Responden Berdasarkan Rata-rata Hasil Panen Pengenalan Kebutuhan

66 Tabel 19. Sebaran Responden Berdasarkan Pola Tanam No Pola tanam Jumlah orang Persentase 1 TL,ED,TL 19 47,5 2 ED,TL,ED 20 50,0 3 ED,ED,ED 1 2,5 Total 40 100,0 Dari Tabel 19 diketahui bahwa pola tanam yang banyak diterapkan oleh petani adalah ED,TL,ED Edamame,Tanaman lain,Edamame sebanyak 20 petani responden atau 50,0 persen. Kedelai edamame ditanam 2 kali dalam setahun karena dapat memberikan pendapatan yang lebih besar bagi petani dibandingkan dengan menanam komoditi lain. Untuk pola tanam TL,ED,TL Tanaman lain, Edamame, Tanaman lain diterapkan oleh 19 petani responden atau sebesar 47,5 persen. Adanya selingan dengan tanaman lain agar kesubuan tanah tetap terjaga dengan tidak terus-menerus menanam komoditi yang sama. Sementara 1 petani responden atau sebesar 2,5 persen yang menerapkan pola tanam kedelai edamame penuh ED,ED,ED dalam setahun. Pola tanam yang diterapkan oleh petani dengan satu dan dua kali menanam kedelai edamame dalam setahun karena untuk menjaga kesuburan tanah. Hal lain dikarenakan sistem irigasi yang masih rendah, sehingga setiap petani harus bergiliran dalam mengairi lahan. Sementara petani yang melakukan pola tanam kedelai edamame sebanyak tiga kali dalam setahun karena memang didukung oleh letak lahan dan pengairan yang bagus yang berbeda dengan petani lainnya, sehingga lebih mudah dalam melakukan budidaya kedelai edamame.

6.12. Responden Berdasarkan Rata-rata Hasil Panen

Dengan pola tanam yang berbeda akan berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh masing-masing petani responden pada satuan luas lahan tertentu. Dari hasil penelitian pada Tabel 20 diketahui bahwa paling banyak memperoleh hasil pada rentang 500-1.000 kg sebanyak 18 petani responden atau sebesar 45,0 persen. Hasil ini menjadi yang terbanyak karena sebesar 50 persen petani responden menerapkan pola tanam kedelai edamame sebanyak dua kali dalam setahun. Selain itu, juga karena dari luas lahan yang dimiliki memang luas yaitu 5.000 m 2 sebanyak 52,5 persen. Terbanyak kedua adalah dengan hasil panen 67 berkisar 100-499 kg oleh 11 petani responden atau sebesar 27,5 persen. Untuk hasil panen 1.000 kg diperoleh sebanyak 9 petani responden atau sebesar 22,5 persen. Sementara terdapat 2 petani responden atau sebesar 5,0 persen dengan hasil panen 100 kg dikarenakan banyak yang terserang hama penyakit, sehingga hasil panen yang diperoleh menjadi rendah. Secara lengkap karakteristik responden berdasarkan rata-rata hasil panen dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Sebaran Responden Berdasarkan Hasil Panen No Rata-rata hasil panen kg Jumlah orang Persentase 1 100 2 5,0 2 100-499 11 27,5 3 500-1.000 18 45,0 4 1.000 9 22,5 Total 40 100,0 68 VII PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Proses keputusan pembelian konsumen umumnya akan melalui lima tahapan yaitu dimulai dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian dan diakhiri dengan evaluasi pasca pembelian Engel et al , 1994. Adanya karakteristik dan latarbelakang konsumen yang beragam tentu akan mempengaruhi setiap individu dalam proses keputusan pembelian suatu produk atau jasa, khususnya benih kedelai edamame dalam penelitian ini. Berikut dijelaskan hasil analisis terhadap proses keputusan pembelian oleh 40 petani responden sebagai konsumen dari benih kedelai edamame.

7.1. Pengenalan Kebutuhan

Tahap awal dari proses pengambilan keputusan pembelian adalah pengenalan kebutuhan. Sebelum melakukan pembelian, konsumen dalam hal ini adalah petani terlebih dahulu akan mengenali kebutuhannya. Jika petani tidak mengenali kebutuhannya bisa saja petani tersebut akan membeli sesuatu yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Oleh karena itu, penting bagi petani memiliki kesadaran untuk mengenali kebutuhannya karena petani tersebut akan merasa terdorong untuk mengetahui jenis benih yang sesuai dengan kebutuhannya. Pengenalan kebutuhan petani responden terhadap benih kedelai edamame dalam penelitian ini diketahui dengan mengajukan dua pertanyaan. Pertama adalah apa yang menjadi alasan atau motivasi dari petani responden untuk membeli benih kedelai edamame. Pertanyaan kedua mengenai apa harapan petani dari benih kedelai edamame yang dibelinya. Secara lengkap sebaran responden berdasarkan pengenalan kebutuhan dapat dilihat pada Tabel 21. Berdasarkan hasil kuesioner, sebanyak 27 petani responden atau 67,5 persen menyatakan bahwa kedelai edamame dipilih untuk diusahakan dengan alasan untuk memperoleh keuntungan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa alasan atau motivasi untuk memperoleh keuntungan memiliki peranan yang besar untuk mempengaruhi petani dalam menggunakan benih kedelai edamame. Hal ini disebabkan karena sebanyak 39 petani responden atau sebesar 97,5 persen menjadikan usahatani kedelai edamame sebagai pekerjaan utama. Alasan terbesar kedua bagi petani adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup sebanyak 10 petani 69 responden atau 25,0 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa petani responden juga peduli dan memperhatikan faktor manfaat dari benih kedelai edamame yang akan diusahakannya. Kebutuhan hidup yang dimaksud di sini adalah memenuhi kebutuhan hidup ditinjau dari segi kesehatan akan protein yang terkandung dalam kedelai edamame. Sementara sisanya sebanyak 3 petani responden atau 7,5 persen dikarenakan alasan turun menurun. Hal tersebut menunjukkan bahwa fakor budaya dan adat masih kuat melekat dalam kehidupan petani. Dengan adanya pengenalan kebutuhan yang dilakukan oleh petani responden, maka akan ada juga harapan yang ingin diperoleh petani dalam menggunakan benih kedelai edamame. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 29 petani responden atau 72,5 persen mengharapkan hasil panen yang tinggi dari benih kedelai edamame yang akan digunakannya. Hal tersebut dikarenakan dengan hasil panen yang tinggi, petani berharap keuntungan yang diperoleh pun juga tinggi. Harapan terbesar kedua adalah memperoleh kualitas hasil kedelai edamame yang baik diharapkan oleh 9 petani responden atau 22,5 persen. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dengan atribut-atribut yang melekat pada benih kedelai edamame yang bermutu, kualitas hasil yang diperoleh pun juga baik. Sementara hanya 2 petani responden atau 5,0 persen yang mengharapkan waktu panen yang tepat dari benih kedelai edamame. Hal tersebut dikarenakan umunya kedelai edamame ditanam sebagai tanaman selingan, sehingga diharapkan dapat panen lebih cepat sambil menunggu waktu panen untuk komoditi lainnya. Tabel 21. Sebaran Responden Berdasarkan Pengenalan Kebutuhan No Keterangan Kategori Jumlah orang Persentase 1 Alasan untuk bertanam kedelai edamame Memperoleh keuntungan 27 67,5 Turun temurun 3 7,5 Memenuhi kebutuhan hidup 10 25,0 Total 40 100,0 70 Tabel 21. Sebaran Responden Berdasarkan Pengenalan Kebutuhan No Keterangan Kategori Jumlah orang Persentase 2 Harapan dari benih kedelai edamame yang sedang digunakan Hasil panen yang tinggi 29 72,5 Kualitas hasil yang baik 9 22,5 Waktu panen yang cepat 2 5,0 Total 40 100,0

7.2. Pencarian Informasi