Permasalahan perikanan tangkap Indonesia

30 Teknik pelaksanaan ketentuan tersebut dapat dibicarakan bersama oleh Pemerintah, nelayan, swasta, dan masyarakat pesisir.

2.6 Posisi Masyarakat Dalam Pengelolaan Perikanan

Dalam pengelolaan perikanan perlu pengetahuan tentang informasi dasar mengenai proses biologi dan proses ekonomi yang menyangkut setiap jenis kegiatan perikanan. Proses biologi meliputi informasi tentang populasi spesies ikan tertentu atau kelompok spesies ikan dan dinamikannya, parameter habitat dan lingkungan yang mempengaruhinya, reproduksi, pertumbuhan dan mortalitasnya. Semua ini membutuhkan keterlibatan dan kerjasama semua komponen masyarakat nelayan, sehingga informasi yang diharpakan dapat terkumpul secara detail dan akurat Nikijuluw, 2002. Menurut Nurhakim 2007, proses ekonomi dengan sejumlah metode misalnya MSY, MEY, input-output dalam menentukan pemanfaatan sumberdaya ikan, investasi permodalan yang diperlukan dan keluaran berupa hasil dan pendapatan usaha. Juga perlu diketahui metode untuk menetapkan stok ikan dan menetapkan tingkat pemanfaatan dan tingkat upaya yang diinginkan. Rancangan kelembagaan dan regulasi untuk mempertegas hak pemanfaatan sumberdaya dan mengendalikan eksploitasi sumberdaya ikan dan pemasarannya. Proses ini juga akan berjalan dengan baik bila ada dukungan dari masyarakat. Dalam kegiatan ini, semua upaya pengelolaan tersebut menjadikan masyarakat nelayan sebagai basis informasi dan pengembangan. Menurut Fauzi 2005, pengelolaan sumberdaya ikan memerlukan suatu model tentang populasi ikan dan model ekonomi. Secara sederhana kegiatan penangkapan ikan akan berkelanjutan dan lestari sustainable jika laju penangkapan menghasilkan jumlah tangkapan yang seimbang dengan laju pertumbuhan stok ikan. Kajian tentang bagaimana menjaga keseimbangan ini tertuang dalam model-model pengelolaan perikanan. Pengelolaan sumberdaya ikan juga memerlukan model-model untuk mengkaji populasi ikan terutama yang mempengaruhi faktor-faktor pertumbuhan, mortalitas dan pendugaan stok ikan. Masalah pengelolaan sumberdaya perikanan sangat berkaitan erat dengan interaksi masyarakat di lingkungan pantai pesisir dan perairan. Satria et al. 2002 menyatakan bahwa masalah pesisir disebabkan oleh : 31 1 Degradasi kawasan pesisir yang disebabkan oleh aktivitas masyarakat stakeholders coastal. 2 Degradasi kualitas lingkungan perairan teritorial hal ini disebabkan oleh polusi, kontaminasi dan dampak aktivitas lingkungan di kawasan pesisir. Oleh karena ini, pengelolaan perikanan tidak boleh dilepaskan dengan peran serta masyarakat nelayan dan pesisir. Kontribusi masyarakat nelayan dalam kegiatan perikanan sangat dominan, dan bahkan dikatakan sebagai pelaku utama kegiatan perikanan. Terkait dengan ini, maka masyarakat nelayan dan pesisir harus dilibatkan dalam kegiatan apapun yang dilakukan di kawasan perikanan.

2.7 Perikanan Co-management Sebuah Inovasi Memperkuat Kelembagaan

Menurut Nielsen et al. 2003 selama dekade terakhir konsep co- management meningkat diterima sebagai salah satu cara pengelolaan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan perikanan fisheries management performance. Walaupun demikian peningkatan penerimaan terhdap konsep co- management masih didefinisikan berbeda-beda oleh berbagai pihak Berbagai stakeholders telah bersaing dan bahkan berkonflik dalam pemanfaatan ruang, sumberdaya ikan di kawasan pantai. Pembangunan infrastruktur, pariwisata, penangkapan ikan komersial dan sebagainya bersaing di kawasan pesisir dan pantai. Di Afrika selatan lembaga co-management yang ada di masyarakat tidak mampu mengatasi tekanan perkembangan kegiatan perikanan. Kelembagaan tumbuh karena didorong oleh Pemerintah. Disadari bahwa kelembagaan perikanan akan berkembang jika ada kemitraan Pemerintah, industri, nelayan untuk memperkuat manajemen bersama yang disebut co-management. Tata kelola perikanan dengan co-management di Afrika selatan meliputi 3 hal yaitu : 1. Mengatur tujuan pengelolaan 2. Mendefinisikan dan menyediakan pengetahuan dasar base knowledge bagi pengelolaan 3. Memastikan implementasi keputusan manajemen 32 MengaturTujuan Pengelolaan Pengetahuan dasar pengelolaan Implementasi kebijakan Gambar 8 Manajemen Perikanan Modern. MengaturTujuan Pengelolaan Pengetahuan dasar pengelolaan Implementasi kebijakan Gambar 9 Instrumental Co-management. Mengatur Tujuan Pengelolaan Pengetahuan dasar pengel Implementasi kebijakan Gambar 10 Co-management pemberdayaan perikanan.

2.8 Co-management Menjadi Resolusi Konflik Antara Nelayan

Kearny 2002 menulis bahwa co-management dapat menyelesaikan konflik antar nelayan komersial dengan nelayan rekreasi di Victoria Australia yang terjadi 1980-1990-an. Fisheries co-management council Victoria ditugasi untuk mereview pengelolaan sumberdaya dan mengimplementasikan co-management untuk mengatasi konflik antar nelayan komersial dan nelayan rekresi tersebut. Lebih lanjut Kearny menjelaskan bahwa peran Pemerintah dalam co-management mengalami devolusi yaitu : 1 instruktive otoritas user paling kecil, 2 consultative, cooperative kesetaraan peran patners, 3 advisory dan normative Pemerintah Komunitas nelayan Ko 1 2 3 1 2 3 Pemerintah Komunitas nelayan Ko 1 2 1 2 3 3 Komunitas nelayan Ko 1 2 3 3 Pemerintah 2 1