Imunitas Seluler Respons Kekebalan Tubuh

Sistem Pertahanan Tubuh 209 Dinding sel patogen Protein komplemen Pori-pori Bakteri Virus Antibodi Bakteri Antigen terjadi dihancurkan Sel fagosit Netralisasi Penggumpalan Pengendapan Pengaktifan Sistem Komplemen Imunitas Humoral Sel fagosit Sel Patogen lisis Sumber: Biology Concepts Connections , 2006 Gambar 11.6 Beberapa cara antibodi menghancurkan patogen atau antibodi Netralisasi terjadi jika antibodi memblokir beberapa tempat antigen berikatan dan membuatnya tidak aktif. Antibodi menetralkan virus dengan menempel pada tempat yang seharusnya berikatan dengan sel inang. Selain itu, antibodi menetralkan bakteri dengan menyelimuti bagian beracun bakteri dengan antibodi. Hal tersebut menetralkan racun bakteri sehingga sel fagosit dapat mencerna bakteri tersebut. Penggumpalan aglutinasi bakteri, virus, atau sel patogen lain oleh antibodi merupakan salah satu cara yang cukup efektif. Hal ini dapat dilakukan karena antibodi memiliki minimal dua daerah ikatan binding site. Cara ini memudahkan sel fagosit menangkap sel-sel patogen tersebut. Cara ketiga mirip dengan penggumpalan. Pengendapan dilakukan pada antigen terlarut oleh antibodi. Hal ini untuk membuat antigen terlarut tidak bergerak dan memudahkan ditangkap oleh sel fagosit. Cara terakhir merupakan perpaduan antara antibodi dan sistem komplemen. Antibodi yang berikatan dengan antigen akan mengaktifkan sistem komplemen protein komplemen untuk membentuk luka atau pori pada sel mikroba patogen. Pembentukan luka atau pori ini menyebabkan luka atau pori pada sel mikroba patogen. Pembentukan luka atau pori ini menyebabkan lisozim dapat masuk dan sel patogen tersebut akan hancur lisis.

2. Imunitas Seluler

Imunitas seluler bergantung pada peran langsung sel-sel sel limfosit dalam menghancurkan patogen. Setelah kontak pertama dengan sebuah antigen melalui makrofag, sekelompok limfosit T tertentu dalam jaringan Di unduh dari : Bukupaket.com Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI 210 limfatik akan membesar diameternya. Setelah itu, berkembang biak dan berdiferensiasi menjadi beberapa sub populasi. Sub populasi tersebut, antara lain sel T sitotoksik cytotoxic T cell, sel T penolong helper T cell, sel T supressor supressor T cell, dan sel T memori memory T cell. Tugas utama imunitas seluler adalah untuk menghancurkan sel tubuh yang telah terinfeksi patogen, misalnya oleh bakteri atau virus. Bakteri atau virus yang telah menyerang sel tubuh akan memperbanyak diri dalam sel tubuh tersebut. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh antibodi tubuh. Sebenarnya hanya sel T sitotoksik saja yang dapat menghancurkan sel yang terinfeksi. Sel yang terinfeksi memiliki antigen asing milik virus atau bakteri yang menyerangnya. Sel T sitotoksik membawa reseptor yang dapat berikatan dengan antigen sel terinfeksi. Setelah berikatan dengan sel yang terinfeksi, sel T sitotoksik menghasilkan protein perforin yang dapat melubangi membran sel terinfeksi. Dengan adanya lubang, enzim sel T dapat masuk dan menyebabkan kematian pada sel terinfeksi beserta patogen yang menyerangnya Gambar 11.7.

3. Respons Kekebalan Tubuh

Respons kekebalan tubuh dan memori imunologis terhadap suatu patogen atau antigen dapat dibedakan atas respons primer dan respons sekunder . Respons primer merupakan respons kekebalan tubuh yang pertama kali terjadi ketika suatu antigen tertentu memasuki tubuh. Respons sekunder merupakan respons kekebalan tubuh ketika antigen yang sama menyerang tubuh kembali untuk kedua kalinya. Ketika antigen pertama kali memasuki tubuh, respons sistem kekebalan tubuh tidak terjadi secara langsung. Diperlukan beberapa hari bagi sel limfosit untuk dapat aktif. Ketika banyak sel limfosit B terbentuk, konsentrasi antibodi dalam tubuh mulai terlihat Gambar 11.8. Selama keterlambatan ini, individu yang terinfeksi akan sakit contohnya demam. Konsentrasi antibodi mencapai puncak setelah sekitar 2 minggu dari awal infeksi. Saat konsentrasi antibodi dalam darah dan sistem limfatik naik, gejala sakit akan berkurang dan hilang. Setelah itu, pembentukan antibodi menurun dan individu tersebut sembuh. Proteon perforin Protein perforin Sel terinfeksi Sel T sitotoksik Antigen Membuat lubang Enzim sel T sitotoksin Sel terinfeksi hancur Sumber: Biology Concepts Connections , 2006 Gambar 11.7 Cara sel T sitotosik menghancurkan sel terinfeksi. Sumber: Biology: Concepts Connections , 2006 Infeksi kedua kali oleh antigen x Respons sekunder Infeksi pertama kali oleh antigen x Respons primer K o ns ent ras i ant ib o d i 7 1 4 2 1 2 8 3 5 4 2 4 9 5 6 Waktu hari Gambar 11.8 Dua fase respons kekebalan tubuh. Respons sekunder menghasilkan antibodi lebih banyak. • Respons primer • Respons sekunder Kata Kunci Di unduh dari : Bukupaket.com Sistem Pertahanan Tubuh 211 Jika antigen yang sama menyerang tubuh kembali, antigen tersebut akan memicu respons kekebalan tubuh sekunder. Respons kedua ini terjadi lebih cepat daripada respons primer. Respons sekunder juga menghasilkan konsentrasi antibodi yang lebih besar dan lebih lama Gambar 11.8. Selain imunitas humoral pembentukan antibodi, imunitas seluler juga berperan dalam respons kekebalan tubuh sekunder ini. Karena respons kekebalan tubuh sekunder yang cepat, gejala sakit demam tidak terjadi. Oleh karena itu, individu tersebut dikatakan kebal terhadap penyakit tersebut. Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda. 1. Jelaskan perbedaan sistem pertahanan tubuh nonspesifik dan sistem pertahanan tubuh spesifik. 2. Apa perbedaan imunitas humoral dan imunitas seluler? 3. Mengapa seseorang dikatakan kebal terhadap suatu penyakit? Soal Penguasaan Materi 11.2 Sistem kekebalan tubuh pada organisme tingkat tinggi, terutama burung dan Mammalia, bertumpu pada sel-sel darah putih leukosit. Leukosit dibentuk di dalam sumsum tulang oleh sebuah jaringan meristematik yang disebut stem cells sel induk darah Gambar 11.9. C Struktur Sistem Kekebalan Tubuh Sel Induk darah Sel darah merah Basofil Eosinofil Neutrofil Monosit Sel Limfosit Trombosit Sumber: Biology Concepts Connections , 2006 Gambar 11.9 Diferensiasi sel induk darah. Sel apa sa akah yang dapat dibentuk dar i sel induk dar ah? Leukosit yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh terdiri atas fagosit dan limfosit. Fagosit merupakan sel yang akan menghancurkan benda asing yang masuk dalam tubuh dengan cara menelannya fagositosis. Fagosit terdiri atas neutrofil dan makrofag. Neutrofil terdapat di dalam darah, sedangkan makrofag mampu memasuki ke dalam jaringan ataupun rongga tubuh. Limfosit terdiri atas dua jenis, yaitu limfosit B dan limfosit T. Di unduh dari : Bukupaket.com Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI 212

1. Limfosit B