Perumusan Masalah Analisis Sikap dan Kepuasan Petani terhadap Benih Kedelai (Studi Kasus Desa Sukamaju, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor)

4 desa yang berpotensi mengembangkan kedelai edamame di Kecamatan Megamendung adalah Desa Sukamaju 2 . Desa Sukamaju berpotensi mengembangkan kedelai edamame salah satunya dikarenakan banyaknya petani yang bermitra dengan produsen benih sekaligus pengumpul kedelai edamame. Keberadaan produsen tersebut memiliki pengaruh bagi petani dalam memperoleh benih yang akan digunakan. Benih kedelai edamame diperoleh petani melalui bermitra, baik secara mitra tani maupun mitra beli. Dalam mitra tani adanya keterikatan dalam hal penentuan rotasi budidaya yang telah ditentukan oleh produsen. Sementara mitra beli hanya terikat dalam hal pembelian benih saja, tidak dalam rotasi budidaya. Selain itu, juga memiliki pengaruh dalam memberikan alternatif komoditi yang akan diusahakan oleh petani. Setelah mengenal kedelai edamame, terjadi adanya penurunan jumlah petani yang sebelumnya telah berusahatani kedelai. Banyak petani di Desa Sukamaju berpindah dari berusahatani kedelai menjadi kedelai edamame. Dalam upaya mempertahankan dan mengembangkan kedelai edamame, petani sebagai konsumen diharapkan memiliki sikap positif dan kepuasan yang tinggi terhadap atribut benih kedelai edamame. Kondisi ini tentunya akan membentuk sikap petani dalam menggunakan benih kedelai edamame, sehingga pada akhirnya petani mampu mengevaluasi benih tertentu dalam memenuhi kebutuhan mereka. Introduksi dan pemasaran benih kedelai edamame dari produsen akan berhasil jika sesuai dengan preferensi petani sebagai konsumen benih. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian perilaku konsumen untuk mengetahui sikap dan kepuasan petani terhadap atribut benih kedelai edamame di Kabupaten Bogor, khususnya di Desa Sukamaju.

1.2. Perumusan Masalah

Dengan potensi yang dimiliki berupa potensi alam dan sumber daya manusia, Desa Sukamaju telah berusaha dalam mengusahakan kedelai edamame. Walaupun tidak termasuk dalam program yang dicanangkan pemerintah daerah setempat, tetapi telah banyak petani yang mengusahakan kedelai edamame. 2 Hasil wawancara dengan Bapak Aan staf di BP3K Wilayah Ciawi 5 Sekitar kurang lebih 100 petani mitra yang bertanam kedelai edamame Irsyadi, 2011. Hal ini disebabkan salah satunya adalah harga jual dari kedelai edamame yang relatif stabil dibandingkan dengan harga jual komoditi lainnya yang ditanam di Desa Sukamaju. Stabil dalam artian pada kondisi iklim yang buruk pun harga jual yang diterima petani tidak begitu signifikan turunnya. Harga jual yang diterima oleh petani saat ini adalah sebesar Rp 6.750 per kilogram, jika kondisi iklim buruk, kemungkinan harga yang diterima petani berkisar antara Rp 6.000 sampai Rp 6.500 per kilogram. Lain halnya pada komoditi cabe misalnya yang harga jualnya bisa sangat tinggi pada waktu tertentu seperti menjelang hari raya. Sebaliknya, harga cabe akan menjadi sangat murah pada saat bukan musimnya. Adanya perbedaan harga yang signifikan tersebut menjadikan kedelai edamame sebagai tanaman yang dipilih untuk diusahakan oleh petani di Desa Sukamaju. Kondisi ini juga yang menyebabkan terjadinya penurunan jumlah petani dari yang sebelumnya berusahatani kedelai kemudian berpindah menjadi kedelai edamame. Dulu budidaya kedelai edamame di Desa Sukamaju masih menggunakan benih yang berasal dari PT Mitra Tani Dua Tujuh, Jember 3 . Benih yang dibeli PT Saung Mirwan tersebut jumlahnya terbatas hanya sekitar 10-20 kg per minggu, sehingga menyebabkan petani kesulitan dalam mendapatkan benih. Untuk mengatasi masalah tersebut, pada tahun 2009 PT Saung Mirwan berusaha membudidayakan benih secara mandiri. Sampai saat ini PT Saung Mirwan telah mampu memproduksi benih 70-100 kg per minggunya, namun permintaan akan benih masih melebihi penawaran benih yang ada yaitu sekitar 110-120 kg per mingguya. Akan tetapi, ada juga petani yang telah menggunakan benih hasil produksi panen sebelumnya. Hal ini dilakukan oleh petani untuk mengantisipasi terbatasnya benih yang tersedia di pasar. Dalam penyediaan benih kedelai edamame bermutu tersebut, petani di Desa Sukamaju umumnya melakukan kemitraan dengan produsen benih kedelai edamame. Hal tersebut juga bertujuan agar petani lebih mudah dalam menjual hasil kedelai edamame karena adanya fasilitator yang membantu petani dalam menyalurkan hasil panen. Dengan terjadinya penurunan jumlah petani dari berusahatani kedelai kemudian berpindah menjadi kedelai edamame dan terbatasnya benih yang 3 Eskportir kedelai edamame yang berdomisili di Kabupaten Jember, Jawa Timur. http:www.bumn.go.idptpn10publikasimitra-tani-tak-mau-gantikan-manusia-dengan-mesin 6 tersedia akan berpengaruh pada respon petani sebagai konsumen. Masih banyak petani yang sulit dalam mendapatkan benih, dalam artian benih yang tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat varietas, dan tepat waktu. Padahal benih merupakan salah satu faktor penting bagi petani dalam mengusahakan suatu komoditi, termasuk kedelai edamame. Dengan benih bermutu yang tercermin melalui atribut-atribut yang melekat pada benih, akan berpengaruh pada keputusan pembelian oleh petani. Benih kedelai edamame memiliki atribut-atribut yang akan menjadi pertimbangan bagi petani untuk dikonsumsi atau tidak. Apalagi kedelai edamame termasuk jenis komoditi yang masih baru di pasaran yang dikonsumsi oleh konsumen tertentu saja. Kedelai edamame memiliki pasar yang berbeda dengan kedelai biasa. Kedelai edamame biasa dipasarkan ke supermarket ataupun diekspor ke luar negeri seperti Jepang. Permintaan kedelai edamame di negara Jepang sekitar 100.000 ton per tahun, sekitar 70.000 ton dipasok dari sejumlah negara seperti Cina, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia 4 . Dengan melakukan pengkajian tentang perilaku konsumen yaitu petani kedelai edamame, maka dapat diketahui bagaimana respon petani terhadap atribut yang ada pada benih kedelai edamame. Respon tersebut dapat diketahui dari sikap dan kepuasan terhadap atribut-atribut yang paling penting dan menjadi pertimbangan dalam melakukan keputusan pembelian benih kedelai edamame, di mana pada akhirnya dapat terpenuhi sesuai dengan harapan petani. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu: 1. Bagaimana karakteristik dan proses keputusan pembelian petani terhadap benih kedelai edamame ? 2. Bagaimana sikap petani terhadap benih kedelai edamame ? 3. Bagaimana tingkat kepuasan petani terhadap benih kedelai edamame ?

1.3. Tujuan Penelitian