89
IX ANALISIS KEPUASAN PETANI TERHADAP BENIH KEDELAI EDAMAME
Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil analisis tingkat kepuasan petani terhadap atribut benih kedelai edamame. Namun, sebelum menganalisis
tingkat kepuasan, terlebih dahulu dilakukan analisis mengenai tingkat kepentingan dan kinerja dari ketiga benih yaitu benih kedelai edamame dan kedelai.
9.1. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Importance Performance
Analysis Atribut Benih Kedelai Edamame
Keenam atribut yang duji pada setiap komoditi akan dianalisis berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerjanya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui atribut-
atribut mana saja yang memiliki nilai tingkat kepentingan dan kinerja yang telah sesuai dengan harapan dari petani responden. Produk yang pertama akan dianalisis
penilaian tingkat kepentingan dan kinerjanya adalah benih kedelai edamame Tabel 30.
Tabel 30. Perhitungan Rata-rata Penilaian Tingkat Kepentingan dan Tingkat
Kinerja Atribut Benih Kedelai Edamame
Atribut Penilaian
Kepentingan Penilaian
Kinerja Rata-rata Skor
Kepentingan Y
Kinerja X Produktivitas 195
194 4,88
4,85 Ketahanan hama
penyakit 187
140 4,68 3,50
Ketersediaan benih di pasar
191 66
4,78 1,65 Keseragaman
masak panen 193
194 4,83 4,85
Daya tumbuh 188
182 4,70
4,55 Jumlah polong
184 200
4,60 5,00
Total rata-rata
4,74 4,07
Tabel 30 menunjukkan nilai rata-rata skor pada benih kedelai edamame dengan tingkat kepentingan atribut sebesar 4,74 dan tingkat kinerja atribut 4,07.
Nilai dari tingkat kepentingan dan kinerja atribut pada benih kedelai edamame memiliki nilai yang tinggi, dimana rata-rata skor secara keseluruhan dari tingkat
kepentingan atribut lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kinerja atributnya.
90 Hal ini berarti keenam atribut penting bagi petani responden, hanya saja belum
semua atribut menunjukkan kinerja yang sesuai dengan harapan petani. Pada benih kedelai edamame, rata-rata skor tingkat kepentingan tertinggi ada pada
atribut produktivitas sebesar 4,88 dan terendah adalah atribut jumlah polong sebesar 4,70. Atribut produktivitas dinilai penting oleh petani responden karena
dapat berpengaruh pada pendapatan yang akan diterima. Begitu juga pada atribut jumlah polong yang dinilai penting karena akan berpengaruh kepada nilai jual
polong yang akan dijual petani kepada pengumpul benih. Akan tetapi, pada tingkat kinerja atribut jumlah polong memiliki rata-rata skor yang tinggi yaitu
sebesar 5,00 dan untuk rata-rata skor terendah adalah atribut ketersediaan benih di pasar. Pada kondisi di lapang, atribut jumlah polong menunjukkan kinerjanya
telah sesuai dengan harapan petani responden, sehingga memiliki nilai yang tinggi dibandingkan atribut lainnya. Atribut ketersediaan di pasar memiliki kinerja yang
rendah bagi petani responden karena masih sulitnya mendapatkan benih kedelai edamame untuk ditanam pada musim berikutnya, walaupun sebagian besar petani
telah menggunakan benih hasil produksi dari panen sebelumnya. Hasil perhitungan dari Importance Performance Analysis IPA pada
kedelai edamame juga dapat dilihat dengan menggunakan diagram kartesius. Diagram kartesius tersebut menggambarkan posisi dari setiap atribut termasuk ke
dalam kuadaran yang mana, sehingga dapat diketahui atribut mana saja yang harus dipertahankan maupun yang diperbaiki. Nilai kepentingan dan kinerja yang
diplotkan pada diagram kartesius diperoleh dari hasil perhitungan rata-rata skor untuk setiap atribut pada benih kedelai edamame. Diagram kartesius IPA untuk
kedelai edamame dapat dilihat pada Gambar 5.
91
6,0 5,5
5,0 4,5
4,0 3,5
3,0 2,5
2,0 1,5
4,90 4,85
4,80 4,75
4,70 4,65
4,60
Tingkat Kinerja T
ing k
a t K
e pe
nt ing
a n
4,07
4,74
A 6 A 5
A 4 A 3
A 2 A 1
IPA KEDELAI EDAMAME
I II
III IV
Gambar 5. Diagram Kartesius IPA Kedelai Edamame
Keterangan : Kuadran I
: A3 Ketersediaan benih di pasar Kuadran II
: A1 Produktivitas A4 Keseragaman masak panen
Kuadran III : A2 Ketahanan hama penyakit
Kuadran IV : A5 Daya tumbuh
A6 Jumlah polong
Gambar 5 menunjukkan atribut yang berada pada kuadran I yang merupakan daerah prioritas utama pada benih kedelai edamame adalah atribut
ketersediaan benih di pasar. Tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut ketersediaan benih ini memiliki nilai yang tinggi karena dianggap penting oleh
petani responden. Namun, pada kenyatannya atribut ketersediaan benih masih belum sesuai dengan yang diharapkan oleh petani responden. Di lapang, petani
responden masih sulit dalam mendapatkan benih kedelai edamame walaupun beberapa petani responden sudah menggunakan benih hasil produksi dari panen
sebelumnya, sehingga dapat mengantisipasi ketersediaan benih yang terbatas di pasar. Akan tetapi tidak secara umum petani responden dapat menggunakan benih
92 hasil produksi dari panen sebelumnya karena ada beberapa petani responden dari
yang masih tergantung kepada produsen dalam mendapatkan benih kedelai edamame. Oleh karena itu, atribut ketersediaan benih di pasar harus ditingkatkan
agar petani responden puas dengan tingkat kepentingan dan kinerja yang diharapkan.
Atribut produktivitas, dan keseragaman masak panen kedelai edamame berada pada kuadran II. Kuadran II merupakan daerah pertahankan prestasi yang
artinya tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut produktivitas dan keseragaman masak panen dianggap telah sesuai dengan harapan, sehingga mencapai tingkat
kepuasan yang relatif tinggi. Dari segi atribut produktivitas, umumnya produktivitas kedelai edamame menjadi salah satu motivasi petani responden
untuk berusahatani kedelai edamame. Hal tersebut terjadi karena telah sesuainya harapan petani dari kepentingan dan kinerja atribut produktivitas. Pada atribut
keseragaman masak panen menjadi salah satu atribut yang dianggap penting oleh petani karena jika tingkat keseragaman masak panennya tinggi akan memudahkan
petani dalam kegiatan panen, sehingga petani responden tentu tidak perlu repot memilah kedelai edamame yang sudah masak untuk dipanen. Kondisi tersebut
juga akan berpengaruh pada produktivitas, dengan produktivitas yang tinggi diharapkan pendapatan yang diterima oleh petani juga tinggi.
Prioritas rendah pada kuadran III merupakan daerah dengan atribut yang tidak terlalu dianggap penting oleh petani dan kinerjanya pun tidak istimewa.
Atribut yang berada pada kuadran III ini yaitu atribut ketahanan hama penyakit. Ketahanan hama penyakit pada kedelai edamame memiliki prioritas yang rendah
karena petani responden sudah terbiasa dalam mencegah terjadinya hama penyakit yang menyerang selama masa pertumbuhan kedelai edamame. Oleh karena itu,
menjadi dianggap kurang penting untuk atribut ketahanan hama penyakit dilihat dari tingkat kepentingan dan kinerjanya.
Kuardan IV merupakan daerah berlebihan dengan atribut yang kurang penting dan dirasa berlebihan oleh petani responden. Atribut daya tumbuh dan
jumlah polong termasuk ke dalam daerah yang berlebihan. Hal tersebut dikarenakan petani responden lebih mempertimbangkan atribut harga benih, harga
93 jual dan produktivitas dalam melakukan produksi kedelai edamame dibandingkan
dengan atribut daya tumbuh dan jumlah polong. Walaupun pada kondisi di lapang, jumlah polong dapat berpengaruh pada harga jual polong karena jumlah
polong menjadi nilai dari grade yang akan diterima oleh produsen atau pengumpul benih.
9.2.
Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Importance Performance Analysis Atribut Benih Kedelai
Tabel 31 menunjukkan hasil perhitungan rata-rata penilaian tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut terhadap benih kedelai. Di mana diperoleh
hasil rata-rata skor secara keseluruhan atribut untuk tingkat kepentingan adalah sebesar 3,42 dan tingkat kinerja sebesar 3,85. Dari hasil perhitungan diperoleh
rata-rata skor tingkat kinerja lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kepentingan, artinya tingkat kinerja dari atribut yang melekat pada benih kedelai
sudah sesuai bahkan melebihi dari tingkat kepentingan yang petani responden harapkan. Atribut daya tumbuh memiliki rata-rata skor kepentingan tertinggi
sebesar 3,55 dan terendah adalah atribut produktivitas dan keseragaman masak panen dengan nilai 3,33. Ternyata petani responden menilai bahwa atribut daya
tumbuh pada kedelai penting karena dapat berpengaruh pada populasi tanaman kedelai yang juga nanti akan berpengaruh pada produktivitas atau hasil panennya.
Atribut produktivitas dan keseragaman masak panen juga dinilai penting, akan tetapi masih dinilai tidak begitu penting dibandingkan dengan atribut lainnya. Hal
ini dikarenakan produktivitas dan keseragaman masak panen dari kedelai masih dinilai rendah petani jika dibandingkan dengan kedelai edamame. Sementara pada
kinerja, atribut jumlah polong dinilai memiliki kinerja yang telah sesuai bagi petani dengan rata-rata skor 4,88. Hal tersebut dikarenakan jumlah polong akan
berpengaruh pada nilai jual kedelai yang akan petani jual. Atribut yang dinilai petani memiliki kinerja yang masih rendah dengan nilai rata-rata skor 2,48 adalah
atribut daya tumbuh.
94
Tabel 31. Perhitungan Rata-rata Penilaian Tingkat Kepentingan dan Tingkat
Kinerja Atribut Benih Kedelai
Atribut Penilaian
Kepentingan Penilaian
Kinerja Rata-rata Skor
Kepentingan Y
Kinerja X Produktivitas
133 182
3,33 4,55 Ketahanan hama
penyakit 135
130 3,38 3,25
Ketersediaan benih di pasar
133 141
3,33 3,53 Keseragaman
masak panen 141
177 3,53 4,43
Daya tumbuh 142
99 3,55 2,48
Jumlah polong 136
195 3,40 4,88
Total rata-rata
3,42 3,85
Nilai kepentingan dan kinerja diperoleh dari hasil perhitungan rata-rata skor untuk setiap atribut akan diplotkan pada diagram kartesius. Diagram
kartesius IPA untuk kedelai dapat dilihat pada Gambar 6.
5,0 4,5
4,0 3,5
3,0 2,5
3,55 3,50
3,45 3,40
3,35 3,30
Tingkat Kine rja T
ing k
a t K
e pe
nt ing
a n
3,85
3,42
A 6 A 5
A 4
A 3 A 2
A 1
IPA KEDELAI
I II
III IV
Gambar 6. Diagram Kartesius IPA Kedelai
95 Keterangan :
Kuadran I : A5 Daya tumbuh
Kuadran II : A4 Keseragaman masak panen
Kuadran III : A2 Ketahanan hama penyakit
A3 Ketersediaan benih di pasar Kuadran IV
: A1 Produktivitas A6 Jumlah polong
Pada benih kedelai, diagram kartesius IPA dapat dilihat pada Gambar 6. Atribut yang berada pada kuadran I prioritas utama untuk kedelai adalah atribut
daya tumbuh Gambar 6. Atribut daya tumbuh memiliki tingkat kepentingan dan kinerja yang penting bagi petani responden, tapi belum sesuai dengan apa yang
menjadi harapan petani. Petani responden masih merasa atribut daya tumbuh menjadi penting karena menurut petani daya tumbuh dapat berpengaruh pada
petumbuhan kedelai. Lain halnya pada benih kedelai edamame yang menjadikan daya tumbuh menjadi tidak penting dan berada pada kuadran IV berlebihan.
Atribut yang termasuk ke dalam kuadran II yang merupakan daerah pertahankan prestasi yaitu atribut keseragaman masak panen. Atribut tersebut
memiliki nilai tingkat kepentingan dan kinerja yang tinggi yang telah sesuai dengan harapan petani. Telah sesuai dengan harapan petani karena keseragaman
masak panen membantu petani dalam memperoleh produktivitas yang tinggi. Oleh karena itu, atribut keseragaman masak panen harus dipertahankan agar petani
responden tetap merasa puas. Kuadran III prioritas rendah menjadikan atribut ketahanan hama
penyakit dan ketersediaan benih di pasar termasuk ke dalamnya. Daerah prioritas rendah merupakan daerah dengan atribut yang tidak terlalu dianggap penting oleh
petani dan kinerjanya pun tidak istimewa. Sama halnya pada benih kedelai edamame, atribut ketahanan terhadap hama penyakit menjadi tidak terlalu penting
pada benih kedelai. Hal ini dikarenakan karena petani responden sudah terbiasa dalam mencegah terjadinya hama penyakit yang menyerang selama masa
pertumbuhan kedelai. Sementara atribut ketersediaan benih di pasar untuk kedelai relatif banyak dan mudah untuk diperoleh dibandingkan dengan kedelai edamame,
sehingga petani responden beranggapan tidak terlalu penting.
96 Sedangkan atribut yang termasuk ke dalam kuadran IV berlebihan adalah
produktivitas dan jumlah polong. Daerah berlebihan merupakan daerah dengan atribut yang kurang penting dan dirasa berlebihan oleh petani responden. Sama
halnya juga pada atribut produktivitas, produktivitas kedelai edamame lebih tinggi dibandingkan dengan kedelai, sehingga petani merasa lebih memilih kedelai
edamame daripada kedelai. Begitu pula untuk atribut jumlah polong sama pada kedelai edamame yang petani responden rasa berlebihan karena ada atribut yang
menjadi pertimbangan lebih penting dibandingkan dengan jumlah polong.
9.3. Rangkuman