73 berkaitan dengan produktivitas, di mana dengan tingkat ketahanan hama
penyakitnya tinggi, produktivitas yang dihasilkan dapat tinggi yang pada akhirnya harapan petani menerima pendapatan tinggi cenderung bisa diperoleh.
Pertimbangan lain dalam membeli benih kedelai edamame adalah harga benih menurut sebanyak 2 petani responden atau 5,0 persen. Hal ini berkaitan dengan
daya beli dari petani sebagai konsumen yang juga berhubungan dengan pendapatan petani dari berusahatani. Atribut ketersediaan benih di pasar juga
sebanyak 2 petani responden atau 5,0 persen karena dengan mudahnya ketersediaan benih di pasar, akan memudahkan petani untuk mendapatkannya.
Atribut daya tumbuh dan jumlah polong yang masing-masing dipertimbangkan oleh 1 petani responden atau sebesar 2,5 persen. Hal tersebut akan terkait dengan
produktivitas dan harga jual polong dari kedelai edamame yang dapat diterima petani. Sebaran responden berdasarkan evaluasi alternatif dapat dilihat pada Tabel
23.
Tabel 23. Sebaran Responden Berdasarkan Evaluasi Alternatif
No Keterangan Kategori
Jumlah orang
Persentase
1 Atribut yang
dipertimbangkan ketika akan membeli
benih kedelai edamame
Harga benih
2 5,0
Harga jual polong
8 20,0
Produktivitas
21 52,5
Ketahanan hama penyakit
5 12,5
Ketersediaan benih di pasar
2 5,0
Keseragaman masak panen Daya tumbuh
1 2,5
Jumlah polong
1 2,5 Total 40
100,0
7.4. Keputusan Pembelian
Setelah tahap evaluasi alternatif, tahap keempat dalam proses keputusan
pembelian konsumen adalah keputusan pembelian. Pada tahapan ini konsumen harus mampu mengambil keputusan mengenai kapan dan di mana proses
pengambilan keputusan tersebut dilakukan. Hal yang dianalisis dalam tahap ini adalah bagaimana cara memutuskan dalam melakukan pembelian, di mana tempat
74 melakukan pembelian, siapa yang mempengaruhi dalam melakukan pembelian,
berapa kali membeli benih kedelai edamame dalam 1 tahun, kebutuhan benih setiap kali membeli, harga benih kedelai edamame yang dibeli, dan kesesuaian
antara harga dan kualitas benih kedelai edamame. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 29 petani responden atau
72,5 persen membeli benih kedelai edamame direncanakan dahulu. Hal ini dikarenakan umumnya beberapa petani menerapkan pola tanam selingan dengan
menggunakan kedelai edamame dalam pola tanamnya selama satu tahun. Sementara terdapat 11 petani responden atau 27,5 persen yang melakukan
pembelian benih kedelai edamame secara mendadak atau tidak terencana. Iklim yang tidak menentu, ketersediaan benih yang kurang menjadi sebagian alasan
petani untuk membeli benih secara tidak terencana dahulu. Dalam proses pembelian, petani harus memutuskan akan membeli di mana
benih kedelai edamamenya. Pada Tabel 24 dapat dilihat petani responden melakukan pembelian di tempat lainnya sebesar 24 responden atau 60,0 persen.
Lainnya yang dimaksud adalah dengan menggunakan benih hasil produksi panen sebelumnya. Hal tersebut dilakukan oleh petani untuk menghindari terjadinya
ketersediaan benih yang kurang di pasar. Sementara sisanya sebanyak 16 petani responden atau 40,0 persen membeli benih kedelai edamame dari produsen
langsung. Keputusan dalam melakukan pembelian benih kedelai edamame dalam
penelitian ini seluruh petani responden atau 100,0 persen didasari atas keinginan sendiri, tanpa ada yang mempengaruhi dari kelompok tani, penyuluh petugas
lapang PPL maupun pihak lainnya. Hal tersebut dilakukan karena secara sadar untuk mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari. Pembelian benih kedelai edamame dilakukan sebanyak dua kali oleh 20
petani respoden atau 50,0 persen karena memang sesuai dengan pola tanam yang telah diterapkan oleh petani pada lahannya. Sementara sebanyak 19 petani
responden atau 47,5 persen melakukan pembelian sebanyak satu kali dan tiga kali dilakukan oleh 1 petani responden atau 2,5 persen. Petani responden melakukan
75 pembelian benih kedelai edamame setiap kali akan melakukan penanaman pada
musim tertentu. Kebutuhan benih dalam setiap kali pembelian beragam tergantung dari
pola tanam dan juga luas lahan yang dimiliki petani. Sebanyak 34 petani responden atau 85,0 persen membeli benih sebesar 10 kg setiap kali petani akan
melakukan penanaman. Hal tersebut dikarenakan sebesar 52,5 persen luas lahan yang dimiliki petani 5.000 m
2
, sehingga dengan lahan yang luas benih yang digunakan pun cenderung banyak pula dan disesuaikan dengan pola tanam yang
akan diterapkan. Sementara hanya 4 petani responden yang membeli benih dengan rentang 5-10 kg, dan sisanya membeli benih sebanyak 5 kg dilakukan oleh 2
petani responden atau 5,0 persen. Harga benih kedelai edamame yang ditawarkan sebesar Rp 40.000kg,
oleh karena itu sebanyak 37 petani responden atau 92,5 persen membeli benih pada harga dengan rentang
≤ Rp. 40.000kg dari produsen benihnya secara langsung. Sementara sisanya sebanyak 3 petani responden atau 7,5 persen
membeli benih dengan harga antara rentang Rp. 41.000kg- Rp. 49.000kg dari produsen lain apabila dari produsen langganan tidak tersedia.
Sementara dari segi kesesuaian antara benih kedelai edamame yang dibeli oleh petani dengan kualitas hasilnya sebanyak 36 petani responden atau 90,0
persen menjawab ya telah sesuai. Selain itu dari hasil karakteristik responden diketahui bahwa sebanyak 18 petani responden atau sebesar 45,0 persen paling
banyak memperoleh rata-rata hasil panen pada rentang 500-1.000 kg. Hasil ini menjadi yang terbanyak karena sebesar 50,0 persen petani responden menerapkan
pola tanam kedelai edamame sebanyak dua kali dalam setahun.
Tabel 24. Sebaran Responden Berdasarkan Keputusan Pembelian
No Keterangan Kategori
Jumlah orang
Persentase
1 Cara memutuskan
penggunaan benih kedelai edamame
Terencana 29
72,5
Tidak terencana 11
27,5 Lainnya
0 0 Total 40
100,0
76
Tabel 24. Sebaran Responden Berdasarkan Keputusan Pembelian
No Keterangan Kategori
Jumlah orang
Persentase
2 Tempat membeli
benih kedelai edamame
Produsen langsung 16
40,0 Kios saprotan kelompok
tani 0 0
Kios saprotan 0 0
Bantuan pemerintah 0 0
Lainnya menggunakan benih hasil produksi
sendiri 24 60,0
Total 40 100,0
3 Yang mempengaruhi
dalam penggunaan benih kedelai
edamame
Diri sendiri 40
100,0
Kelompok tani Penyuluh Petugas Lapang
PPL Lainnya 0
Total 40 100,0
4 Berapa kali membeli
benih kedelai edamame dalam 1
tahun 1 kali
19 47,5
2 kali 20
50,0
3 kali 1 2,5
Total 40 100,0
5 Kebutuhan benih
setiap kali membeli 5 kg
2 5,0
5-10 kg 4
10,0
10 kg 34 85,0
Total 40 100,0
6 Harga benih kedelai
edamame yang dibeli
≤ Rp. 40.000kg
37 92,5
Rp. 41.000kg- Rp. 49.000kg
3 7,5
≥ Rp. 50.000kg
0 0 Total 40
100,0 7
Kesesuaian antara harga dan kualitas
benih kedelai edamame
Ya sesuai 36
90,0
Tidak sesuai 4
10,0
Total 40 100,0
77
7.5. Evaluasi Pasca Pembelian