Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.
USU Repository © 2009
34 Keempat unsur tersebut selanjutnya dalam doktrin ilmu hukum yang
berkembang digolongkan ke dalam : a
Unsur subjektif, yaitu unsur pokok yang menyangut subjek atau pihak yang mengadakan perjanjian. Unsur ini meliputi unsur kesepakatan secara bebas
dan kecakapan dari para pihak yang berjanji. Jika terjadi pelanggaran pada unsur ini maka suatu perjanjian dapat dibatalkan.
b Unsur objektif yaitu unsur pokok lainnya yang berhubungan langsung dengan
objek perjanjian yang meliputi keberadaan dari pokok persoalan yang merupakan objek yang diperjanjikan dan causa dari objek yang berupa
prestasi yang disepakati untuk dilaksanakan. Dalam hal tidak dipenuhinya unsur objektif ini maka perjanjian dapat dinyatakan batal demi hukum.
30
2. Asas-Asas Perjanjian
Pasal 1313 KUHPerdata mengawali ketentuan yang diatur dalam bab II buku III dengan judul “tentang perikatan-perikatan yang dilahirkan dari kontrak
atau perjanjian –perjanjian” dengan menyatakan bahwa “suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap
satu orang lain atau lebih”. Perumusan yang demikian memperlihatkan bahwa suatu perjanjian adalah ;
a Suatu perbuatan
b Antara sekurang kurangnya dua orang
c Perbuatan tersebut melahirkan perikatan diantara para pihak
30
Kartini Mulyadi. Op:cit: 93-94
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.
USU Repository © 2009
35 Perbuatan di sini mengandung maksud bahwa perjanjian hanya mungkin
terjadi jika ada suatu perbuatan nyata, yang tidak terbatas dalam bentuk pikiran atas dasar inilah kemudian dikenal adanya perjanjian konsensuil, perjanjian formil
dan perjanjian riil. Bagian kedua dari unsur Pasal 1313 tersebut menyatakan bahwa “antara
sekurang-kurangnya dua orang” menunjukan bahwa suatu perjanjian tidak mungkin dibuat sendiri. Lalu pada bagian selanjutnya dinyatakan “perbuatan
tersebut melahirkan perikatan diantara para pihak” mempertegas bahwa debitur pada satu pihak sebagai pihak yang berkewajiban dan kreditur pada pihak lain
yang berhak atas pelaksanaan prestasi oleh debitur. Dalam rangka menciptakan keseimbangan dan memelihara hak-hak yang
dimiliki para pihak, sebelum perjanjian yang dibuat mengikat para pihak maka oleh KUHPerdata diberikan berbagai asas umum yang menjadi batas serta
pedoman dalam mengatur dan membentuk perjanjian yang akan dibuat, yaitu :
asas personalia, asas konsensualitas, asas kebebasan berkontrak, asas perjanjian berlaku sebagai undang-undang, asas kepercayaan, asas kekuatan mengikat, asas
persamaan hukum, asas keseimbangan, asas kepastian hukum, asas moral, asas kepatutan. Selanjutnya mengenai asas-asas tersebut akan dijelaskan dan diuraikan
pada bagian pembahasan “kedudukan pacta sunt servanda dalam jual beli secara elektronik” di bab IV.
D. Jenis-jenis Dan Hapusnya Perjanjian 1. Jenis-jenis Perjanjian