9 tepat guna.  Oleh sebab itu patut diduga bahwa di Palabuhanratu sudah ada
bentuk pengelolaan bersama co-management. 2
Berbagai program yang melibatkan banyak stakeholders, sehingga diduga ada  co-management  dengan variabel yang berpengaruh pada usaha
perikanan tangkap di Palabuhanratu. 3
Ketidak jelasan pola pengelolaan bersama tersebut  memunculkan  berbagai program pengelolaan bersama co-management dengan nama yang berganti
ganti tetapi pola implementasinya tetap sama dan belum dirumuskan secara baik.
1.6    Kerangka Pemikiran Penelitian
Beberapa konsep pengelolaan yang berbasis co-management  telah diterapkan dalam pengelolaan perikanan tangkap di Palabuhanratu.  Hal ini
misalnya melalui Program  Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir PEMP, aplikasi teknologi tepat guna, program revitalisasi perikanan tangkap  dan  yang
terakhir program minapolitan yang dicanangkan pada April 2010  oleh KKP. LSM dan Perguruan tinggi telah membuat program  pendampingan  peningkatan
usaha dan mutu hasil olahan ikan-ikan by-catch menjadi kerupuk, pendampingan dan bimbingan teknis  pembuatan dendeng ikan  dan produk olahan ikan lainnya.
Program implementasi teknologi pengolahan ikan berbasis masyarakat melalui penerapan metode pemisahan daging dan tulang ikan,  program pengembangan
atraktor  cumi-cumi secara tepat guna dan program hibah Ditjen Pendidikan Tinggi, dan lainnya.  Program-program tersebut tentu memberi dampak tersendiri
bagi nelayan dan masyarakat sekitar  yang melandasi kerangka pemikiran yang diperlihatkan pada Gambar 2.
Untuk menetapkan pijakan awal sekaligus mengukur kesesuaian topik, maka dalam disertasi ini dipandang perlu untuk mengetahui kondisi kini present
status pelaksanaan konsep co-management  kegiatan perikanan tangkap di
Palabuhanratu. Kondisi yang ada akan mempengaruhi stakeholders terkait dalam berinteraksi dan mengambil peran guna memenuhi kepentingan stakeholders
dalam pengelolaan perikanan tangkap.
10 Kondisi kini yang ada dan kepentingan stakeholders  yang berbeda-beda
akan mempunyai pengaruh tersendiri dalam operasi usaha perikanan  tangkap di lokasi penelitian.  Disertasi  ini  juga  memandang perlu memaparkan  kekuatan,
kelemahan, peluang, maupun ancamannya model pengelolaan bersama sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi pelaksanaan konsep co-management  saat ini
present status di Palabuhanratu. Disertasi ini juga mencoba mengurai beberapa variabel dominan yang mempengaruhinya  pengelolaan bersama. Uraian variabel
dominan dibuat dalam matriks IFAS, matriks EFAS, matriks internal-eksternal IE, dan Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM.
Gambar 2.  Kerangka Pemikiran Penelitian Model co-management perikanan tangkap yang baik merupakan model yang
mendukung pengembangan usaha perikanan tangkap potensial dengan memahami kondisi yang ada, dan  harapan setiap  stakeholders terkait. Prinsip ini menjadi
Pemilihan Model Co-management
Model Co-management dan UPT Terpilih
Pola Implementasi Co- management
Terpilih Pengembangan SDM,
Teknologi, dan Modal UPT Pemilihan Usaha Perikanan
Tangkap UPT Potensial Kondisi kini Pelaksanaan Konsep Co-
management Perikanan Tangkap
Konsep Teoritis
Indikator Co- management
Tugas Co- management
11 pemikiran penting dalam pengembangan model co-management. Pertimbangan
semua kriteria  pengelolaan yang ingin dicapai dan keterbatasan pengelolaan dengan mengakomodir kepentingan semua stakeholders  terkait menjadi fokus
utama dalam pemilihan model co-management  yang tepat bagi pengelolaan perikanan tangkap potensial di Palabuhanratu  ini. Penentuan model  dilakukan
secara prioritas menggunakan metode AHP dengan lingkup analisis terdiri dari identifikasi dan pendefinisian hireraki, penyusunan struktur hierarki, penetapan
skala banding, formulasi data, simulasi dan uji statistik, dan interpretasi hasil interpretasi model co-management terpilih.
Dalam pelaksanaannya, model co-management tersebut juga tidak bisa lepas dengan kegiatan operasi dari usaha perikanan tangkap unit penangkapan yang
ada sebagai aktivitas dominan bidang perikanan tangkap di Palabuhanratu. Operasi usaha perikanan tangkap akan menentukan pola implementasi model co-
management , dan model co-management  akan mengendalikan dimanika operasi
usaha perikanan tangkap yang ada.  Interaksi umpan balik ini harus berjalan harmonis sehingga kegiatan pengelolaan perikanan tangkap dapat berkelanjutan di
Palabuhanratu. Guna mendukung maksud tersebut, maka dipandang perlu untuk
mengindentifikasi jenis dan alokasi beberapa usaha perikanan tangkap potensial dengan basis co-management.  Pengkajian jenis usaha perikanan tangkap unit
penangkapan yang potensial dengan basis pelibatan semua komponen di masyarakat penting untuk mendukung implementasi model co-management
terpilih    pada bidang perikanan tangkap di Palabuhanratu.  Untuk meningkatkan kualitas potensial suatu usaha perikanan tangkap, dilakukan kajian  terhadap
semua aspek pengelolaan baik ekonomi, biologi, sosial budaya, maupun teknologi yang dikembangkan. Kajian ini terdiri dari analisis skoring, analisis kelayakan
usaha, dan analisis LGP. Kesesuaian jenis dan alokasi usaha perikanan tangkap tersebut dapat menghindari kegiatan penangkapan destruktif danatau berlebihan,
sehingga pemanfaatan potensi perikanan Palabuhanratu tetap dapat dirasakan oleh generasi mendatang, demikian juga konsep co-management  yang baik yang
mengikutinya.
12 Guna memberi arah dalam implementasinya, juga  dirumuskan solusi atau
pola implementasi  co-management  terpilih.  Solusi atau pola  implementasi tersebut  sinkron dengan dinamika usaha perikanan tangkap yang antara lain
menyangkut dukungan pengembangan sumberdaya manusia, dukungan pengembangan teknologi penangkapan, dukungan penyediaan modal, sehingga
kinerja usaha perikanan tangkap menjadi lebih baik. Pengkajian terkait solusi atau pola implementasi model co-management terpilih berdasarkan hasil analisis AHP.
Untuk mengetahui pola implementasi yang tepat, maka komponen pengelolaan yang terlibat dalam interaksi model  co-management  tersebut dianalisis pola
interaksinya yang menyangkut nilai pengaruh, signifikansi  pengaruh, dan sifat pengaruh  suatu komponen terhadap komponen lainnya baik langsung direct
effect maupun tidak langsung indirect effect.  Kajian ini menggunakan metode
SEM dengan lingkup analisis penyusunan model teoritis, perancangan path diagram
, perumusan measurement model  dan  structural equation, penetapan matriks input dan estimasi model, evaluasi kriteria goodness-of-fit, interpretasi
model hasil analisis SEM. Selanjutnya model co-management  tersebut juga dikontrol oleh garis tugas
dan indikator keberhasilan co-management yang ditetapkan serta feedback kinerja usaha perikanan tangkap.  Pola implementasi tersebut cukup detail dan
menyeluruh, dan bila berhasil tentu dapat memandu berbagai kegiatan pengelolaan pada usaha perikanan tangkap Palabuhanratu sehingga menjadi lebih
maju.
13
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Pengelolaan Perikanan di Palabuhanratu 2.1.1  Produksi perikanan
Dalam lima belas tahun operasional 1993-2007 sejak diresmikan Pelabuhan  Perikanan  Nusantara  Palabuhanratu  PPNP pada tanggal 18 Februari
1993, perkembangan produksi  ikan mengalami fluktuasi. Volume produksi ikan Palabuhanratu  tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 36,37 diantaranya
produksi ikan hasil tangkapan yang didaratkan di kolam pelabuhan mengalami peningkatan sebesar 10,89 dan volume produksi ikan yang masuk ke pelabuhan
melalui jalan darat mengalami peningkatan Ditjen Perikanan Tangkap, 2007. Volume produksi ikan yang didaratkan di Palabuhanratu  ternyata tidak
dapat memenuhi kebutuhan ikan segar maupun untuk bahan baku olahan sehingga perlu didatangkan ikan dari luar pelabuhan untuk memenuhi permintaan pasar.
Produksi ikan per jenis alat tangkap,  ada yang mengalami peningkatan ada pula yang mengalami penurunan. Hasil tangkapan alat tangkap longline  mengalami
peningkatan sebesar 60,42, pancing ulur 443,3 dan alat tangkap rampus sebesar 166,2. Untuk alat tangkap lainnya rata-rata mengalami penurunan
produksi hasil tangkapan.  Gambar  3  menyajikan volume produksi ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu PPNP selama priode 2000-2009
PPN Palabuhanratu, 2010.
1,000 2,000
3,000 4,000
5,000 6,000
7,000 8,000
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
2008 2009
Tahun P
ro d
u k
s i I
k a
n to
n
Gambar 3  Produksi Ikan di PPN Palabuhanratu Selama Periode 2000-2009.