disebabkan adanya pengembangan proses bisnis berupa pembangunan gedung rawat inap kelas III, penambahan mesin dan inventaris kantor.
Uraian di atas menunjukkan bahwa 4 perspektif pada Balanced Scorecard saling berhubungan. Peningkatan keahlian para pekerja operasional pada perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan akan meningkatkan mutu pada proses bisnis internal. Waktu siklus yang pendek dalam berbagai proses pelayanan dan indikator-indikator
rawat inap menjadi ukuran scorecard dalam perspektif bisnis internal. Proses bisnis internal yang baik akan menghasilkan kinerja yang baik pula. Pelayanan yang baik
kepada pasien menimbulkan kepuasan pasien dan loyalitas pasien sehingga mendorong pembelian ulang pasien. Kepuasan pasien menjadi ukuran perspektif
pelanggan pada Balanced Scorecard. Kinerja dari perspektif pelanggan yang baik akan mendorong kinerja perspektif keuangan sehingga pendapatan rumah sakit
meningkat. Pendapatan rumah sakit dapat digunakan untuk mensejahterakan pegawai dan meningkatkan dana untuk pendidikan dan pelatihan.
5.6. Total Nilai Kinerja Rumah Sakit
Total nilai kinerja rumah sakit tahun 2010 adalah baik dengan nilai 341, tahun 2011 total nilai kinerja cukup baik dengan nilai 323, total nilai kinerja rumah
sakit tahun 2012 adalah cukup baik dengan nilai 306, dan total kinerja rumah sakit tahun 2013 adalah cukup baik dengan nilai 338. Bisa dikatakan secara umum kinerja
RSUD Dr. Pirngadi Medan adalah cukup baik sehingga diperlukan suatu sistem pengukuran kinerja komprehensif dan strategi peningkatan kinerja yang mampu
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan kinerja rumah sakit secara keseluruhan. Menurut Yuwono 2002 jika hasil perhitungan mencapai nilai kinerja cukup baik berarti perusahaan telah memiliki
pendekatan yang sistematik dalam pengukuran, namun masih memiliki beberapa kelemahan dalam mengukur dan menganalisis data. Rumah sakit telah
mengembangkan pendekatan pengukuran namun belum mengidentifikasi hubungan antara tolok ukur jangka pendek seperti keuangan dengan tolok ukur jangka panjang
seperti bisnis internal, kepuasan pekerja dan kepuasan pelanggan. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Utama Hariadi 2012
menyimpulkan bahwa dari hasil pengukuran kinerja RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari secara keseluruhan menunjukkan bahwa kinerja RSUD Prof. Dr. Soekandar
sudah cukup baik dilihat dari keempat persepektif, yakni perspektif keuangan, pelanggan, internal bisnis dan pembelajaran dan pertumbuhan. Peneliti tersebut
menyarankan agar pihak RSUD Prof. Dr. Soekandar sebaiknya menggunakan balanced
s
corecard untuk mengevaluasi kinerjanya untuk tahun-tahun kedepan agar
kinerja rumah sakit dapat ditingkatkan. Penelitian Parkinson et al 2007 menggambarkan keberhasilan Ontario
Hospital meningkatkan kinerja rumah sakit setelah menggunakan Balanced Scorecard
sebagai alat evaluasi kinerja sejak tahun 1995. Kinerja Rumah Sakit Ontario awalnya hanya dukur dari kinerja keuangan saja sehingga Ontario Hospital
berada di bawah tekanan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas perawatan pasien selama bertahun-tahun. Permasalahan ini mendorong Kanada
Universitas Sumatera Utara
Institut Informasi Kesehatan bersama dengan Asosiasi Rumah Sakit Ontario mengembangkan Balanced scorecard rumah sakit untuk digunakan dalam
mengevaluasi kinerja Rumah Sakit Ontario. Pada diagram keseimbangan nilai secara horizontal menunjukkan perlu
peningkatan terhadap process centric kinerja keuangan dan bisnis internal dibandingkan people centric kinerja pembelajaran dan pertumbuhan serta kinerja
pelanggan yaitu meningkatkan kinerja keuangan 93,75,63, 85 dan nilai kinerja bisnis internal 72,72,67,77 menjadi lebih baik. Keseimbangan secara vertikal
menunjukkan lebih rendah nilai kinerja pada internal focus nilai kinerja bisnis internal dan pertumbuhan pembelajaran dibandingkan external focus kinerja
keuangan dan pelanggan. Hal ini berarti perlu ditingkatkan kinerja pertumbuhan dan pembelajaran untuk mendorong peningkatan kinerja bisnis internal dan kinerja
keuangan. Menurut Mulyadi 1999 keseimbangan sasaran strategi pada seluruh perspektif merupakan hal penting untuk menghasilkan kinerja keuangan jangka
panjang. Hubungan antar indikator kinerja sangat penting untuk diketahui, guna
mengetahui keeratan hubungan antar satu indikator kinerja dengan indikator kinerja lainnya. Indikator kinerja pelanggan adalah indikator pendorong untuk kinerja
finansialkeuangan. Kinerja proses bisnis internal adalah pendorong kinerja pelanggan. Kinerja pembelajaran dan pertumbuhan mendorong kinerja proses bisnis
internal.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa kinerja pembelajaran dan pertumbuhan yang baik belum mampu mendorong kinerja bisnis internal menjadi
baik. Kinerja bisnis internal yang cukup baik mendorong kepuasan pelanggan yang baik, namun kinerja proses bisnis internal yang cukup baik tidak mampu mendorong
pertumbuhan segmentasi pasien umum sehingga kinerja keuangan tidak banyak mengalami peningkatan dari tahun 2010-2013.
Penelitian ini sesuai dengan teori Kaplan Norton 2000 yaitu rantai sebab akibat harus meliputi keempat perspektif Balanced Scorecard. Sebagai contoh,
return on capital employed ROCE mungkin menjadi sebuah ukuran scorecard
dalam perspektif finansial. Faktor pendorong ukuran ini dapat berupa pembelian ulang pelanggan, sebagai suatu hasil karena tingginya loyalitas para pelanggan
tersebut. Loyalitas pelanggan oleh karenanya disertakan dalam scorecard perspektif pelanggan. Proses ini kemudian berlanjut dengan mempertanyakan proses internal
apakah yang harus dikuasai perusahaan agar dapat menghasilkan kinerja istimewa dari pengiriman barang yang tepat waktu. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan
mungkin perlu mengupayakan tercapainya waktu siklus yang pendek dalam berbagai proses operasi dan proses internal yang bermutu tinggi, faktor-faktor yang dapat
menjadi ukuran scorecard dalam perspektif internal. Cara meningkatkan mutu pada proses internal perusahaan adalah meningkatkan keahlian para pekerja operasional,
suatu tujuan yang dapat disertakan pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Seluruh rantai hubungan sebab akibat dapat diciptakan sebagai sebuah vektor vertikal
melalui 4 perspektif Balanced Scorecard.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 . Kesimpulan
Balanced Scorecard mampu mengukur kinerja RSUD Dr. Pirngadi Medan
secara komprehensif dan berimbang. Hasil penilaian kinerja RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard adalah cukup baik
dengan rincian sebagai berikut :
a. Kinerja Rumah Sakit dari Perspektif Keuangan
Kinerja keuangan baik pada tahun 2010 dan 2013, namun tahun 2011 dan 2012 kinerja keuangan cukup baik.
1. Kemampuan rumah sakit menghasilkan revenue baik. Revenue jumlahnya selalu meningkat dari tahun 2010-2013 .
2. Cost rumah sakit memperlihatkan hasil cukup baik karena masih ekonomis tidak melebihi anggaran yang ditetapkan.
3. Silpa rumah sakit cukup baik.
b. Kinerja Rumah Sakit dari Perspektif Pelanggan
Kinerja perspektif pelanggan memiliki skor 91, perolehan skor ini adalah baik di
atas nilai standar perspektif yaitu 75.
1. Kepuasan tertinggi pada dimensi tangible yaitu 99 puas. 2. Tingkat kepuasan terhadap dimensi responsiveness adalah 97.
3. Tingkat kepuasan terhadap dimensi empathy adalah 92.
162
Universitas Sumatera Utara