Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 9

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini disadari dunia sedang berada dalam era informasi information age, yang merupakan tahapan selanjutnya dari era prasejarah, era agraris, dan era industri. Dalam era informasi keberadaan suatu informasi mempunyai arti dan peranan yang sangat penting dalam semua aspek kehidupan, serta merupakan suatu kebutuhan hidup bagi semua orang baik secara individual maupun organisasional, sehingga dapat dikatakan informasi berfungsi sebagai layaknya aliran darah pada tubuh manusia. Perubahan bentuk masyarakat menjadi suatu masyarakat informasi information society memicu perkembangan teknologi informasi information technologi revolution menjadi kian pesat sehingga terciptalah perangkat-perangkat informatika yang semakin canggih dan jaringan- jaringan sistem informasi yang semakin rumit dan handal. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan sekarang ini yaitu, jika dahulu produk teknologi informatika seperti komputer dan perangkat informasi hanya dapat dinikmati sebatas pada kalangan organisasi bisnis besar sekarang bisa dinikmati oleh perusahaan kecil dan bahkan sudah merambah masuk ke dalam lingkup rumah tangga. Dahulu komputer berukuran besar dan berharga mahal kini komputer menjadi kian kecil, semakin tinggi performanya dan semakin murah Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 10 harganya. Singkatnya sekarang ini kita telah berada dalam perkembangan teknologi informasi yang berbasiskan lingkungan digital. 4 Sebagai salah satu komponen utama dari teknologi informasi selain komunikasi comunication dan keterampilan know how perkembangan komputer yang terjadi saat ini sangatlah pesat, baik perkembangan perangkat- perangkat kerasnya hardware maupun perangkat-perangkat lunaknya software, perkembangan tersebut merupakan tuntutan kebutuhan para pemakai komputer yang semakin kompleks, efesien dan efektif. Pada saat ini kebutuhan akan penggunaan komputer telah merambah hampir di segala bidang pekerjaan dan kehidupan masyarakat. 5 Oleh karena itu pada dasarnya karena kebutuhan terhadap suatu data danatau informasi, maka komputer sebagai perangkat pengolah data atau informasi sebenarnya merupakan perwujudan sistem elektronik terhadap sistem pengolahan informasi yang sebelumya telah dilakukan secara manual. Ringkasnya komputer sebagai suatu sistem elektronik akan terdiri atas perangkat keras elektronik hardware, perangkat lunak program komputer software, prosedur- prosedur procedures dan penggunaannya brainware serta data dan atau informasi itu sendiri content yang tersaji dalam tahap tatap muka dengan komputer. 6 Keberadaan software sebagai salah satu bagian penting dari komputer yang antara lain berfungsi sebagai modul pengantar peralatan fisik yang terdiri dari 4 Edmon Makarim I. 2004. Kompilasi Hukum Telematika. Ed 1. cet2. Jakarta: Raja Grafindo: 23-24 5 Abdul Rajaq, Bachrul Ulum. 2003. Cara Praktis Menguasai Komputer: Aplikasi Perkantoran. Surabaya: Indah: 9 6 Edmon Makarim I. Op:cit. 54 Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 11 kumpulan beberapa perintah yang diproses dalam peralatan proses procesing unit sehingga akhirnya dapat menyelesaikan masalah, hanya dapat dirancang dan dibuat oleh orang yang sangat mengerti tentang komputer atau biasa disebut dengan seorang programer. 7 Hal tersebut disebabkan karena peranti lunak atau software yang terdiri dari beberapa program komputer bukanlah bentuk program yang biasa ditemukan dalam radio atau televisi. Program-program yang dimaksud di sini adalah instruksi-instrusi yang berupa kode-kode numerik 0 dan 1 yang berada dalam memori komputer yang akan memberitahukan ke perangkat-perangkat keras komputer tentang pekerjaan apa yang harus diselesaikan, namun sekali lagi apabila kita hendak menulis sendiri software tersebut sangatlah sulit karena selain harus mengetahui bahasa pemrograman juga harus diketahui pula karakteristik dari sebuah hardware. 8 Namun metode yang lazim digunakan untuk memperoleh perangkat lunak yaitu dengan melalui lisensi baik ekslusif maupun non eklusif yang diberikan oleh penerbit perangkat lunak kepada orang-orang atau perusahaan yang membutuhkan Apabila seseorang atau suatu organisasi membutuhkan perangkat lunak komputer yang baru atau tambahan maka ada beberapa macam pilihan untuk mendapatkannya, yaitu dengan membeli perangkat lunak yang sudah disediakan sebagai suatu “off-the-shelf” atau dapat digunakan cara lain yaitu mengembangan sendiri perangkat lunak yang dibutuhkan atau dimungkinkan juga menggunakan jasa dari software hause. 7 Abdul rajaq. Op:cit. 12 8 Edmon Makarim I. Op:cit. 72 Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 12 perangkat lunak terkait, dengan memberikan izin untuk menggunakan perangkat lunak itu sebagai penukar atas pembayaran lisensi yaitu harga lisensi. 9 9 David I. Bainbride. 1993. Komputer dan Hukum. Jakarta: Sinar Grafika: 13, 120 Belanja software saat ini dapat dilakukan dengan dua pilihan, yaitu bisa mendatangi toko komputer secara langsung di pusat perbelanjaan atau apabila ingin praktis bisa membelinya secara online di internet. Akan tetapi bila dicermati keterangan-keterangan yang disampaikan oleh produsen software di layar komputer, salah satu keterangan tersebut menyatakan bahwa bila anda berminat dan setuju dengan syarat dan keterangan dalam perjanjian anda tinggal menekan tombol yes dan bila anda tidak setuju tombol yes tersebut tidak perlu ditekan. Kondisi yang hampir sama juga terjadi jika pembelian software langsung dilakukan di toko, melalui telepon atau faximail dimana pada bagian penutup kemasan akan ditemukan redaksi kalimat yang antara lain menyatakan bahwa dengan membuka paket tersebut maka telah terjadi kesepakatan terhadap ketentuan perjanjian. Dalam proses jual beli software ini baik yang secara langsung mendatangi toko ataupun melalui media elektronik, kedudukan sebuah perjanjian sangat penting bagi pembeli sebab pembelian yang dilakukan tanpa melalui pabrikan langsung maka akan terikat 3 tiga pihak sekaligus yaitu produsen pabrikan, toko penjual dan pemakai. Antara toko penjual dan pemakai akan ada keterikatan hukum secara langsung karena terjadi kesepakatan dalam perjanjian jual beli barang, akan tetapi tidak demikian halnya antara produsen dengan pemakai dimana diantara mereka tidak ada hubungan secara langsung. Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 13 Dalam jual beli software sering terjadi bahwa pembeli tidak menyadari ketika membeli suatu program software terdapat kerusakan atau cacat pada produk tersebut karena perhatian mereka hanya terfokus pada pemasangan software baru yang akan dipakai, kemudian sering juga terjadi ketentuan- ketentuan yang memuat larangan bagi konsumen dan bentuk pertanggungjawaban dari produsen dari kerusakan barang sama sekali tidak diperhatikan, karena umumnya pembeli hanya memaklumi adanya kesepakatan jual beli barang-barang software antara mereka dan toko komputer dan tidak menyangkut ijin lisensi pemakaian software yang merupakan perjanjian terpisah dari perjanjian jual beli tersebut. 10 Kemudian dalam suatu proses jual beli, kesepakatan penjual dan pembeli terjadi manakala telah ada pembayaran pasal 1320 KUHPerdata tetapi pada saat pembeli software bermaksud memakainya ternyata masih ada syarat-syarat yang menyertai dan perlu dituruti yakni larangan-larangan untuk melakukan sesuatu dan tentang jaminan terbatas limited liability dari produsen software atas produk yang dijualnya itu. 11 Seperti telah disebutkan di atas bahwa selain cara konvensional yaitu dengan cara membeli software langsung mendatangi tokonya, belanja software sekarang dapat dilakukan melalui telepon, faximail, atau internet dan seiring dengan perkembangan jaman belanja software melalui internet dianggap lebih cepat, mudah dan murah. Namun berbelanja di dunia maya sama sekali jauh berbeda dengan di dunia nyata. 10 Iman Syahputra. 2002. Problematika Hukum Internet Indonesia. Jakarta: Prehalindo: 7- 11 11 Ibid Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 14 Membeli suatu produk atau jasa yang diiklankan di internet, dengan cukup menekan tombol “send” tentunya setelah terpenuhinya segala kondisi yang disyaratkan term of conditions oleh penjual untuk kemudian membeli barang yang dibeli cukup hanya dengan menggesekan credit card. Begitu pula pihak penjual produk cukup menunggu dengan pasif persetujuan pembayaran dari bank atas credit card yang dipakai. Idealnya transaksi diadakan sedemikian praktis, tapi dalam kenyataannya transaksi tersebut dapat mengundang banyak persoalan, mungkin dapat sangat merugikan pihak-pihak yang bertransaksi, terlebih lagi transaksi melalui internet terkadang tidak hanya meliputi satu wilayah karena dapat mencakup antar benua yang tidak mengenal batas geografis dan yurisdiksi hukum. Atas dasar fenomena tersebut dapat dikatakan transaksi software secara elektronik dapat menimbulkan berbagai aspek termasuk aspek hukum bagi pihak- pihak penjual, pembeli dan produsen serta pihak ketiga mengenai siapakah yang tidak melakukan kewajiban, cedera janji wanprestasi sebagaimana yang diperjanjikan dan ketentuan mengenai tanggung jawab yang mengikutinya. 12 Didasarkan atas latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, adapun pokok permasalahan yang akan diangkat dalam skripsi ini adalah mengenai tinjauan hukum perjanjian terhadap tanggung jawab para pihak atas wanprestasi

B. Perumusan Masalah