Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
142
Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda. 1.
Sebutkan empat contoh kelainan yang terjadi pada sistem ekskresi manusia.
2. Bagaimana cara menanggulangi gagal ginjal?
3. Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah
penyakit atau kelainan pada ginjal?
Soal Penguasaan
Materi
8.2
C Sistem Ekskresi pada Hewan
6. Dermatitis adalah suatu peradangan yang terjadi di kulit, yang
berulang-ulang dan sering kambuh. Contoh dermatitis yang umum adalah eksim.
7. Prostatis adalah peradangan di prostat. Akibat peradangan tersebut,
penderitanya sulit buang air seni.
8. Impetigo adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Penyakit ini terjadi pada anak-anak, terutama pada mereka yang kekurangan gizi. Impetigo ditandai dengan kulit yang berbintik-bintik
berisi nanah yang biasanya timbul di wajah dan tangan.
9. Penyakit kuning yang disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu
karena adanya penumpukan kolesterol dan membentuk batu empedu. Feses penderita akan berwarna cokelat abu-abu, sedangkan darahnya
kekuningan karena cairan empedu masuk ke aliran darah.
10. Glikosuria, hematuria, dan albuminaria. Glikosuria adalah kelainan
yang dicirikan dengan ditemukannya glukosa pada urine. Hal tersebut menunjukkan adanya kelainan pada tubulus ginjal. Hematuria adalah
kelainan dengan tanda ditemukannya sel darah merah di dalam urine. Penyebabnya adalah peradangan pada ginjal atau karena iritasi akibat
bergesekan dengan batu ginjal. Albuminaria adalah kelainan, yang ditandai dengan ditemukannya zat putih telur albumin dalam urine.
Hal tersebut disebabkan kerusakan membran pada kapsula Bowman yang menyebabkan protein berukuran besar seperti albumin dapat lolos
dari filtrasi.
Kesetimbangan kimia dalam tubuh menjadi salah satu syarat utama untuk dapat bertahan hidup. Berikut akan dibahas mengenai mekanisme ekskresi
pada beberapa hewan.
1. Sistem Ekskresi pada Hewan Invertebrata
Sistem ekskresi pada hewan invertebrata lebih sederhana dibandingkan hewan vertebrata. Berikut ini beberapa penjelasan mengenai sistem ekskresi
beberapa hewan invertebrata.
Ginjal baru
a b
Sumber: Jendela Iptek: Ilmu Kedokteran
, 1997; www.healtatoz.com
Gambar 8.7
a Pasien gagal ginjal yang sedang dicuci darahnya oleh
mesin dialisis. b Posisi ginjal hasil transplantasi
Di unduh dari : Bukupaket.com
Sistem Ekskresi
143
a. Makhluk Hidup Satu Sel Protozoa
Makhluk hidup satu sel mengeluarkan sisa-sisa metabolismenya dengan cara difusi. Karbon dioksida hasil respirasi seluler dikeluarkan dengan cara
difusi. Selain itu, ada cara lain, yaitu dengan membentuk vakuola yang berisi sisa metabolisme Gambar 8.8.
Cairan di luar
sel Partikel
yang dibuang
Sitoplasma Partikel yang
harus dibuang
Vakuola
Sumber: Biology Concepts Connections
, 2006
Gambar 8.8
Makhluk hidup satu sel membentuk vakuola yang berisi
sisa metabolisme, lalu mengeluarkannya dari dalam
sel.
Pada hewan Coelenterata dan Porifera yang hidup sebagai koloni sel-sel, mekanisme ekskresinya dengan cara mendifusikan zat-zat yang akan dibuang
dari satu sel ke sel yang lain hingga akhirnya dilepaskan ke lingkungan.
b. Planaria
Organ ekskresi yang paling sederhana dapat ditemukan pada cacing pipih
atau planaria. Organ tersebut bernama protonefridia, berupa jaringan pipa yang bercabang-cabang di sepanjang tubuhnya. Jaringan pipa tersebut dinamakan
nefridiofor. Ujung dari cabang nefridiofor disebut sel api flame cell. Disebut demikian karena ujung sel tersebut terus bergerak menyerap dan menyaring
sisa metabolisme pada sel-sel di sekitarnya. Kemudian, mengalirkannya melalui nefridiofor menuju pembuluh ekskretori Gambar 8.9.
Pergerakan Silia
Sel api
Pori-pori ekskretori
Saluran ekskretori
Sumber: Essentials of Biology
, 1990
Gambar 8.9
Sistem ekskresi pada planaria.
c. Cacing Tanah
Cacing tanah, moluska, dan beberapa hewan invertebrata lainnya
memiliki struktur ginjal sederhana yang disebut nefridia. Struktur tersebut terdapat di setiap segmen tubuhnya. Dalam cairan tubuh cacing tanah yang
memenuhi rongga tubuhnya, terkandung sisa metabolisme maupun nutrien. Cairan inilah yang disaring oleh ujung tabung berbentuk corong dengan
silia yang disebut nefrostom.
Dari nefrostom, hasil yang disaring tersebut kemudian dibawa melewati tubulus sederhana yang juga diselaputi oleh kapiler-kapiler darah. Pada
tubulus ini, terjadi proses reabsorpsi bahan-bahan yang penting, seperti garam-garam dan nutrien terlarut. Air dan zat-zat buangan dikumpulkan
• Difusi
• Nefostrom
• Nefridiofor
• Sel api
Kata Kunci
Di unduh dari : Bukupaket.com
Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
144
dalam tubulus pengumpul, suatu wadah yang merupakan bagian dari nefridia untuk selanjutnya dikeluarkan melalui lubang ekskretori di dinding tubuh,
yang biasa disebut nefridiofor Gambar 8.10
Mulut Usus tengah
Cairan selom
Usus belakang
Tubulus Malpighi
Hemolimfa
Sumber: Essentials of Biology
, 1990
Gambar 8.11
Badan Malpighi pada belalang.
Nefridiofor di dinding tubuh
Urine Kantung
kemih Jaringan
kapiler darah Septum antara
segmen tubuh Nefrostom
Tubulus
Gambar 8.10
Cacing tanah memiliki struktur ginjal sederhana yang disebut
nefridia.
Sumber: Essentials of Biology
, 1990
d. Serangga
Alat ekskresi pada serangga, contohnya belalang adalah tubulus Malpighi Gambar 8.11. Badan Malpighi berbentuk buluh-buluh halus yang
terikat pada ujung usus posterior belalang dan berwarna kekuningan. Zat-zat buangan diambil dari cairan tubuh hemolimfa oleh saluran
Malpighi di bagian ujung. Kemudian, cairan masuk ke bagian proksimal lalu masuk ke usus belakang dan dikeluarkan bersama feses dalam bentuk kristal-
kristal asam urat Hopson Wessells, 1990: 598.
2. Sistem Ekskresi pada Hewan Vertebrata