10 Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Irsyadi 2011 yang menyatakan
bahwa kedelai edamame yang sering juga disebut kedelai Jepang memiliki pasar yang berbeda dengan kedelai biasa. Kedelai edamame memiliki harga yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kedelai biasa. Komoditi kedelai edamame biasa dipasarkan ke supermarket ataupun diekspor ke luar negeri seperti Jepang.
Walaupun belum terlalu banyak yang produksi dan konsumsi oleh masyarakat Indonesia, tetapi kedelai edamame memiliki peluang yang dapat dimanfaatkan
Indonesia untuk meningkatkan produksi kedelai edamame di dalam negeri dan memasarkannya ke Negara Jepang.
2.2. Kajian Penilaian Sikap Dengan Metode Multiatribut Fishbein
Kajian yang dilakukan oleh Fahmi 2008 mengenai sikap dan kepuasan petani terhadap benih padi varietas unggul di Kabupaten Kediri, Jawa Timur
bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik, sikap dan kepuasan petani. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode convenience
sampling yang berarti adanya kesediaan dari responden untuk diwawancarai dan
mengisi kuesioner. Dalam menganalisis sikap petani terhadap benih padi varietas unggul sikap digunakan model Multiatribut Fishbein. Dari 14 atribut yang
digunakan yaitu anakan produktif, patahan beras, harga jual gabah, harga benih, kerontokan gabah, kekuatan rebah tanaman, ketahanan hama penyakit,
ketersediaan benih di pasar, produktivitas gabah, rasa nasi, sertifikasi benih, umur tanaman, tekstur nasi pulen, dan pemasaran hasilnya meenjelaskan bahwa sikap
yang paling tinggi dari petani ada tiga atribut. Di mana petani di Kabupaten Kediri lebih menyukai dan menanam varietas Membramo dengan atribut yang
produktivitas tinggi, rasa enak, dan pemasaran yang mudah. Beda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Triandika 2009 yang
mengkaji analisis atribut dan sikap konsumen terhadap produk furnitur merek olympic yang dipasarkan di Modern Ritail Oulet Studi Kasus di Outlet
Hypermart Jabodetabek. Penelitian yang bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan sikap konsumen menggunakan responden sebanyak 150 orang
yang dilakukan terhadap pengunjung yang sedang mengunjungi atau telah membeli produk Furnitur di outlet Hypermart wilayah Jabodetabek pada saat
11 survey dilakukan. Untuk menganalisis sikap konsumen digunakan metode
Multiatribut Fishbein. Berdasarkan hasil analisis Cochran terdapat 12 atribut yang penting yaitu harga, awet atau tahan lama, ada garansi, kemudahan memasang,
kuat konstruksinya, mudah didapat, lapisan tidak mudah terkelupas, dapat dibongkar pasang, ada brosur, ada display model dan diskon harga. Dari 12
atribut, hasil analisis Multiatribut Fishbein menunjukkan bahwa skor total produk merek Olympic, Big Panel, dan Habitat masing-masing adalah 168.01, 155.39,
dan 142.50. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap produk merek Olympic lebih dapat memenuhi harapan dan kebutuhan responden dengan
atribut awet atau tahan lama, kuat konstruksinya, mudah didapat, dan ada brosur. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Afrilia 2010 mengenai analisis
sikap dan kepuasan konsumen terhadap teh celup hitam walini Studi Kasus di Agrowisata Gunung Mas Cisarua Bogor bertujuan untuk menganalisis
karakteristik umum dan proses pengambilan keputusan, sikap serta kepuasan konsumen terhadap teh celup hitam walini. Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik convenience sampling sebanyak 60 orang. Metode analisis data yang digunakan untuk menganalisis sikap adalah Multiatribut Fishbein dengan
sembilan atribut yang diuji yaitu harga, rasa teh, warna air teh, aroma teh, kemasan, kejelasan tanggal kadaluarsa, kejelasan izin Depkes, merek, dan
kemudahan dalam mendapatkan. Dari hasil Multiatribut Fishbein menunjukan bahwa responden memiliki sikap yang positif terhadap kedua produk, namun
responden cenderung lebih menyukai teh celup hitam Walini 80,80 dibandingkan dengan teh celup Sariwangi 77,32. Hasil analisis tingkat
kepentingan dan kinerja pada teh celup hitam Walini atribut tertinggi adalah tanggal kadaluarsa 3,40 dan terendah adalah merek 2,12. Sedangkan pada teh
celup Sariwangi kinerja yang tertinggi adalah atribut merek dan kemudahan dalam mendapatkan produk 3,37 dan terendah adalah atribut warna kepekatan air teh
2,23. Secara umum dari ketiga kajian dalam menganalisis sikap dengan metode
Multiatribut Fishbein dengan objek penelitian yang berbeda akan berbeda pula dalam atribut yang diujikan kepada responden. Selain itu, sikap terhadap suatu
produknya pun dapat beragam dengan atribut tertentu yang sesuai dengan harapan
12 dari responden. Berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sikap
yang diambil oleh konsumen terkait dengan keunggulan atribut yang terdapat pada suatu produk tertentu, sehingga menimbulkan sikap positif dari konsumen
yang mau menerima dan memilih produk tersebut.
2.3. Penilaian Tingkat Kepentingan dan Kinerja Dengan Metode Importance Performance Analysis IPA
Penelitian yang dilakukan oleh Ayuningtyas 2009 mengenai analisis sikap konsumen dan kinerja atribut teh hijau siap minum merek Nu Green Tea
original di kota Jakarta memiliki empat tujuan secara lebih khusus. Tujuannya
adalah mengkaji karakteristik konsumen, mengkaji proses keputusan pembelian konsumen, mengkaji sikap konsumen, dan mengkaji kinerja atribut produk.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode convenience sampling
yang berdasarkam atas ketersediaan dan kemudahan untuk mendapatkannya dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Dalam
menganalisis data, peneliti menggunakan analisis deskriptif, analisis angka ideal, dan IPA. Dalam menganalisis tingkat kinerja atribut, peneliti mengguakan 14
atribut yang sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Keempatbelas atribut tersebut adalah atribut harga, rasa manis, aroma, kemudahan mendapatkan,
kemasan, merek, manfaat, iklan, promosi, kesegaran, komposisi, kejelasan kadaluarsa, kejelasan izin Departemen Kesehatan, dan ketersediaan dalam kondisi
dingin. Hasil analisis kinerja terhadap atribut teh hijau siap minum merek Nu green tea original
dengan menggunakan Importance Performance Analysis IPA akan digambarkan dalam diagram kartesius yang memiliki empat kuadran. Hasil
analisis IPA menunjukkan bahwa atribut Nu green tea original tidak ada yang terdapat dalam kuadran I prioritas utama. Pada kuadaran II pertahankan
prestasi terdapat atribut kejelasan kadaluarsa, kesegaran, kejelasan izin Departemen Kesehatan, kemudahan mendapatkan, ketersediaan dalam kondisi
dingin, dan rasa manis. Sementara atribut harga, manfaat antioksidan, komposisi dan kemasan berada dalam kuadran III prioritas rendah. Terakhir, kuadran IV
berlebihan yaitu atribut aroma, iklan, promosi, dan merek. Sedangkan Airine 2010 mengkaji penelitian mengenai analisis perilaku
konsumen sayuran organik studi kasus Giant Botani Square, Bogor, Jawa Barat.
13 Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen,
mengidentifikasi dan menganalisis proses keputusan pembelian, mengidentifikasi dan menganalisis kepuasan konsumen, dan memberikan implikasi strategi pada
pihak Giant Botani Square. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli dan mengkonsumsi sayur organik di Giant Botani Square yang
berjumlah 50 orang. Penelitian ini menggunakan alat analisis tabulasi deskriptif, Importance Performance Analysis
IPA, dan Customer Satisfaction Index CSI. Hasil Importance Performance Analysis IPA menunjukkan bahwa atribut yang
termasuk ke dalam kuadran I prioritas utama yang harus diperbaiki kinerjanya adalah atribut keragaman jenis dan ketersediaan sayuran organik karena memiliki
kinerja yang masih rendah. Atribut yang harus dipertahankan yang termasuk ke dalam kudran II pertahankan prestasi adalah atribut kualitas karena memiliki
tingkat kepentingan dan kinerja yang baik. Atribut sayuran organik tidak ada yang terdapat dalam kuadran III prioritas rendah. Sementara atribut yang termasuk
dalam kaudran IV berlebihan adalah atribut harga dan kemasan sayuran organik karena memiliki tingkat kinerja yang berlebihan.
Hasil penelitian
terdahulu yang menggunakan alat analisis Importance
Performance Analysis IPA menunjukkan bahwa nilai dari tingkat kepentingan
dan kinerja setiap produk memiliki nilai yang berbeda. Hal tersebut dapat disebabkan karena faktor waktu, tempat penelitian dan juga atribut yang diteliti.
Dengan analisis Importance Performance Analysis IPA dapat menggambarkan kinerja dari sebuah produk yang dibandingkan dengan harapan dari konsumen.
Hasil tersebut biasa digambarkan dengan menggunakan diagram kartesius yang terbagi menjadi empat kuadran. Dari keempat kuadran tersebut dapat dilihat
atribut-atribut mana saja yang telah dan belum sesuai antara kinerja produk dan yang diharapkan oleh konsumen. Hasil dari diagram kartesius ini juga dapat
memberikan implikasi strategi yang dapat membantu para produsen dalam mempertahankan produknya.
2.4. Penilaian Tingkat Kepuasan Dengan Metode Customer Satisfaction Index CSI