Trend MSDM Masa Depan 160
8.3 Kecerdasan Emosi Dan Membangun Hubungan Kerja
1. Persepsi Manusia
Persepsi adalah suatu proses menyeleksi stimulus dan diartikan. Dengan kata lain persepsi merupakan suatu proses pemberian arti makna
terhadap suatu objek yang ada pada lingkungan. Persepsi mencakup penafsiran objek, penerimaan stimulus, pengorganisasian stimulus, dan
penafsiran terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi pembentukan sikap dan perilaku.
Setiap individu cenderung memakai dirinya sendiri sebagai ukuran dalam mempersepsi orang lain,dengan kesimpulan bahwa :
Dengan mengenal diri sendiri akan lebih mudah melihat orang lain
Ciri khas diri sendiri mempengaruhi ciri khas yang dikenali dalam
diri orang lain
Orang yang menerima dirinya sendiri lebih memungkinkan untuk melihat segi-segi yang baik dari orang lain
Perbedaan persepsi antara individu dengan orang lain dapat mengakibatkan terjadinya perbedaan pemaknaan terhadap objek di
lingkungan organisasinya. Pimpinan organisasi perlu berupaya menyamakan persepsi dari setiap individu yang ada dalam organisasi agar
terjadinya persamaan dalam memaknakan tujuan organisasi, dengan demikian, pimpinan akan lebih mudah menggerakan setiap individu
sebagai bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Kekuatan Diri Dalam Membangun Hubungan Kerja
Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisiknya. Dengan adanya
integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan
modal utama individu manusia mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas
kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi. Dengan kata lain, tanpa adanya konsentrasi yang baik dari individu dalam bekerja, maka mimpi
pimpinan mengharapkan mereka dapat bekerja produktif dalam mencapai tujuan organisasi. Konsentrasi individu dalam bekerja sangat dipengaruhi
oleh kemampuan potensi Kecerdasan pikiran inteligensi quentiont IQ, kecerdasan emosi emotional quentiont EQ dan kecerdasan spiritual SQ.
Pada umumnya individu yang mampu bekerja dengan penuh konsentrasi apabila ia memiliki tingkat inteligensi minimal normal Average, above
average, superior, very superior dan gifted
dengan tingkat kecerdasan emosi baik.
Trend MSDM Masa Depan 161
Pimpinan dan karyawan bawahan yang berkepribadian dewasa mental akan mampu melakukan hubungan interpersonal yang sehat dan efektif.
Individu yang berkepribadian dewasa mental tersebut merupakan individu yang memiliki kepribadian yang sehat, orientasi dirinya tertuju dan terarah
untuk kepentingan organisasi dan orang banyak, memiliki sikap objektif dan mawas diri, memiliki falsafah dan pedoman hidup yang jelas berdasarkan
kitab suci agama yang diyakininya, sehingga individu tersebut mampu mengendalikan dirinya dalam menghadapi situasi apa pun dalam
organisasinya. Individu yang berkepribadian dewasa mental tersebut memiliki sikap mental positif, berpola hidup logis yang terarah dan tertuju
tidak hanya kepentingan dunia semata-mata tetapi justru untuk mendapatkan keridhoan Tuhan. Individu tersebut tidak hanya menyesuaikan diri dengan
lingkungan kerja organisasinya, tetapi ia berusaha keras menciptakan situasi lingkungan yang kondusif agar ia mampu berinovasi dan berkreativitas agar
menjadi individu yang sangat bermanfaat bagi kepentingan organisasinya, oleh karena itu pimpinan organisasi perlu melakukan program pembinaan
mental agar setiap individu dalam organisasinya memiliki kepribadian dewasa mental sehingga hubungan interpersonal dalam organisasi dapat
dilakukan secara efektif.
3. Kecerdasan Emosi Untuk Pengembangan Diri Efektif
a. Karakteristik Kecerdasan Emosi
Patricia Patton 2002, mengemukakan ada 8 karakteristik kecerdasan emosi yang perlu dimiliki, yaitu : Kesabaran, ke-efektivan,
pengendalian dorongan, paradigma, ketetapan hati, pusat jiwa, tempramen dan kelengkapan.
1. Kesabaran
Untuk menjadi orang sabar perlu melakukan antara lain mengakui bahwa anda tidak sabaran dan carilah penyebabnya, ukurlah batas toleransi
anda, lakukan dialog dengan diri sendiri, belajar menetukan posisi, relaksasi, fokus dan tidakan yang terkontrol.
2. Ke-efektivan
Ke-efektivan melahirkan sikap seperti mampu bersikap efektif, berpengaruh dan berdayaguna yang sangat perlu dalam menghadapi
tantangan. Mampu berarti menuntut orang bersikap kompoten ketika berhadapan dengan orang lain atau situasi tertentu. Bersikap efektif dapat
dilakukan dengan menggabungkan kesabaran, ketekunan, bakat dan sikap optimis. Berpengaruh dapat dilahirkan melalui pendekatan personal,
kejujuran dan kebaikan pada orang lain. Berdaya guna berarti berbuat nyata yang terpuji dengan sikap bertanggung jawab dengan membawa
keberhasilan.