Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
206
berperan dalam pertahanan tubuh terhadap cacing parasit. Eosinofil memposisikan diri di permukaan cacing dan menyekresikan enzim dari
granul untuk menghancurkan cacing tersebut.
b. Protein Antimikroba
Protein yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh nonspesifik
disebut sistem komplemen. Protein tersebut dapat secara langsung membunuh mikroorganisme ataupun mencegah reproduksinya. Terdapat
sekitar 20 jenis protein yang termasuk dalam sistem ini. Histamin dan interleukin termasuk protein ini.
Protein komplemen bersirkulasi dalam darah dalam bentuk tidak aktif. Jika beberapa molekul dari satu jenis protein komplemen aktif, hal tersebut
memicu gelombang reaksi yang besar. Mereka mengaktifkan banyak molekul komplemen lain. Setiap molekul yang teraktifkan, akan mengaktifkan jenis
protein komplemen lain dan begitu seterusnya. Aktivasi protein komplemen terjadi jika protein komplemen tersebut berikatan dengan protein yang
disebut antigen. Antigen telah dimiliki oleh patogen. Aktivasi dapat terjadi ketika protein komplemen berikatan langsung dengan permukaan bakteri.
Beberapa protein komplemen dapat bersatu membentuk pori kompleks yang menginduksi lisis kematian sel pada patogen. Beberapa protein
komplemen yang teraktifkan juga menyebabkan respons pertahanan tubuh nonspesifik yang disebut peradangan inflamasi. Selain itu, “menarik” sel-
sel fagosit menuju sel atau jaringan yang rusak.
3. Respons Tubuh pada Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik
Infeksi mikroba patogen direspons oleh tubuh dengan reaksi peradangan inflamasi dan demam. Radang merupakan reaksi tubuh terhadap kerusakan
sel-sel tubuh yang disebabkan oleh infeksi, zat-zat kimia, ataupun gangguan fisik lainnya, seperti benturan dan panas. Gejala radang dapat berupa sakit,
panas bengkak, kulit memerah dan gangguan fungsi dari daerah yang terkena radang. Bisul, bengkak, dan gatal merupakan beberapa bentuk peradangan.
Demam merupakan salah satu respons tubuh terhadap radang. Ketika demam, suhu tubuh akan naik melebihi suhu tubuh normal. Bakteri, virus,
sel-sel kanker, dan sel-sel yang mati menghasilkan zat yang disebut pyrogen- exogen. Zat tersebut merangsang makrofag dan monosit mengeluarkan zat
pyrogen-endogen yang merangsang hipotalamus menaikkan suhu tubuh sehingga timbul perasaan dingin, menggigil, dan suhu tubuh yang meningkat.
Obat-obatan penurun panas seperti paracetamol, pirazon,
aspirin, dan propionat meng- hambat sintesis prostaglandin
di hipotalamus sehingga menurunkan panas. Menurut-
mu, apakah keuntungan dan kerugian penggunaan obat-
obatan ini?
Wawasan
Biologi
Sumber: Biology: Discover ing Live
, 1991
Gambar 11.4
Demam menandakan masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Sistem Pertahanan Tubuh
207
Suhu tubuh yang tinggi menguntungkan karena bakteri dan virus akan lemah sehingga mati pada suhu tinggi. Metabolisme, reaksi kimia, dan sel-sel
darah putih akan lebih aktif dan cepat sehingga mempercepat penyembuhan. Namun, terdapat efek lain dari naiknya suhu tubuh ini. Sakit kepala, pusing,
lesu, kejang, dan kerusakan otak permanen yang membahayakan tubuh dapat terjadi akibat naiknya suhu tubuh.
Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda. 1.
Jelaskan fungsi sistem pertahanan tubuh nonspesifik. 2.
Sebutkan bagian sistem pertahanan tubuh non- spesifik eksternal dan jelaskan cara kerjanya.
3. Bagaimana respons tubuh terhadap mikroba atau
zat asing yang memasuki sistem pertahanan tubuh nonspesifik?
Soal Penguasaan
Materi
11.1
Pertahanan tubuh nonspesifik pada permukaan tubuh disokong oleh
pertahanan tubuh spesifik atau sistem kekebalan tubuh imunitas yang memiliki kekuatan yang lebih besar menghadapi penyerang patogen
tertentu. Pertahanan tubuh spesifik ini dipicu oleh antigen antibody generating
, zat asing yang menjadi bagian permukaan virus, bakteri, atau patogen lain. Semua zat asing yang memicu sistem kekebalan tubuh disebut
antigen. Antigen dapat berupa karbohidrat, lemak, atau protein. Sistem tubuh memiliki ciri-ciri khusus spesifik, yaitu mengingat dan
mengenali mikroba patogen atau zat asing. Sistem kekebalan tubuh memiliki kemampuan untuk mengenali dan menghancurkan patogen dan zat asing
tertentu. Sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap antigen tertentu dengan mengaktifkan sel limfosit dan memproduksi protein khusus yang disebut
antibodi
. Selain pada mikroorganisme patogen, antigen terdapat juga pada zat asing seperti kulit atau jaringan hasil cangkok organ.
Sistem kekebalan tubuh mampu mengingat antigen yang pernah menyerang dan telah mempersiapkan diri lebih baik dan efektif jika patogen
tersebut menyerang kembali. Hal ini menjelaskan mengapa jika kita telah terkena penyakit cacar sewaktu kecil, kita tidak akan terkena lagi di
kemudian hari Gambar 11.5.
B Pertahanan Tubuh Spesifik
Sumber:
www.wikipedia.org
Gambar 11.5
Penyakit cacar air. Setelah terkena penyakit cacar air,
kemungkinan besar kita tidak akan terserang kembali.
M engapa hal ter sebut dapat ter adi?
• Antibodi
• Antigen
• Imunitas
Kata Kunci
Di unduh dari : Bukupaket.com
Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
208
Sistem kekebalan tubuh dapat membedakan molekul atau sel tubuh dari molekul asing antigen. Antigen dalam darah yang akan membedakan
golongan darah, tidak berbahaya bagi tubuh pemiliknya. Akan tetapi, jika antigen darah tersebut disuntikkan kepada orang lain, antibodi individu
tersebut akan bereaksi. Kelainan mekanisme ini berakibat fatal dan menyebabkan kelainan yang disebut autoimunitas.
Kekebalan tubuh yang diperoleh setelah pulih dari infeksi penyakit
disebut kekebalan aktif active immunity. Disebut demikian karena kekebalan tubuh ini bergantung pada respons kekebalan tubuh orang
tersebut. Adapun kekebalan pasif diperoleh dengan memberikan antibodi dari seseorang yang telah kebal, kepada orang lain.
Kekebalan aktif terjadi jika kita pulih dari penyakit, seperti cacar, tetanus,
atau campak. Tubuh akan memproduksi antibodi yang berguna meng- hancurkan mikroba patogen jika mereka menyerang kembali. Kekebalan aktif
ini dikenal dengan kekebalan aktif alami. Adapun kekebalan aktif buatan didapatkan dengan menyuntikkan antigen bakteri yang tidak aktif, mikroba
mati, atau mikroba yang dilemahkan. Cara ini dikenal dengan vaksinasi. Dengan vaksinasi, kekebalan orang tersebut akan aktif membentuk antibodi
layaknya orang yang telah terkena penyakit yang disebabkan antigen tersebut.
Kekebalan tubuh pasif contohnya terjadi pada bayi yang diberikan air susu pertama kolostrum oleh ibunya. Di dalam kolostrum terkandung
berbagai macam antibodi ibu yang melindungi bayi dari penyakit. Meskipun hanya bertahan untuk beberapa minggu, namun cukup untuk bayi hingga
sistem kekebalan tubuhnya bekerja dengan baik. Kekebalan tubuh pasif juga dapat dilakukan dengan memberikan antibodi orang yang telah kebal kepada
orang yang sakit. Contohnya, pada penyakit rabies.
Respons sistem kekebalan tubuh terhadap kehadiran antigen dapat dibedakan atas dua cara, yaitu imunitas humoral dan imunitas seluler. Apa
perbedaannya? Bagaimana cara kerjanya? Pelajarilah materi berikut.
1. Imunitas Humoral