42 skoring, analisis LGP, dan analisis SEM. Secara umum, skema analisis yang
dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 11.
Deskripsi Pengelolaan Perikanan Tangkap Palabuhanratu
Struktur Hierarki, Uji Banding
Berpasangan
Biologi Sosial budaya
Pola Implementasi Model Co-management
Terpilih
Ya
A na
li si
s S kor
ing
Teknologi Ekonomi
Potensial berbasis Co- Management
Tidak
Alokasi Usaha Perikanan Tangkap
Potensi Berbasis Co- management
Model Co-management Terpilih
Jenis Usaha Perikanan Tangkap
Potensial
Analisis LGP Penyusunan Model Teoritis Path
Diagram
Stop Start
Analisis SWOT dan QSPM
Analisis Kelayakan Usaha NPV, BC ratio,
IRR, ROI Metode AHP
Uji Statistik
Analisis SEM Goodness-of-fit
Inconsistency ratio Sensitivity test
Gambar 12 Skema Analisis dalam Penelitian.
43
1. Present status
Untuk menganalisis kondisi kini present status pelaksanaan konsep co- management
dalam pengelolaan perikanan tangkap di Palabuhanratu menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT terdiri atas faktor analisis faktor
internal dan analisis faktor eksternal, sehingga menjadi pijakan awal dalam pengembangan analisis selanjutnya pada penelitian ini. Analisis ini dilakukan
dengan mengukur kekuatan strength, kelemahan weaknesses, peluang opportunity dan ancaman threat yang ada pada perikanan tangkap saat ini yang
menggunakan konsep co-management dalam beberapa praktek operasi pengelolaannya, kemudian membuat plot kondisiposisi saat ini berdasarkan
pemetaan hubungan keempat kelompok faktor tersebut. Matriks yang dikembangkan dalam proses analisis ini mencakup matriks IFAS, matriks EFAS,
dan matriks internal-eksternal IE.
2. Variabel Dominan yang mempengaruhi
co-management
untuk mengindentifikasi beberapa variabel dominan yang mempengaruhi co-management
perikanan tangkap di Palabuhanratu menggunakan analisis Quantitative strategic planning matrix
QSPM, QSPM merupakan teknik analisis yang secara obyektif dapat menetapkan variabel yang mempengaruhi atau
dibutuhkan oleh suatu kegiatan manajemen berdasarkan prioritas atau dominasinya. Secara umum, analisis yang dilakukan dalam pengembangan
metode QSPM ini mencakup pendaftaranidentifikasi variabel, pemberiaan bobot, dan penghitungan nilai pengaruh.
3. Penentuan model
co-management
Untuk menetukan model co-management yang paling tepat dalam skala prioritas pada perikanan tangkap di Palabuhanratu digunakan Analytical
Hierarhcy Process AHP. Pilihan berdasarkan skala prioritas dipilih karena
dapat membandingkan semua alternatif model co-management berdasarkan semua pertimbangan yang mungkin sehingga lebih representatif dan
implementatif dalam aplikasinya.
44 Dengan mengacu kepada metodologi penelitian, pemilihan model co-
management ini dilakukan dengan pendekatan analisis hierarki. Hal ini penting
supaya model co-management yang dipilih benar-benar merupakan model terbaik bagi pengelolaan potensi perikanan tangkap yang ada dan mengakomodir semua
komponen pengelolaan terkait baik yang menjadi kriteria pengelolaan maupun pembatas pengelolaan. Rancangan hierarki pada bagian ini merupakan hasil
pengembangan hubungan atau interaksi terpadu semua komponen yang menjadi pertimbangan tersebut, sehingga pengelolaan perikanan lebih akomodatif dan
membawa manfaat maksimal. Pengembangan analisis dengan pertimbangan berbagai komponen terkait ini juga penting dalam upaya melibatkan peran
stakeholders terutama nelayan dan masyarakat lokal, dimana penilaian komponen
pengelolaan merupakan kontribusi saran dan argumen dari stakeholders tersebut. Pemilihan model co-management pengelolaan perikanan tangkap di
Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat sangat ditentukan oleh kriteriaaspek pengelolaan yang ingin dicapai, kondisi pengelolaan yang ada saat
ini, dan alternatif model co-management yang ditawarkan dalam pengelolaan perikanan tangkap. Hasil identifikasi lapang dan studi literatur menunjukkan
paling tidak ada empat aspek pengelolaan yang harus diperhatikan dalam pengelolaan perikanan tangkap di Palabuhanratu, termasuk dengan
mengembangkan model co-management, yaitu aspek biologi, aspek teknologi, aspek ekonomi, dan aspek sosial dan budaya. Dalam struktur hierarki yang
dikembangkan, keempat aspek pengelolaan ini berada di level 2 setelah goal di level 1.
Pemilihan model co-management pengelolaan perikanan tangkap di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat ini juga dipengaruhi berbagai
kendalapembatas. Kendalapembatas ini merupakan gambaran kondisi dalam pengelolaan, namun mempunyai keterbatasan baik kualitas maupun kuantitas,
sehingga dapat menjadi penghambat kegiatan pengelolaan perikanan tangkap. Terkait dengan ini, maka model co-management yang baik adalah model co-
management yang dapat mengakomodir dan mengontrol keterbatasan tersebut,
sehingga mendukung pengelolaan dan bukan sebaliknya. Berdasarkan hasil identifikasi lapang dan studi literatur, diketahui bahwa hal-hal yang bisa menjadi
45 kendalapembatas dalam pengelolaan perikanan tangkap di Palabuhanratu,
termasuk dengan menerapkan model co-management diantaranya adalah ketersediaan sumberdaya, sumber dan jumlah modal, kondisi sarana prasarana
perikanan dan pendukungnya, lingkup kewenangan, dan tata ruang kewilayahan. Faktor pembatas tersebut akan menentukan dan mempengaruhi pemenuhan
kriteria pengelolaan perikanan yang perlu dicapai, dimana dalam struktur hierarki, faktor tersebut berada di level 3. Sedangkan alternatif model co-management yang
ditawarkan untuk mendukung pengelolaan perikanan tangkap potensial di Palabuhanratu ada berbagai tipe co-management dalam pengelolaan sumberdaya
menurut Jentoft 1989 dan Nikijuluw 2002, yaitu : 1
Model co-management Instruktif 2
Model co-management Konsultatif 3
Model co-management Kooperatif 4
Model co-management Advokatif 5
Model co-management Informatif
Gambar 13 Struktur hierarki pemilihan model co-management pengelolaan perikanan tangkap di Palabuhanratu.
Pemilihan Model Co-management Pengelolaan Perikanan Tangkap
GOAL
Limit Factor
Sumberdaya Modal
Sarana Prasarana
Kewenangan
Kriteria Pengelolaan
Biologi Sosial Budaya
Teknologi Ekonomi
Co- management
Instruktif Co-
management Konsultatif
Co- management
Kooperatif Co-
management Advokatif
Co- management
Informatif
Alternatif Co- management
Tata ruang