Gambar 18.4
Berkemah hendaknya dilakukan dekat sumber air, misalnya sungai
Sumber: www.travelkamchatka.com
2. Mencari Sumber Air dan Makanan
Kebutuhan air sangat vital. Jika tubuh kekurangan air, dapat menyebabkan dehidrasi bahkan menyebabkan kematian. Air yang dapat dikonsumsi memliki ciri
isik jernih, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa. Air seperti ini dapat dicari di tempat-tempat sumber air, seperti di sungai, dari mata air yang keluar, air
hujan, air embun, dan air hasil galian tanah. Oleh karena itu, berkemah hendaknya dilakukan di tempat yang dekat dengan sumber-sumber air tersebut.
Penjelajah juga dapat memperoleh air dari tumbuhan yang ada di alam, seperti buah kelapa, rotan yang dipotong, atau dengan banyak memakan tumbuhan yang
memiliki kandungan air tinggi. Sumber makanan dapat dicari di alam bebas. Sumber makanan dapat berasal
dari tumbuhan atau binatang. Namun, Anda harus mengetahui jenis tumbuhan dan binatang yang dapat dimakan. Bagian tumbuhan yang dapat dimakan
biasanya adalah bagian akar, batang, buah, atau umbi-umbian bergantung pada jenis tanamannya.
Hindari tumbuhan atau buah yang berwarna mencolok. Cobalah terlebih dahulu pada bagian tubuh yang sensitif seperti kulit. Biasanya tumbuhan yang
berbahaya akan menyebabkan efek gatal, kulit menjadi merah, atau terasa panas.
Binatang liar juga merupakan sumber protein dan lemak yang dapat djadikan bahan makanan darurat. Binatang yang dapat dikonsumsi adalah jenis unggas,
ikan, serangga, reptil, dan mamalia.
Pelajaran 18 Penjelajahan Bukit
219
3. Melakukan Tindakan Penyelamatan
Jika ada anggota penjelajahan yang terkena penyakit atau mengalami kecelakaan, harus dilakukan pertolongan secepatnya. Berikut adalah beberapa
langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi atau mengatasi berbagai macam kondisi.
a. Luka
Jika ada anggota yang mengalami luka seperti lecet, tergores benda tajam, atau ranting pohon, segera obati. Bersihkan bagian tubuh atau kulit yang luka
dengan air bersih. Selanjutnya gunakan obat antiseptik, lalu balut dengan perban yang steril. Ganti balutan perban selama 24 jam sekali.
b. Pingsan
Ketika seseorang mengalami pingsan, cepat lakukan tindakan dengan membaringkan penderita. Usahakan posisi kaki lebih tinggi dari tubuh. Longgarkan
bagian pakaian yang terlalu ketat. Kompres bagian dahi dengan air dingin dan berikan bau-bauan yang menyengat. Setelah sadar, penderita akan merasa pusing.
Biarkan penderita beristirahat tidur selama satu jam atau lebih.
c. Keracunan
Hati-hati dalam mengonsumsi makanan. Biasanya keracunan diakibatkan oleh konsumsi makanan yang kadaluwarsa atau salah minum obat. Gejala yang timbul
adalah pusing, mual, muntah, sakit perut, kulit dingin, dan tampak kebiruan. Segera lakukan pertolongan pada penderita dengan mengistirahatkannya.
Kemudian, usahakan si penderita agar muntah dan jaga agar kondisi tubuhnya tetap hangat serta beri obat antiracun. Jika memungkinkan, segera bawa ke
perkampungan untuk meminta bantuan penduduk atau langsung ke dokter. Oleh karena itu, setiap melakukan penjelajahan peralatan P3K harus selalu
dibawa. Hal ini untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi.
4. Menghindari Tempat Binatang Buas
Biasanya, di hutan masih terdapat binatang-binatang buas. Untuk itu, ketika mendirikan tenda atau tempat perlindungan harus menghindari jalur atau tempat
biasanya binatang mencari makan. Hal ini dapat diketahui dari sisa kotoran yang ditinggalkannya.
Binatang yang harus diwaspadai dan dihindari adalah harimau, gajah, beruang, kucing hutan, dan reptil. Ketika tidak sengaja bertemu dengan binatang
tersebut, usahakan agar tetap tenang dan menghindar perlahan-lahan. Biasanya binatang liar sangat takut pada keberadaan manusia. Namun, pada kondisi tertentu
binatang tersebut dapat bersifat agresif. Misalnya, pada saat musim kawin, sedang mengasuh anak, atau sedang mencari makan.
Gelanggang Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk
SMAMA Kelas XI 220