Delegasikan Tanggung Jawab Manfaat training :
Trend MSDM Masa Depan 123
Motivasi adalah suatu variable perantara, yang digunakan untuk menerangkan faktor
– faktor dalam diri yang membangkitkan, mempertahankan dan menyalurkan tingkah laku kearah suatu tujuan
tertentu.
Motivator mendorong karyawan, dalam hal ini manajer, untuk
bekerja, berprestasi,
dan engaged.
Banyak penelitian
mengungkapkan bahwa kompetensi atau kecerdasan intelektual saja tidak cukup untuk mendorong seorang karyawan, khususnya
manajer, untuk berprestasi. Perubahan dalam dunia bisnis yang sangat cepat dan berbagai faktor baik perkembangan teknologi
maupun perubahan gaya hidup menyebabkan kebutuhan seorang manajer ikut dipengaruhi. Manajer sebagai human capital yang
esensial harus dipertahankan bahkan dikembangkan. Organisation for Economic Co-operation and Development OECD pada 2001
mendefinisikan human capital sebagai pengetahuan, keterampilan, kompetensi-kompetensi, serta atribut-atribut seperti nilai, potensi,
dan kepribadian yang ada dalam individu dalam hal ini adalah karyawan yang memfasilitasi penciptaan keutuhan pribadi, sosial,
dan ekonomi yang sehat well-being. Motivasi merupakan bagian dari atribut yang memiliki peran yang penting dalam pencapaian
tujuan, baik pribadi, sosial, maupun ekonomi yang sehat. “Sehat” dalam konteks ini penting sebab tujuan atau sasaran ekonomis
perusahaan bisa saja dicapai dengan berbagai cara, kendati para manajer dan karyawannya tidak bermotivasi atau bahkan dalam
kondisi stres. Dalam kerja paksa pada zaman dahulu misalnya, banyak pekerja yang tidak bermotivasi bahkan stres berat, tapi
mereka “mampu” mencapai sasaran yang diberikan karena “dipaksa” dan “disiksa” kendati tentu harus dibayar mahal. Jika hal
itu terjadi, yang ada bukan motivator tapi sekedar movement gerak. Dewasa ini, tak jarang pula unethical practices terjadi di
perusahaan atau organisasi, memotivasi sekaligus “me-ngorbankan”. Suatu perusahaan yang tidak mengindahkan etika bisnis sering
“mengorbankan” para pemimpinnya untuk suatu kepentingan melalui “motivasi semu”. Di satu pihak, mereka diberi otonomi yang
besar, namun di balik itu, mereka harus menanggung praktik yang tidak etis yang dilakukan oleh pejabat tinggi perusahaan tersebut.
Perusahan seyogianya menempatkan sumber daya manusia SDM
sebagai “mitra” yang berharkat dan bermartabat dalam mencapai sasaran yang menantang namun “sehat” dengan cara yang sehat
pula. Motivator bukanlah alat untuk memanipulasi motivasi semu