Persentase Pemanjangan OPTIMASI FORMULASI TEPUNG KOMPOSIT DENGAN MENGGUNAKAN

Gambar 21. Hasil optimasi variabel respon persentase pemanjangan Dengan semakin tingginya ko mposisi tepung terigu dalam perbandingan formula si maka semakin tinggi peman jangan yang terjadi. Hal ini dapat dijelaskan dengan adanya protein glutein yang membuat jaringan elastis pada mi sehingga mi dapat meregang lebih panjang. Penggunaan pati yang lebih banyak akan menurunkan ko mposisi tepung terigu atau kacang tunggak. Pati ganyong tidak memiliki g luten yang dapat menahan peregangan mi, namun sifat pati ganyong HMT yang tidak memiliki breakdown dapat meningkatkan keko mpakan serta meningkatkan elastisitas mi Ganyong Indrawuri, 2009. Tabel 12. Hasil analisis parameter sifat fisik mi kering Formula A B C Pemanjangan Kekuatan tarik Kekerasan Kelengketan Elastisitas gF gF mJ mm 1 50 10 40 24.4 31.8 1186.5 0.0 0.7 2 40 50 10 9.0 19.1 687.9 0.0 0.7 3 50 25 25 21.7 25.5 960.8 0.1 0.7 4 10 50 40 5.5 16.6 626.4 0.0 0.6 5 25 25 50 14.7 23.4 1007.6 0.0 0.7 6 50 10 40 23.1 32.6 1197.3 0.0 0.7 7 50 40 10 25.4 25.9 948.6 0.0 0.7 8 40 50 10 13.0 22.9 787.8 0.1 0.7 9 21.67 41.67 36.67 13.8 18.6 1165.0 0.1 0.7 10 41.67 36.67 21.67 22.1 19.5 1032.9 0.1 0.7 11 25 25 50 11.7 18.3 942.5 0.1 0.7 12 50 40 10 19.6 25.4 1021.5 0.1 0.7 13 33.33 33.33 33.33 20.2 25.5 986.3 0.1 0.7 14 25 50 25 10.5 18.0 920.8 0.1 0.7 15 41.67 21.67 36.67 14.3 22.5 1232.9 0.1 0.7 16 10 50 40 10.4 16.6 826.4 0.1 0.7 Keterangan : A: Tepung terigu B: Pati ganong HM T C: Tepung kacang tunggak A 0.000 B 50.000 C 0.000 7 11.75 16.5 21.25 26 P e m a n ja n g a n A 50.000 B 0.000 C 50.000 X1 = A: Tepung terigu X2 = B: Pati ganyong HMT X3 = C: Tepung kacang tunggak

4.4.5. Kekuatan Tarik

Pengukuran kekuatan tarik Tensile strength menggunakan alat yang sama yang digunakan dalam pengukuran tekstur mi, namun dengan probe yang berbeda tipe penjepit dan cara kerja yang berbeda. Pengukuran peregangan memberikan nilai kekuatan tarik dan kekuatan pemanjangan. Ukuran pemanjangan telah dibahas sebelumnya dalam persentase elongasi. Kekuatan tarik kali ini memberikan nilai gaya tarik maksimu m yang masih dapat diterima mi sebelum akh irnya putus. Kekuatan tarik d itunjukkan dengan puncak kurva hasil pengukuran dengan satuan gf. Data hasil analisis ANOVA dapat dilihat pada Lampiran 15. Nilai hasil pengukuran kekuatan tarik dari 16 mi Tabel 12 berkisar antara 16.55gf formula 4-32.625 gf formula 6. Berdasarkan analisis ANOVA p0.05, ko mbinasi model formu lasi memberikan pengaruh pada respon kekuatan tarik. Gambar 22. Hasil optimasi variabel respon kekuatan tarik Hasil optimasi variabel respon kekuatan tarik dapat dilihat pada grafik t iga dimensi pada Gambar 22. Dari gambar tersebut terlihat bahwa grafik semakin meninggi ke arah tepung terigu 50 dan pati ganyong 10, sedangkan tepung kacang tunggak memberikan hasil yang tidak terlalu berpengaruh pada grafik. Hal ini terlihat dari lengkungan yang tidak terlalu men garah ke salah satu sisi tepung kacang tunggak, namun grafik semakin tinggi pada sisi kacang tunggak 50 yang mengarah pada sudut pati kacang tunggak 0. Semakin tingginya proporsi tepung terigu akan memberikan semakin banyak proporsi gluten dalam adonan dan membuat mi menjadi leb ih tahan terhadap tarikan. Sedangkan pati ganyong termodifikasi tidak memiliki gluten, sehingga sifat pati ganyong HMT terbaik yang dibutuhkan untuk mi yaitu yang memiliki kekuatan gel tinggi untuk dijad ikan bahan baku pembuat mi. Tepung kacang tunggak juga tidak memiliki proporsi gluten namun dengan semakin tingginya proporsi tepung kacang tunggak dan semakin sedikitnya proporsi pati ganyong memberikan n ilai kekuatan tarik yang tinggi. e A 0.000 A 50.000 B 0.000 C 50.000 16 20 24 28 32 K e k u a ta n T a ri k g F B 50.000 C 0.000 X1 = A: Tepung terigu X2 = B: Pati ganyong HMT X3 = C: Tepung kacang tunggak

4.4.6. Analisis Tekstur Mi

Hasil analisis tekstur mi dengan menggunakan Texture Analyzer TexturePro CT V1.2 Build9 Brook field memberikan nilai dari tiga variabel tekstur yaitu nilai kekerasan hardness, nilai kelengketan adhesivness, dan elastisitas mi springiness.

4.4.6.1. Kekerasan mi Hardness

Kekerasan mi menggambarkan daya tahan mi untuk pecah akibat gaya tekan yang diberikan. Gaya tekan dari probe memberikan simulasi g igitan pertama dan secara sensori didefinisikan sebagai tenaga yang dibutuhkan untuk menembus mi dengan gigi. Proporsi ket iga bahan dalam 16 formula memberikan hasil nilai kekerasan mi yang berbeda nyata p0.05. Hasil analisis ANOVA terhadap nilai kekerasan mi dapat dilihat pada Lampiran 16. Nilai kekerasan mi berkisar antara 626.38gf formu la 4 – 1232.88 gf formula 15 yang dapat dilihat pada Tabel 12. Hasil optimasi dapat dilihat dalam bentuk grafik permu kaan respon pada Gambar 23. Respon dioptimu mkan dengan target mi terigu 100 dengan nilai rata-rata kekerasan 1208 gf. Penetapan target dalam optimasi dikarenakan tekstur yang terlalu keras atau terlalu lunak t idak d iingin kan dalam tekstur mi, sehingga diamb il target mi terigu. Tepu ng terigu adalah bahan baku utama dan umum dalam pembuatan mi dan masyarakat indonesia lebih u mu m terhadap mi terigu. Dari gambar dapat dilihat bahwa dengan meningkatnya proporsi tepung terigu, kacang tunggak dan dengan menurunnya proporsi pati ganyong me mberikan nilai kekerasan yang semakin tinggi. Kekerasan yang rendah dengan semakin t ingginya proporsi pati ganyong dalam formu lasi d ikarenakan pati ganyong merupakan tepung pati. Pada proses pemasakan, pati akan tergelat inisasi dan akan menyerap air, semakin banyak pati menyerap air menyebabkan mie yang direbus semakin lunak. Semakin banyak proporsi pati, mi akan semakin lunak. Kemampuan gel pati dan nilai setback pati berpengaruh terhadap kekerasan mi sehingga saat pemilihan perlakuan optimu m HMT pati ganyong, dipilih pati ganyong termodifikasi yang memiliki kekuatan gel dan nilai setback yang tinggi. Menurut Herawat i 2009 pati dengan kekuatan gel yang tinggi kemungkinan akan membentuk tekstur bihun yang lebih kokoh dalam meningkatkan mouthfeel pada saat bihun dikonsumsi. Hal tersebut juga mungkin berlaku pada mi. Gambar 23. Optimasi variabel respon kekerasan mi hardness. A 0.000 A 50.000 B 0.000 C 50.000 740 850 960 1070 1180 K e k e r a s a n g F B 50.000 C 0.000 X1 = A: Tepung terigu X2 = B: Pati ganyong HMT X3 = C: Tepung kacang tunggak