Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
IPS tahun pelajaran 20132014 pada KompetensiDasar KD 3.3 Memahami manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di wilayah Indonesia
diperoleh rata-rata 63,56 dengan 19 siswa atau 51,35 sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Mengajar KKM dan 18 siswa atau 48,65 yang belum
mencapai KKM. Pada KD 3.2 Mengenal perubahan dan keberlanjutan yang terjadi dalam kehidupan manusia dan masyarakat Indonesia pada masa
penjajahan, masa tumbuhnya rasa kebangsaan serta perubahan dalam aspek sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya diperoleh rata-rata 68,10 dengan 22
siswa atau 59,45 sudah mencapai KKM dan 15 siswa atau 40,55 yang belum mencapai KKM. Mata pelajaran IPS di SD Negeri Denggung pada
tahun pelajaran 20132014 untuk nilai KKM sebesar 71,00. Dari data prestasi belajar siswa pada 2 KD di atas maka diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar
pada kondisi awal sebagai berikut:
No Kompetensi Dasar
Nilai Persentase
KKM
1. 3.3 Memahami manusia dalam hubungannya
dengan kondisi geografis di wilayah Indonesia. 63,56
51,35
2. 3.2 Mengenal perubahan dan keberlanjutan yang
terjadi dalam kehidupan manusia dan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan, masa tumbuhnya
rasa kebangsaan serta perubahan dalam aspeksosial, ekonomi, pendidikan dan budaya.
68,10
59,45
Rata-rataNilaiUlangan 65,83
PersentasePencapaian KKM 55,40
Dari hasil observasi yang telah peneliti lakukan dan melihat data yang diperoleh, rendahnya motivasi dan prestasi belajar dapat dilihat pada saat
siswa menerima materi pelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan sikap siswa yang cenderung ramai sendiri, mengobrol dengan temandan siswa kurang
memperhatikan pembelajaran yang sedang berlangsung. Pembelajaran
cenderung masih berpusat pada guru karena interaksi yang muncul hanya satu arah yaitu antara guru kesiswa. Seorang guru yang baik seharusnya memiliki
model atau metode pengajaran yang bervariasi agar siswa tidak merasa cepat bosan dengan pelajaran yang diajarkan karena itu sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Selain itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran hanya menggunakan metode Tanya jawab, penugasan, ceramah, dan kurang
melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPS maka
peneliti bermaksud mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
STAD sebagai model pembelajaran di kelas VA di SD Negeri Denggung. Model pembelajaran ini diterapkan agar
dapat membantu guru dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas VA SD Negeri Denggung. Rusman 2011:202 mengemukakan bahwa
model pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya
terdiri dari 4-5 orang dengan struktur kelompok yang heterogen. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam kegiatan pembelajarannya lebih
berpusat pada siswa, dimana siswa bekerja dalam kelompok secara aktif, melakukan diskusi, kerjasama, saling membantu dan semua anggota kelompok
mempunyai peran dan tanggung jawab yang sama. Peran guru lebih ditekankan sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan
sebagai penghubung dalam menjembatani mengaitkan materi pembelajaran
yang sedang dibahas, membimbing serta mengarahkan jalannya diskusi, serta menilai kegiatan belajar mengajar yang berlangsung Isjoni, 2009:92-94.
Berkaitan dengan hal di atas maka peneliti mencoba mengaplikasikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang
“Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VA SD Negeri
Denggung”. Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk dapat mengetahui model-model pembelajaran yang efektif
sehingga dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas V A SD Negeri Denggung.