40
2. Identifikasi responden
Jumlah responden yang dipilih dari kelompok sampling tergantung jenis data primer yang dikumpulkan. Responden ini dipilih secara purposive sampling
dari kelompok sampling berdasarkan ketokohan, pengetahuan, dan penguasaan terhadap aktivitas kelompoknya. Adapun ketentuan penetapan jumlah responden
penelitian adalah : 1
Jumlah responden untuk pengumpulan data analisis SWOT, QSPM, analisis kelayakan usaha, dan analisis skoring adalah 50 orang dari 981 populasi 5-
10 usaha perikanan tangkap sejenis di desa pesisir Palabuhanratu. 2
Jumlah responden untuk pengumpulan data terkait penentuan model co- management
menggunakan analitycal hierarchy process AHP mengacu kepada ketentuan AHP menurut Saaty 1991, yaitu 20 orang expert.
Responden berasal dari beberapa tokoh dari perwakilan semua kelompok sampling
. 3
Jumlah responden untuk pengumpulan data analisis LGP adalah 50 orang dari 981 populasi 5-10 usaha perikanan tangkap sejenis yang potensial
dan berbasis co-management di desa pesisir Palabuhanratu. 4
Jumlah responden untuk pengumpulan data terkait perumusan solusi
implementasi co-management terpilih menggunakan analisis structural
equation modelling SEM mengacu kepada kebutuhan estimasi maximum
likelihood Ferdinand 2002 yaitu sekitar 183 orang 20. Responden
berasal dari perwakilan semua kelompok sampling.
3. Pengumpulan data responden
Pengumpulan data responden dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik wawancara terbuka dan contingent value method CVM. Teknik wawancara
terbuka dilakukan untuk mengumpulkan data terkait pengelolaan perikanan tangkap berbasis co-management yang memerlukan informasi dari pelaku
langsung maupun tidak langsung di lokasi. CVM dilakukan untuk mengumpulkan data yang penting untuk pemilihan dan pengembangan model co-management
yang tepat dalam pengelolaan perikanan tangkap, namun maksudnya sulit dicerna responden, misalnya dalam pengumpulan data untuk analisis AHP dan analisis
SEM. CVM dilakukan dengan menciptakan kondisi pasar hipotesis, sehingga
41 responden seakan-akan merasakan apa yang diilustrasikan enumerator, dan
kemudian dapat menjawab dengan baik apa yang ditanyakan responden.
3.3.2 Metode pengumpulan data sekunder
Metode pengumpulan data sekunder terdiri dari studi literatur, pendapat pakar, dan kombinasi keduanya.
1. Studi literatur
Studi literatur digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yang berasal dari buku, jurnal, atau hasil penelitian lainnya terkait dengan pengelolaan
perikanan tangkap, pelaksanaan prinsip co-management dalam pengelolaan dan lainnya di Palabuhanratu maupun di tempat lain dengan masalah serupa.
2. Pendapat pakar
Pendapat pakar yang dimaksud merupakan pendapat atau gagasan yang disampaikan melalui media baik elektronik maupun media massa tentang suatu
masalah yang berkaitan dengan penelitian. Pakar tersebut dapat berasal dari perguruan tinggi, instansi teknis KKP dan lembaga riset perikanan, dan
pengamatpraktisi perikanan, masing-masing 2 orang. Data yang dikumpulkan dapat bersifat landasan teori, perkembangan pengelolaan perikanan tangkap,
progress implementasi program co-management di suatu lokasi, dan analisis
prospek, dan kebijakan yang mendukung suatu program pengelolaan perikanan dan lainnya.
3. Kombinasi studi literatur, hasil studi, dan pendapat pakar
Metode kombinasi digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yang sumbernya banyak dan berantai. Metode kombinasi ini dapat dilakukan bila dari
salah satu metode di atas belum didapatkan data yang diharapkan.
3.4 Metode Analisis
Semua data primer dan data sekunder yang telah dikumpulkan diidentifikasi, dikelompokkan, dan dianalisis sesuai peruntukannya untuk
mendukung tercapainya tujuan penelitian ini. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup analisis SWOT, analisis QSPM, analisis hierarki, analisis