Asas-Asas Perjanjian Kedudukan Pacta Sunt Servanda Dalam Jual Beli Secara Elektronik

Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 130 dalam dunia maya, asas informasi, asas kerahasiaan, asas pengamanan, asas standart kontrak, asas elektronik, asas domain, asas kuasa, asas penyerahan. 125 d Suatu perbuatan

1. Asas-Asas Perjanjian

Pasal 1313 KUHPerdata mengawali ketentuan yang diatur dalam bab II buku III dengan judul “tentang perikatan-perikatan yang dilahirkan dari kontrak atau perjanjian–perjanjian” dengan menyatakan bahwa “ suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”. Perumusan yang demikian memperlihatkan bahwa suatu perjanjian adalah ; e Antara sekurang kurangnya dua orang f Perbuatan tersebut melahirkan perikatan diantara para pihak Perbuatan di sini mengandung maksud bahwa perjanjian hanya mungkin terjadi jika ada suatu perbuatan nyata, yang tidak terbatas dalam bentuk pikiran atas dasar inilah kemudian dikenal adanya perjanjian konsensuil, perjanjian formil dan perjanjian riil. Bagian kedua dari unsur Pasal 1313 tersebut menyatakan bahwa “antara sekurang-kurangnya dua orang” menunjukan bahwa suatu perjanjian tidak mungkin dibuat sendiri. Lalu pada bagian selanjutnya dinyatakan “perbuatan tersebut melahirkan perikatan diantara para pihak”, mempertegas bahwa debitur pada satu pihak sebagai pihak yang berkewajiban dan kreditur pada pihak lain yang berhak atas pelaksanaan prestasi oleh debitur. 125 Ibid. 282 Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 131 Dalam rangka menciptakan keseimbangan dan memelihara hak-hak yang dimiliki para pihak, sebelum perjanjian yang dibuat mengikat para pihak maka oleh KUHPerdata diberikan berbagai asas umum yang menjadi batas serta pedoman dalam mengatur dan membentuk perjanjian yang akan dibuat, yaitu : asas personalia, asas konsensualitas, asas kebebasan berkontrak, asas perjanjian berlaku sebagai undang-undang, asas kepercayaan, asas kekuatan mengikat, asas persamaan hukum, asas keseimbangan, asas kepastian hukum, asas moral, asas kepatutan. a Asas Personalia Asas personalia diatur dan dicantumkan dalam ketentuan Pasal 1315 KUHPerdata, yang berbunyi : “pada umumnya tak seorangpun dapat mengikatkan diri atas nama sendiri atau minta ditetapkannya suatu janji selain untuk dirinya sendiri”. Dari rumusan tersebut dapat diketahui bahwa pada dasarnya suatu perjanjian yang dibuat oleh seorang dalam kapasitasnya sebagai individu subjek hukum pribadi hanya berlaku dan mengikat untuk dirinya sendiri asas personalia, namun lebih jauh dari itu ketentuan Pasal 1315 juga memberikan kewenangan bertindak dari seorang yang membuat atau mengadakan perjanjian. Kewenangan yang dimaksud yaitu kewenangan bertindak sebagai individu pribadi sebagai subjek hukum pribadi yang mandiri yang memiliki kewenangan bertindak untuk dan atas nama dirinya sendiri. Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007. USU Repository © 2009 132 Dengan kapasitas kewenangan tersebut bila dikaitkan dengan lapangan perikatan, maka harta kekayaan yang dimiliki oleh orang pribadi tersebut akan terikat dalam perikatan, hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1131 KUHPerdata. Apabila orang perorangan tersebut melakukan tindakan hukum dalam kapasitasnya yang berbeda yaitu tidak untuk kepentingan dirinya sendiri, maka kewenangan tersebut harus disertai dengan bukti-bukti. Pada umumnya sesuai dengan asas personalia yang diberikan oleh Pasal 1315 KUHPerdata, maka masalah kewenangan bertindak seorang sebagai individu dapat kita bedakan dalam : 1. Untuk dan atas nama serta bagi kepentingan diri sendiri 2. Sebagai wakil dari pihak tertentu, mengenai perwakilan ini dapat dibedakan ke dalam a Kewenangan sebagai wakil badan hukum dalam hubungannya dengan pihak ketiga. b Perwakilan yang ditetapkan oleh hukum, misalnya bentuk kekuasaan orang tua dan kurator.

3. Sebagai kuasa dari orang atau pihak yang memberikan kuasa. b Asas Konsensualitas