117
5. Simulasi dan uji statistik
Simulasi dilakukan setelah data terkait diinput ke dalam program. Uji statistik yang dilakukan dalam analisis AHP ini ada dua jenis, yaitu uji konsistensi dan uji
sensitifitas. Bila dari hasil simulasi diperoleh rasio inconsistency 0,1 atau lebih berarti data yang digunakan tidak konsistensi dan harus dilakukan pengambilan
ulang. Sedangkan untuk uji sensitifitas disukai hasil simulasi yang tidak terlalu sensitif. Bila hasil simulasi terlalu sensitif berarti prioritas strategi yang dipilih terlalu
labil terhadap dinamika yang berkembang pada kegiatan perikanan tangkap. Kriteria uji statistik disajikan pada Tabel 25.
Tabel 25 Kriteria Uji Statistik AHP Uji statistic
Kriteria Rasio inconsistency
0,1 Sensitivity test
Diharapkan tidak terlalu sensitif
Sumber : Expert Choice 9.5
6. Interpretasi hasil analisis
Interpretasi hasil analisis merupakan tahapan penggunaan hasil analisis AHP untuk menjelaskan dan memberikan rekomendasi prioritas model co-management
yang tepat dalam mendukung pengelolaan perikanan tangkap potensial di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
6.4 Hasil Penelitian 6.4.1 Kriteria pengelolaan perikanan tangkap
Kriteria yang menjadi pertimbangan dalam pengelolaan perikanan tangkap di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat termasuk dengan
menggunakan model co-management ini adalah pemenuhan semua aspek yang menjadi perhatian dalam pengelolaan perikanan. Dalam analisis hierarki
menggunakan AHP, hasil penilaian setiap aspekkriteria pengelolaan ditunjukkan oleh tingkat kepentingannya terkait pengelolaan perikanan di Palabuhanratu
dengan mengaplikasikan suatu model co-management. Struktur hierarki strategi pemilihan co-management tersebut ditunjukkan pada Gambar 15 dibawah ini.
118 Gambar 16 Struktur Hierarki Strategi Pemilihan Co-Management.
Gambar 17 Hasil analisis kepentingan dan uji banding berpasangan kriteria.
Aspek biologi merupakan aspek pengelolaan yang paling penting dengan penerapan model co-management dalam pengelolaan perikanan tangkap di
Palabuhanratu, yaitu dengan rasio kepentingan RK 0,346 pada inconsistency terpercaya 0,07 Gambar 16. Sedangkan batas inconsistency yang diperbolehkan
secara statistik adalah tidak lebih dari 0,1. Tingginya rasio kepentingan nelayan ini terlihat dari hasil uji banding berpasangan format AHP antar aspek
pengelolaan terkait seperti ditunjukkan pada Gambar 17.