Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.
USU Repository © 2009
76 Indonesia terlihat hanya UU tentang hak cipta yang mengatur dan menyebutkan
tentang program komputer walaupun hanya terbatas pada beberapa pasal saja. Di luar itu, UU tentang hak kekayaan intelektual lainnya minus hak paten,
seperti rahasia dagang dan hak merek sepertinya memandang sebuah program komputer sebagai sebuah objek sehingga aturan-aturan dalam undang-undang
tersebut tidak mengatur secara khusus tentang program komputer melainkan akan memberikan perlindungan dan pengaturan apabila objek tersebut memenuhi
unsur-unsur dan syarat-syarat untuk itu.
3. Software Sebagai Objek Jual Beli
Pada pembahasan tentang jual beli sebelumnya telah ditegaskan bahwa selain harga, barang merupakan unsur esensial dari suatu perjanjian jual beli.
Tanpa adanya barang mustahil ada jual beli. Barang atau benda dalam persetujuan jual beli berkedudukan sebagai objek yang tidak hanya terbatas pada benda
berwujud tetapi juga yang tidak berwujud. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Wirjono Prodjodikoro yang
menyatakan bahwa Pasal 1457 KUHPerdata memakai istilah zaak atau benda untuk dapat menentukan apa yang dapat menjadi objek jual beli dan menurut
Pasal 499 KUHPerdata zaak adalah hak atau benda yang dapat dimiliki, ini berarti bahwa yang dapat dijual dan dibeli itu tidak hanya barang yang dimilki,
melainkan juga hak atas suatu barang yang bukan hak milik.
83
83
Wirjono Prodjodikoro. Op:cit. 19
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.
USU Repository © 2009
77 Berkaitan dengan hal tersebut, jika bahasan kita alihkan pada pertanyaan
dapatkah software dijadikan sebagai objek jual beli, maka untuk menjawabnya ada baiknya kita sedikit membahas tentang hak-hak yang melekat pada software
itu sendiri yaitu hak kebendaan dan hak kekayaan immaterial.
a Hak Kebendaan
Program komputer atau perangkat lunak secara umum dapat kita kategorikan sebagai sebuah karya cipta dan oleh karenanya mendapat
perlindungan hak cipta. Hal ini seperti yang diatur dalam Pasal 12 ayat 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2002 tentang Hak Cipta UUHC. Sama halnya
dengan hak cipta lainnya, sebagai bagian dari hak cipta terhadap software juga melekat hak kebendaan.
Dalam bahasa Belanda hak kebendaan ini disebut zakelijk recht. Prof. Soedewi Masjchoen Sofwan memberikan rumusan tentang hak kebendaan yaitu
“hak mutlak atas suatu benda dimana hak itu memberikan suatu kekuasaan langsung atas suatu benda dan dapat dipertahankan terhadap siapapun juga.
Ada beberapa ciri pokok yang membebankan hak kebendaan ini dengan hak relatif atau hak perorangan, yaitu :
1 Merupakan hak mutlak, dapat dipertahankan terhadap siapapun juga
sedangkan hak relatif hanya dapat dipertahankan oleh orang tertentu saja. 2
Mempunyai droit de suit atau hak yang mengikuti yaitu hak yang mengikuti dimanapun dan di tangan siapapun benda itu berada
3 Mempunyai sifat droit de preference hak mendahulukan
4 Adanya yang dinamakan hak kebendaan
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.
USU Repository © 2009
78 5
Kemungkinan untuk dapat memindahkan hak itu dapat secara sepenuhnya dilakukan.
84
Dalam beberapa hal dapat terjadi bahwa hak perorangan mempunyai ciri-ciri sebagaimana yang terdapat pada hak kebendaan misalnya terhadap hak sewa yang
mempunyai hak mengikuti bendanya droit de suit juga sifat droit de preference. Dari rumusan Pasal 1 UUHC Indonesia yang mengatakan bahwa hak cipta
adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaanya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak
mengurangi pembatasan-pembatasan menurut undang-undang yang berlaku. Kemudian rumusan ini kita kaitkan dengan sedikit uraian tentang hak kebendaan
di atas maka dapat dikatakan bahwa dalam software sebagai bagian dari hak cipta juga melekat hak kebendaan.
Hal ini menunjukan bahwa hak cipta termasuk di dalamnya software hanya dapat dimiliki oleh pencipta atau penerima hak, hanya namanya yang disebut
sebagai pemegang hak yang boleh menggunakan hak cipta dan ia dilindungi dalam penggunaan haknya terhadap subjek lain yang menggangu atau
menggunakannya tidak dengan cara yang diperkenankan oleh aturan hukum. Kemudian mengenai hak kebendaan dan hak cipta ini Prof. Mahadi
berpendapat “ ...... hak cipta memberikan hak untuk menyita benda yang diumumkan
bertentangan dengan hak cipta itu serta perbanyakan yang tidak diperbolehkan, dengan cara dan dengan memperhatikan ketentuan yang
ditetapkan untuk penyitaan benda bergerak, baik untuk menuntut penyerahan benda tersebut mejadi miliknya ataupun untuk menuntut suatu
84
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan. 1981. Hukum Perdata: Hukum Benda. Yogyakarta: Liberty: 24
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.
USU Repository © 2009
79 benda itu dimusnahkan atau dirusak sehingga tidak dapat dipakai lagi. Hak
cipta tersebut juga memberikan hak yang sama untuk penuntutan dan penyitaan terhadap jumlah uang tanda masuk yang dipungut untuk
menghadiri ceramah, pertunjukan, atau pementasan yang melanggar hak cipta…...”.
Pandangan Prof. Mahadi tersebut semakin jelas menujukan bahwa software sebagai bagian dari hak cipta berada dalam ruang lingkup hukum kebendaan
sebab disamping mempunyai sifat mutlak juga hadir sifat droit de suit..
b Hak Kekayaan Immateriil
Hak kekayaan immaterial adalah suatu hak kekayaan yang objek haknya adalah benda-benda tidak berwujud. Jika kita hendak memastikan tempat dan
kedudukan software apakah telah melekat hak kekayaan immaterial maka ada baiknya kita lihat rumusan Pasal 499 KUHPerdata dimana pasal tersebut
memberikan batasan tentang rumusan benda yaitu menurut paham UU yang dinamakan benda adalah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai
menjadi objek kekayaan property atau hak milik yang pada akhirnya menempatkan hak cipta termasuk software sebagai hak yang merupakan bagian
dari benda. Hak cipta menurut rumusan ini dapat dijadikan objek hak milik karena itu ia memenuhi kriteria Pasal 499 KUHPerdata, si pemegang hak cipta dapat
menguasai sebagai hak milik.
85
Program komputer yang terekam dalam keeping CD room, dilindungi sebagai hak cipta atas benda berwujud, benda materiil dalam terminologi Pasal
85
Saidin.Op:cit. 50-53
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.
USU Repository © 2009
80 499 KUHPerdata dirumuskan sebagai barang dan yang dirumuskan sebagai hak
adalah hak cipta sebagai benda immaterial.
86
1 Program komputer sebagai karya cipta
Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan di atas kiranya sudah terjawab sudah pertanyaan dapat tidaknya sebuah software dikategorikan sebagai objek jual
beli, karena dari uraian-uraian tersebut telah terbentang fakta-fakta, diantaranya yaitu :
2 Pada program komputer dilengkapi dilekati hak kebendaan dan hak immateriil
3 Khusus hak immateriil, sesuai dengan pendapat Pitlo dikutip Prof. Mahadi
dalam buku Pitlo yang mengatakan : “…….serupa dengan hak tagih, hak immaterial tidak mempunyai benda
berwujud sebagai objek . Hak milik immateril termasuk kedalam hak-hak yang disebut dalam Pasal 499
KUHPerdata. Oleh sebab itu hak milik immateriil itu sendiri dapat menjadi objek dari suatu hak benda. Selanjutnya beliau mengatakan bahwa hak benda
adalah hak absolut atas suatu benda tetapi ada hak absolut yang objeknya bukan benda berwujud, itulah apa yang disebut dengan nama hak
milik……..”.
Kemudian O.K Saidin berpendapat bahwa hak kekayaan immateriil secara sederhana dapat dirumuskan bahwa semua benda tidak dapat dilihat atau diraba
dan dapat dijadikan sebagai objek hak kekayaan. Dari ketiga fakta tersebut terutama melekatnya hak immateriil pada software
maka dapat dikatakan bahwa telah terpenuhi syarat untuk dapat menjadi objek jual beli yaitu :
1 Dapat dijadikan sebagai objek harta benda atau harta kekayaan yang tidak
hanya terbatas pada benda berwujud tetapi juga tidak berwujud
86
Ibid.55-56
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.
USU Repository © 2009
81 2
Barang atau hak yang dapat dimiliki
c Software Sebagai Benda Bergerak
Tidak berbeda dengan hak milik lainnya hak cipta sebagai hak kekayaan immateriil disamping mempunyai fungsi tertentu, juga mempunyai sifat atau ciri
tertentu juga. Dalam hal sifatnya Pasal 3 UUHC Indonesia menyatakan bahwa hak cipta dianggap sebagai benda bergerak.
O.K Saidin berpendapat bahwa “……perkataan “dianggap” pada Pasal 3 UUHC tersebut memberikan kesan
bahwa sebenarnya sulit untuk membedakan dan memberi tempat apakah hak cipta itu termasuk benda bergerak atau tidak bergerak, untuk menggologkan
suatu benda bergerak atau tidak bergerak maka harus diukur arti penting dari penggolongan tersebut……”.
Sesuai dengan penjelasan Pasal 4 ayat 1 UU No. 19 Tahun 2002 maka penyerahan hak cipta tidak dapat dilakukan dengan penyerahan nyata karena ia
mempunyai sifat manunggal dengan penciptanya dan bersifat tidak berwujud. Sifat yang manunggal itu pula yang menyebabkan hak cipta tidak dapat
digadaikan karena jika ia digadaikan maka itu berarti si pencipta harus ikut pula beralih tangan kepada kreditur.
Mengenai penggolongan hak cipta ke dalam benda bergerak ini O.K. Saidin menambahkan bahwa hak cipta lebih tepat jika digolongkan ke dalam benda tidak
bergerak dengan beberapa alasan diantaranya yaitu : 1
Hak cipta mempunyai sifat manunggal dengan penciptanya 2
Pemindahan hak cipta harus dilakukan secara tertulis baik dengan maupun tanpa akta
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.