Analisis morfologi granula pati

peningkatan suhu sebesar 4 C menit. Setelah mencapai suhu 95 C, suhu dipertahankan selama 10 men it. Suhu pasta pati kemudian diturunkan sampai 50 C dan dipertahankan kembali selama 10 men it. Informasi yang dapat diperoleh antara lain suhu awal gelatinisasi yaitu suhu saat viskositas pasta mulai naik, viskositas pasta pati meliputi viskositas pasta panas VPP yaitu viskositas setelah dipertahankan pada suhu 95 C dan viskositas pasta dingin VPD yaitu viskositas setelah suhu dipertahankan 50 C, viskositas breakdown yaitu perubahan viskositas selama pemanasan, viskositas setback yaitu perubahan viskositas selama pendinginan, dan viskositas akhir VA .

3.3.2.3. Analisis swelling power Leach et al. 1959; Riley et al. 2006 Dengan modifikasi

Sebanyak masing-masing 1 g patitepung dimasukkan kedalam 2 tabung sent rifuse yang diketahui beratnya. Volu me suspensi ditepatkan sampai 50 ml dengan menggunakan air destilata. Tabung sentrifuse ditutup rapat, kemudian diin kubasi pada suhu 30, 60, dan 95 o C selama 30 menit. Tabung disentrifuse pada 4000 rp m selama 30 men it. Setelah disentrifuse didalam tabung akan terdapat dua fase yaitu fase endapan pati dan fase air. Air dikeluarkan dari tabung dengan cara tabung dimiringkan terbalik 45 o dan air dibiarkan keluar. Sisa-sisa air yang berada di tepian tabung dikeringkan dengan kertas tisu. Kemudian berat pati dan tabung ditimbang untuk mengetahui berat pati setelah mengembang. Kekuatan pembengkakan swelling power dihitung berdasarkan penambahan berat pati membengkak terhadap berat awal pati atau tepung yang digunakan.

3.3.2.4. Kekuatan gel pati gel strength Wattanachant et al. 2002 dengan modifikasi

Suspensi pati sebesar 18 18 gram pati dalam 100 mL air d ipanaskan hingga mencapai 95 C dan dipertahankan selama 30 menit kemudian didingin kan sampai suhu 50 C. Pasta dituang setinggi ± 5 cm ke dalam tabung plastik kemudian tabung disimpan pada suhu 4 C selama 24 jam. Pengukuran kekuatan gel d ilakukan dengan menggunakan texture analyzer pada kondisi kecepatan probe 2 mms sampai jarak 15 mm dengan ukuran diameter probe 10 mm. Penentuan kekuatan gel didasarkan pada maksimu m gaya pada ko mpresi pertama dengan satuan gram force gf.

3.3.2.5. Analisis total pati Nelson-Smogyl Hidayat,1988

Sebanyak 0.1 g pati dit imbang dan dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian d itambahkan etanol 80 sebanyak 20 ml dan dipanaskan dalam waterbath bersuhu 100 o C selama 15 menit sampai etanol menguap. Endapan yang terbentuk dalam tabung dibiarkan mengering. Sisa endapan dilarutkan dengan aquades 2 ml dan dipanaskan selama 3 menit, d itambah HClO 4 9.2 N sebanyak 2 ml, kemudian dipanaskan kembali selama 15 men it. Setelah itu ditambahkan 25 ml aquades kemudian didiamkan 30 menit. Larutan sampel disaring ke dalam labu takar 100 ml kemudian ditambahkan aquades sampai tanda tera. Larutan sampel dipipet 1 ml ke dalam tabung reaksi 50 ml, ditambahkan 1 tetes indikator phenol red, kemud ian netralisasi dengan NaOH 1 N. Setelah itu, d itambahkan pereaksi Cu sebanyak 2 ml, dipanaskan dalam waterbath selama 10 men it kemudian dinginkan selama 10 menit. Setelah cukup dingin ditambahkan 2 ml pereaksi nelson dan ditepatkan volumenya sampai 50 ml dengan aquades. Setelah itu ukur absorbansi larutan sampel dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 500 n m. Konsentrasi pati total pati ditentukan dengan perhitungan di bawah ini menggunakan kurva standar glukosa.