Cara Menggunakan Mikroskop Cahaya

141 Pengamatan Gejala Alam i. Putarlah mikrometer untuk mendapatkan fokus bayangan objek yang paling jelas. j. Jika ingin melakukan pengamatan dengan pembesaran yang lebih kuat, putarlah revolver dan pilih lensa objektif yang lebih besar. Ingat, jika kamu menggunakan lensa objektif dengan pembesaran kuat, janganlah lagi meng- gunakan makrometer. Gunakan selalu mikrometer. Hati- hati jangan memecahkan gelas objek. k. Setelah selesai melakukan pengamatan, putarlah kembali revolver pada posisi lensa objektif yang paling lemah. Naikkan kembali tubus dan ambil objek dari meja objek. l. Pastikan bahwa mikroskop dalam keadaan bersih sebelum disimpan kembali. Tugas 6.1 Tugas 6.1 Carilah informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan mikroskop sejarah penemuan, perkembangan, atau teknologi baru. Lakukanlah tugas ini bersama dengan kelompok– mu. Kamu dapat mencari sumber-sumber di perpustakaan atau internet. Diskusikanlah hasilnya dengan gurumu. Selain mikroskop, terdapat beberapa alat bantu untuk pengamatan. Alat-alat bantu tersebut berfungsi sebagai alat untuk mendapat data kuantitatif. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah tabel berikut. Tabel 6.1 Alat-Alat Laboratorium dan Pengamatan Lapangan Nama Gambar Fungsi Beaker glass gelas kimia Sebagai tempat menyimpan bahan kimia padat atau cair Labu Sebagai tempat menampung larutan Pipet Untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit Gambar 6.11 Cara mengamati objek dengan cara memutar a makrometer dan b mikrometer. a b 142 Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas VII Gelas Ukur Untuk mengambil larutan dengan volume tertentu Tabung reaksi Sebagai tempat mereaksikan zat dalam jumlah sedikit Kaki tiga dan kawat kasa Sebagai penyangga beaker glass selama pemanasan Termometer Untuk mengukur suhu larutan atau suhu udara Penjepit Untuk menjepit tabung reaksi atau bahan padat yang dipanaskan Binokuler Untuk mengamati objek di lapangan Windmeter Untuk mengukur kecepatan angin 143 Pengamatan Gejala Alam pHmeter Untuk mengukur tingkat keasaman tanah atau air Sumber: Phywe Physics Catalogue 3: 22; www. State. Sc. US. 1. Tuliskan macam-macam mikroskop ber– dasarkan sumber cahayanya? 2. Hal apa saja yang harus diperhatikan dalam menggunakan mikroskop? Kerjakanlah di buku latihanmu. Soal Penguasaan Materi 6.2 Gambar 6.12 Contoh sayatan melintang dan sayatan membujur pada potongan wortel. a b sayatan melintang sayatan membujur Sumber: Dokumentasi Penerbit G C d p Ayo Coba 6.2 Tujuan Mengamati sel pada batang Amaranthus sp. bayam mengguna– kan mikroskop Alat dan bahan Mikroskop cahaya, silet, gelas objek, cover glass, tusuk gigi, pipet, dan batang Amaranthus sp. bayam Cara kerja 1. Siapkan batang Amaranthus sp. sepanjang lima sentimeter. 2. Buatlah sayatan batang tersebut setipis mungkin Perhatikan Gambar 6.12. Gunakanlah silet yang tajam. Mintalah bantuan gurumu jika mendapat kesulitan. Hati-hati saat menggunakan silet. Jangan sampai melukai diri sendiri dan orang lain. 3. Kemudian, letakkan sayatan tersebut menggunakan tusuk gigipinset di atas gelas objek yang telah ditetesi sedikit air. 4. Tutup sayatan menggunakan cover glass. 5. Amati di bawah mikroskop dengan pembesaran lemah. Aturlah makrometer, mikrometer, dan cahaya agar diperoleh pengamatan yang terang dan jelas. 6. Amati objek mulai dari pembesaran lensa objektif 10¥ sampai maksimal 45¥. 7. Gambarkan hasil pengamatanmu di kertas. Pertanyaan 1. Pada pembesaran berapakah sehingga kamu dapat melihat sel batang Amaranthus sp. dengan jelas? 2. Bagaimanakah bentuk sel pada batang Amaranthus sp.? 144 Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas VII

C. Keselamatan Kerja di

Laboratorium Kegiatan praktikum memang sangat menyenangkan. Kadangkala, karena terlalu asyik siswa menjadi kurang hati- hati. Padahal dalam praktikum kadang digunakan alat dan bahan yang harus diperlakukan dengan hati-hati, misalnya karena mudah pecah atau bahkan berbahaya. Kecelakaan pada saat praktikum dalam laboratorium dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang digunakan. Bahan-bahan kimia ada yang mudah terbakar, beracun, korosif merusak, dan mudah meledak. Sekarang akan dibahas mengenai sifat bahan-bahan kimia tersebut satu persatu. Hal ini dilakukan agar kamu dapat lebih hati-hati dan menghindari bahaya yang dapat terjadi. Gambar 6.13 Simbol-simbol bahan kimia yang berbahaya. Gas beracun Oksidator Peroksida organik Beracun Korosif Zat cair mudah terbakar Zat padat mudah terbakar Gas mudah terbakar Berbahaya jika basah

1. Bahan Kimia yang Mudah Terbakar

Dalam kegiatan praktikum mungkin digunakan spiritus, alkohol, dan eter. Tahukah kamu bagaimanakah sifat bahan- bahan tersebut? Bahan-bahan tersebut merupakan bahan kimia yang mudah terbakar. Bahan kimia yang mudah terbakar memiliki ciri sebagai berikut. a. Mudah menguap dan uapnya mudah terbakar. Oleh karena itu, jika kamu membiarkan wadah bahan-bahan tersebut terbuka, terdapat dua kerugian. Pertama, bahan tersebut akan habis menguap. Kedua, uap tersebut dapat menimbulkan bahaya kebakaran. 145 Pengamatan Gejala Alam b. Uap bahan kimia tersebut tidak kelihatan dan mudah menyebar ke seluruh ruangan, tetapi sebagian besar berada di permukaan lantai karena lebih berat daripada berat udara biasa. Oleh karena itu, jika terjadi kebakaran, api akan timbul dari bawah. Agar tidak terjadi kebakaran, bahan kimia yang mudah terbakar tidak boleh dipanaskan langsung. Untuk memanaskan bahan kimia yang mudah terbakar, harus digunakan penangas air. Dengan cara demikian larutan tersebut tetap panas namun tidak akan terbakar sebab yang mengalami kontak langsung dengan api adalah penangas airnya. Jika kebakaran terlanjur terjadi, maka api yang ada harus segera dipadamkan. Nyala api yang kecil bisa dipadamkan dengan kain basah, tetapi jika api besar gunakan alat pemadam kebakaran. Laboratorium yang baik harus menyediakan alat pemadam kebakaran untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. 2 . Ba h a n Kim ia ya n g Be r a cu n Formalin merupakan salah satu bahan kimia yang sering digunakan di laboratorium untuk mengawetkan suatu spesimen. Formalin merupakan salah satu contoh bahan beracun. Selain formalin, masih ada beberapa bahan kimia beracun lainnnya yang sering digunakan di laboratorium, misalnya klorin dan arsen. Efek racun dari bahan kimia akan dapat dirasakan jika bahan kimia ini masuk ke dalam tubuh dalam jumlah yang melebihi batas normal. Bagaimana bahan kimia beracun dapat masuk ke dalam tubuh? Ada tiga kemungkinan masuknya bahan kimia beracun ke dalam tubuh, yaitu sebagai berikut. a. Melalui mulut. Hal ini dapat terjadi jika kita makan atau minum saat praktikum atau bisa juga jika setelah praktikum kita makan atau minum, tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. b. Melalui kulit. Dapat terjadi jika terjadi kontak langsung bahan kimia dengan kulit. c. Melalui pernapasan. Bahan kimia ini jika terisap saat bernapas akan merusak organ pernapasan paru- paru sehingga sistem pernapasan akan terganggu. Jika terbawa oleh darah maka organ-organ lain pun akan rusak karena darah akan tersebar ke seluruh tubuh. Gambar 6.14 Penangas air Gambar 6.15 Alat pemadam digunakan untuk memadamkan api yang besar apabila terjadi kebakaran di laboratorium. Sumber: hcpc.uth.tmc.edu 146 Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas VII Guna menghindari agar tidak terkena bahan kimia beracun, gunakanlah sarung tangan untuk menghindari kontak bahan kimia dengan kulit. Jangan makan dan minum saat praktikum berlangsung serta cuci tangan hingga bersih jika praktikum telah selesai. Jika perlu, gunakan masker penutup hidung dan mulut untuk mencegah terisapnya bahan kimia saat bernapas. Jika terjadi kontak langsung bahan kimia dengan kulit, segera cuci tangan dengan air dan sabun.

3. Bahan Kimia yang Korosif

Pernahkah kamu mendengar seseorang yang terkena air keras sehingga wajah dan tubuhnya rusak? Bahan yang disebut oleh masyarakat awam sebagai air keras sesungguhnya adalah asam sulfat H 2 SO 4 . Asam sulfat merupakan salah satu bahan kimia yang bersifat korosif dan banyak digunakan di laboratorium. Selain asam sulfat, sesungguhnya masih banyak lagi bahan yang bersifat korosif yang banyak digunakan di laboratorium, misalnya asam klorida HCl dan asam peroksida H 2 O 2 . Bahan kimia korosif sesungguhnya tidak mudah terbakar, namun jika mengalami kontak dengan bahan lain dapat menimbulkan reaksi yang menghasilkan panas. Oleh karena itu, jika bahan korosif terkena bahan kimia yang mudah terbakar maka akan mudah timbul panas atau nyala api. Jika ada bagian tubuh yang terkena bahan kimia korosif, efeknya akan cepat terasa dan terlihat. Kulit yang terkena bahan kimia ini akan mengalami kerusakan, memerah, perih, gatal, atau mengalami peradangan. Guna menghindari bahan kimia korosif, diperlukan kehati-hatian dalam menuangkan bahan-bahan tersebut. Saat praktikum, gunakan sarung tangan dan kacamata pelindung serta jas laboratorium. Namun, jika terjadi kontak dengan tubuh kita, maka segera cuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Kemudian, segera bawa ke dokter untuk diberi tindakan selanjutnya. Gambar 6.16 Contoh bahan kimia yang bersifat korosif. Sumber: www.medisave.co.uk Asam Klorida HCL Asam Sulfat H 2 SO 4