Pengukuran Kinerja Menggunakan Balanced Scorecard

Mulai pertengahan tahun 1993, perusahaan konsultan yang dipimpin oleh David P. Norton, Renaissance Solution, Inc, menerapkan Balanced Scorecard sebagai sarana untuk menerjemahkan dan mengimplementasikan strategi diberbagai perusahaan kliennya. Sejak saat itu, Balanced Scorecard tidak hanya digunakan sebagai sistem pengukuran kinerja namun berkembang lebih lanjut sebagai sistem manajemen strategis Yuwono, 2002.

2.7. Pengukuran Kinerja Menggunakan Balanced Scorecard

Pengukuran kinerja merupakan hal yang penting bagi suatu organisasi, diantaranya dapat digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan dan juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun sistem imbalan disuatu organisasi. Pengukuran kinerja menggunakan Balanced Scorecard memiliki cakupan yang cukup luas karena tidak hanya mempertimbangkan aspek-aspek finansial tetapi juga aspek non finansial. Pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard merupakan alternatif pengukuran kinerja yang didasarkan pada 4 hal utama, yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Pendekatan Balanced Scorecard berusaha untuk menterjemahkan misi dan strategi perusahaan kedalam tujuan-tujuan dan pengukuran-pengukuran yang dilihat dari 4 perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan tersebut. Strategi adalah seperangkat hipotesis mengenai hubungan sebab akibat. Sistem pengukuran harus membuat hubungan hipotesis yang ada di antara berbagai tujuan Universitas Sumatera Utara perusahaan dan ukuran dalam berbagai perspektif eksplisit, sehingga dapat dikelola dan divalidasi. Rantai sebab akibat harus meliputi keempat perspektif Balanced Scorecard . Sebagai contoh, return on capital employed ROCE mungkin menjadi sebuah ukuran scorecard dalam perspektif finansial. Faktor pendorong ukuran ini dapat berupa pembelian ulang pelanggan, sebagai suatu hasil karena tingginya loyalitas para pelanggan tersebut. Loyalitas pelanggan oleh karenanya disertakan dalam scorecard perspektif pelanggan. Proses ini kemudian berlanjut dengan mempertanyakan proses internal apakah yang harus dikuasai perusahaan agar dapat menghasilkan kinerja istimewa dari pengiriman barang yang tepat waktu. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan mungkin perlu mengupayakan tercapainya waktu siklus yang pendek dalam berbagai proses operasi dan proses internal yang bermutu tinggi, faktor-faktor yang dapat menjadi ukuran scorecard dalam perspektif internal. Cara meningkatkan mutu pada proses internal perusahaan adalah meningkatkan keahlian para pekerja operasional, suatu tujuan yang dapat disertakan pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Seluruh rantai hubungan sebab akibat dapat diciptakan sebagai sebuah vektor vertikal melalui 4 perspektif Balanced Scorecard. Hubungan keempat perspektif dalam Balanced Scorecard dapat dilihat pada gambar 2.1 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1. Hubungan Empat Perspektif Balanced Scorecard Sumber: Kaplan dan Norton, 2000

2.8. Perspektif dalam Balanced Scorcared