Trend MSDM Masa Depan 122
7. Delegasikan Tanggung Jawab
Salah satu hal penting dari sifat - sifat seorang atasan adalah bagaimana ia dapat mendelegasikan atau mewakilkan tanggung
jawab dan wewenang kepada bawahannya. Seorang atasan yang buruk tidak akan pernah mau dan mampu mendelegasikan tanggung
jawab dan wewenang kepada bawahannya. Sebaliknya atasan yang lemah akan terlalu mudah mendelegasikan tanpa adanya
pengawasan atau kontrol yang cukup. Sementara itu jika anda ingin menjadi atasan yang yang baik maka delegasikan tanggung jawab
dan wewenang anda dengan suatu catatan atau agenda yang memuat waktu
penyelesaian pekerjaan
tersebut. Mintalah
laporan perkembangan pekerjaan pada waktu - waktu tertentu dan lakukan
tindakan - tindakan yang positif jika permasalahan muncul atau terjadi.
8. Patuhi Batas - Batas Peran Anda
Sebagai atasan anda harus menyadari benar kemampuan anda, anda tidak dapat mengubah semua hal sesuai dengan keinginan anda.
Anda harus menyadari bahwa anda bukanlah dokter bedah otak, yang dapat mengoperasi setiap orang sesuka hati anda, anda juga
bukanlah pendeta kiai bagi bawahan anda dan anda juga bukan ahli psikologi
yang dapat
menyembuhkan berbagai
masalah psikologisnya. Ingatlah bahwasanya ada tiga jalan yang fundamental
untuk mengubah seseorang : yaitu tobat keagamaan, psikoterapi dan operasi otak. Anda adalah seorang pemimpin, janganlah
memaksakan diri untuk melakukan ketiga hal tersebut. Salah - salah anda akan menjadi korbannya.
Selain beberapa hal diatas pasti masih banyak cara untuk meningkatkan kemampuan managerial anda dalam meningkatkan
kinerja para bawahan anda. Dengan tulisan ini kami berharap bahwa hal - hal diatas dapat memperkaya wawasan anda sehingga lebih
percaya diri dalam membimbing bawahan anda.
5.9 Motivasi Kerja
Motivasi adalah proses psikologis yang mendasar dan merupakan salah satu unsur yang dapat menjelaskan perilaku
seseorang. Dalam suatu organisasi, motivasi merupakan salah satu faktor penentu dalam mencapai tujuan. Manajer yang berhasil
mengetahui motivasi dalam diri karyawan dapat membuka jalan menuju sumber energi produktif yang besar sekali.
Definisi :
Trend MSDM Masa Depan 123
Motivasi adalah suatu variable perantara, yang digunakan untuk menerangkan faktor
– faktor dalam diri yang membangkitkan, mempertahankan dan menyalurkan tingkah laku kearah suatu tujuan
tertentu.
Motivator mendorong karyawan, dalam hal ini manajer, untuk
bekerja, berprestasi,
dan engaged.
Banyak penelitian
mengungkapkan bahwa kompetensi atau kecerdasan intelektual saja tidak cukup untuk mendorong seorang karyawan, khususnya
manajer, untuk berprestasi. Perubahan dalam dunia bisnis yang sangat cepat dan berbagai faktor baik perkembangan teknologi
maupun perubahan gaya hidup menyebabkan kebutuhan seorang manajer ikut dipengaruhi. Manajer sebagai human capital yang
esensial harus dipertahankan bahkan dikembangkan. Organisation for Economic Co-operation and Development OECD pada 2001
mendefinisikan human capital sebagai pengetahuan, keterampilan, kompetensi-kompetensi, serta atribut-atribut seperti nilai, potensi,
dan kepribadian yang ada dalam individu dalam hal ini adalah karyawan yang memfasilitasi penciptaan keutuhan pribadi, sosial,
dan ekonomi yang sehat well-being. Motivasi merupakan bagian dari atribut yang memiliki peran yang penting dalam pencapaian
tujuan, baik pribadi, sosial, maupun ekonomi yang sehat. “Sehat” dalam konteks ini penting sebab tujuan atau sasaran ekonomis
perusahaan bisa saja dicapai dengan berbagai cara, kendati para manajer dan karyawannya tidak bermotivasi atau bahkan dalam
kondisi stres. Dalam kerja paksa pada zaman dahulu misalnya, banyak pekerja yang tidak bermotivasi bahkan stres berat, tapi
mereka “mampu” mencapai sasaran yang diberikan karena “dipaksa” dan “disiksa” kendati tentu harus dibayar mahal. Jika hal
itu terjadi, yang ada bukan motivator tapi sekedar movement gerak. Dewasa ini, tak jarang pula unethical practices terjadi di
perusahaan atau organisasi, memotivasi sekaligus “me-ngorbankan”. Suatu perusahaan yang tidak mengindahkan etika bisnis sering
“mengorbankan” para pemimpinnya untuk suatu kepentingan melalui “motivasi semu”. Di satu pihak, mereka diberi otonomi yang
besar, namun di balik itu, mereka harus menanggung praktik yang tidak etis yang dilakukan oleh pejabat tinggi perusahaan tersebut.
Perusahan seyogianya menempatkan sumber daya manusia SDM
sebagai “mitra” yang berharkat dan bermartabat dalam mencapai sasaran yang menantang namun “sehat” dengan cara yang sehat
pula. Motivator bukanlah alat untuk memanipulasi motivasi semu