajibannya, sedangkan bagi perikatan dengan prestasi memberi sesuatu atau berbuat sesuatu, debitur belum memenuhi kewajibannya. Sehubungan dengan hal tersebut bagi debitur dengan prestasi tidak berbuat sesuatu bila berbuat berlawanan dengan perikatannya, maka karena pelanggarannya itu saja debitur wajib mengganti biaya, rugi dan bunga. Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 182 Sedangkan penggantian biaya, rugi dan bunga oleh debitur dengan prestasi memberikan sesuatu atau berbuat sesuatu dapat dituntut bila ada wanpretasi dengan pembuktian Pasal 1242 KUHPerdata : 1 Ada teguran atau peringatan pernyataan lalai somasi dan debitur tetap melalaikannya, atau 2 Karena kelalaian secara hukum mora ex re, yaitu kelalaian yang terjadi karena adanya tenggang waktu yang fatal atau tenggang waktu yang tidak dapat diperpanjang. Somasi diperlukan bukan saja untuk dapat menentukan penggantian biaya, rugi dan bunga tetapi juga diperlukan untuk terjadinya peralihan resiko kepada debitur yang kewajibannya memberikan sesuatu Pasal 1237 dan 1238 KUHPerdata. Sommasi menurut putusan hoge raad tanggal 19 Desember 1892 dapat berupa : a. Surat resmi atau otentik dari juru sita b. Surat biasa Sommasi tidak dapat dilakukan secara lisan dan hal ini sesuai dengan pasal 1238 KUHPerdata yang menyatakan :” dengan surat perintah atau dengan sebuah akta sejenis itu“. Sommasi harus menyebutkan waktu tertentu untuk tenggang waktu pelaksanaan perjanjian karena bila tidak ada maka debitur dianggap belum lalai. Menurut putusan HR 24 April 1931 sommasi dari kreditur tidak diperlukan bila ada surat pengakuan dari debitur itu sendiri bahwa ia sudah dalam keadaan lalai atau telah menolak untuk melakukan prestasi. Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 183 Hal ini dalam common law disebut sebagai anticipotary breach yaitu wanprestasi yang terjadi karena salah satu pihak secara jelas atau tersirat menunjukan maksud untuk tidak terikat oleh kontrak itu. Anticipotary breach mungkin disebabkan oleh karena pihak tersebut tidak mungkin lagi atau tidak mau memenuhi prestasinya. Wanprestasi ini mungkin terjadi dalam bentuk mengabaikan kontrak atau ada petunjuk bahwa pihak tersebut hanya akan memenuhi prestasinya secara tidak sesuai dengan apa yang diperjanjikan. 154 1 Telah menerima teguran sommasi dan masih tidak memenuhi prestasinya.

c. Peralihan Risiko