Penyakit pada Sistem Reproduksi

Sistem Reproduksi 195 C Penyakit pada Sistem Reproduksi dan Teknologi Reproduksi Sejak tahun 1960-an, ada kecenderungan naiknya penyebaran penyakit kelamin menular yang disebabkan perubahan perilaku seksual. Selain itu, kelainan yang terjadi pada sistem reproduksi lainnya pun mulai terungkap seiring dengan berkembangnya pengetahuan di bidang kedokteran, seperti kasus ketidakcocokan darah dan kelainan genetis.

1. Penyakit pada Sistem Reproduksi

Beberapa kasus kegagalan embriogenesis di dalam kandungan sang ibu, membuat kecacatan fisik pada alat reproduksi seperti adanya kelamin ganda hermafrodit atau bahkan tidak mempunyai kelamin sama sekali. Pada beberapa kasus, terjadi kembar siam yang dempet pada bagian kepala, dada, atau bagian tubuh lainnya. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Kesehatan reproduksi erat kaitannya dengan perilaku seksual. Umumnya, penyakit pada sistem reproduksi bersifat menular. Infeksi ditularkan melalui hubungan seksual atau melalui pertukaran cairan tubuh secara langsung. Penderita penyakit seksual menular pada wanita akan lebih parah akibatnya jika dibandingkan dengan pria. Hal tersebut menyangkut saluran reproduksi bayi. Beberapa jenis penyakit menular dapat menulari bayi yang berada di dalam kandungan, baik melalui plasenta atau pada saat kontak fisik sewaktu proses kelahiran. Efek yang tampak pada bayi antara lain bayi yang lahir dengan berat badan di bawah normal, infeksi pada mata, paru-paru, darah, kerusakan jaringan otak sehingga mengakibatkan kelumpuhan, kebutaan, dan infeksi saluran dalam lainnya. Beberapa penyakit pada sistem reproduksi manusia adalah sebagai berikut.

a. Herpes

Herpes merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus herpes. Gejalanya tidak tampak secara langsung. Umumnya, ditandai dengan timbulnya bintik-bintik merah, rasa sakit ketika urinasi, dan buang air kecil gatal-gatal di sekitar alat kelamin. Lama-kelamaan, penyakit ini dapat membuat kelelahan pada otot dan menyerang jaringan saraf pusat Gambar 10.16.

b. Gonorrhea

Gonorrhea disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Di masyarakat, penyakit kelamin ini dikenal juga dengan nama raja singa. Bakteri penyebab gonorrhea tidak dapat hidup di luar tubuh sehingga hanya akan menular melalui kontak hubungan seksual. Penderita gonorrhea akan mengalami rasa sakit yang luar biasa pada saat buang air kecil kencing, yaitu rasa pedih dan terbakar. Seringkali disertai dengan urine yang bernanah. Biasanya, penyakit ini tidak cepat dirasakan oleh wanita sehingga jarang sekali wanita yang mengalami keluhan terserang gonorrhea. Pada wanita, infeksi tersebut menyebabkan pembentukan selaput lendir di tuba Fallopi yang mencegah pergerakan sperma menuju sel telur sehingga mengakibatkan kemandulan.

c. Sifilis

Gejala pertama pada penyakit ini adalah rasa pedih di sekitar kemaluan atau di sekitar mulut. Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang menyebar melalui kontak cairan, seperti di daerah kelamin, Sumber: www.con temporarypediatrics.com Gambar 10.16 Penderita herpes. Pada penderita herpes timbul bintik- bintik merah di bagian tubuhnya. Kata Kunci • Herpes • Gonorrhea • Sifilis • AIDS Di unduh dari : Bukupaket.com Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI 196 Sumber: www.dea.gov Gambar 10.18 Penggunaan jarum suntik bersama-sama oleh para pecandu narkoba menyebarkan virus HIV. Oleh karena itu, jangan pernah sekalipun mengonsumsi narkoba. mulut, anus, dan cairan payudara. Jika gejala awal tidak segera ditanggulangi, pada tahap selanjutnya, infeksi dapat menyebabkan gangguan organ lainnya, seperti hati, jantung, kelenjar getah bening, dan kerusakan sistem saraf pusat. Sumber: Biology: The Unity and Diver sity of Life 1995 a b Gambar 10.17 a Bakteri penyebab Gonorrhea. b Bakteri penyebab sifilis.

d. HIVAIDS

Tentu Anda sudah tidak asing lagi dengan penyakit AIDS. Banyak orang menghubungkan penyakit AIDS dengan kondisi tubuh yang menjadi kurus dan bercak-bercak merah, padahal hal tersebut belum tentu benar. Penyakit AIDS hanya dapat menyebar melalui kontak cairan tubuh secara langsung, seperti transfusi darah dan hubungan seksual. AIDS akan menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga dalam waktu yang lama, penderita tidak memiliki sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita dapat terbunuh oleh infeksi penyakit ringan, seperti flu atau tifus.

2. Teknologi Reproduksi