Populasi dan Sampel Pembahasan Hasil Penelitian

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi Aktivitas SiswaModel Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Guided Inquiry No Aspek yang Diamati Nilai Ket SB B C K SK I Kegiatan pendahuluan a. Kesiapan menerima pelajaran II Kegiatan Membuka Pelajaran a. Siswa menjawab salam b. Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai II Kegiatan Inti

1. Orientasi

a. Mengamati tayangan audio visual b. Mendengarkan penjelasan

2. Merumuskan masalah

a. menanyakan b. Merumuskan masalah, tugas kelas

3. Pengajuan Hipotesis

a. Mengemukakan hipotesis

4. Mengumpulkan Informasi

a. Membaca, mengamati dan bertanya b. aktif dalam kelompok c. Mengemukakan pendapat dalam kelompok d. Berkerja sama

5. Menguji Hipotesis

a. Meneliti, membuat catatan dan mengumpulkan data b. Analisis data kelompok atau individu c. Mengklarifikasi dan mengurutkan tugas

6. Menyusun Kesimpulan

a. Berbagi hasil penemuan b. Menulis laporan kelompok antar siswa c. Presentasi kelompok IV Kegiatan Penutup a. Keterlibatan siswa memberikan kesimpulan b. Tanya jawab Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa Model Pembelajaran Konvensional No Aspek yang Diamati Nilai Ket SB B C K SK I Pra Pembelajaran a. Kesiapan menerima pelajaran II Kegiatan Membuka Pelajaran a. Siswa menjawab salam b. Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai III Kegiatan Inti a. Mendengarkan penjelasan b. Bertanya kepada guru Mencatat penjelasan yang disampaikan c. Interaksi antar siswa d. Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar e. Interaksi siswa dengan guru f. Mengerjakan soal latihan IV Kegiatan penutup a. Pemahaman siswa menerima pelajaran b. Keterlibatan dalam memberi kesimpulan 3. Instrumen Angket Siswa Adapun kisi-sisi yang digunakan untuk instrumen angket siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran inkuiri terbimbing guided inquiry adalah sebagai berikut. Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Angket Siswa No Indikator No Soal 1 Tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing 1 2 Penerapan model pembelajaran inkuiri Terbimbing memotivasi siswa untuk belajar 2,3 3 Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Inkuiri terbimbing 4,8,9 4 Efektifitas model pembelajaran inkuiri terhadap pembelajaran 6,5,7,1

F. Uji Coba Instrumen Tes

Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini uji instrumen dilakukan pada siswa di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu kelas XI terdiri dari 30 siswa. Setelah melakukan uji coba instrumen, langkah selanjutnya adalah mengolah data hasil uji coba dengan mencari validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.

1. Validitas Instrumen

Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur. Validitas tes yang digunakan adalah validitas butir soal dengan cara membandingkan skor siswa untuk tiap butir soal dengan skor total. Perhitungan validitas butir soal dengan korelasi point biserial sebagai berikut: 5 √ dimana: : koefisiensi korelasi biserial M : realita skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya M : realita skor total : standar deviasi dari skor total : populasi siswa yang menjawab benar : populasi siswa yang menjawab salah Jika harga r hitung r tabel maka butir soal tersebut dinyatakan valid. 5 Sudaryono, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, Yohyakarta: Graha ilmu, 2011, cet.12, h.149 Berdasarkan hasil uji validitas pada N = 30 siswa dan α = 5, dari 35 soal pilihan ganda yang diujikan terdapat 25 soal valid yakni nomor 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14,15, 16, 18, 19, 21, 22, 25, 26, 27, 29, 30, 32, 35

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu alat evaluasi atau tes disebut reliabel jika, tes tersebut dapat dipercaya, konsisten, atau stabil produktif. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus K-R 20 Kuder-Rochardson 20 karena instrumen yang digunakan berupa soal pilihan ganda, dengan rumus sebagai berikut: 6 [ ] [ ] dimana: r II : reliabilitas tes secara keseluruhan : proporsi siswa yang menjawab benar : proporsi siswa yang menjawab salah ∑pq : jumlah hasil perkalian antara dan n : banyaknya item S : standar deviasi dari tes dengan, Dengan kualifikasi koefisien reabilitas adalah sebagai berikut: 6 Anas Sudjono,Pengantar Evaluasi Pendidikan Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2011. cet. 10 h.245 Tabel 3.8 Interprestasi Reliabilitas Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,91-1,00 sangat tinggi 0,71-0,90 Tinggi 0,41-0,70 Cukup 0,21-0,40 Rendah 0,20 sangat rendah Adapun hasil keseluruhan reabilitas seluruh butir soal yang sudah dinyatakan valid sebesar 1,08 dan termasuk kedalam kriteria reliabilitas sangat tinggi.

3. Taraf Kesukaran

Suharsimi Arikonto mengatakan, soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Menurutnya, hal tersebut perlu diperhatikan karena soal yang terlalu mudah tidak meransang siswa untuk berfikir lebih maju, begitu pula sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan membuat siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat lagi untuk mencobanya. Oleh karena itu, soal yang dibuat untuk mengukur tes hasil belajar sebaiknya adalah soal yang dapat menjangkau semua kemampuan siswa. Untuk mengetahui taraf kesukaran soal yang dibuat, sebaiknya pembuat soal harus melakukan perhitungan taraf kesukaran soal. Atas dasar pertimbangan itu, dalam penelitian ini peneliti melakukan perhitungan taraf kesukaran soal dengan menggunakan rumus: dimana: P = indeks tingkat kesukaran B = jumlah siswa yang menjawab soal benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Interprestasi mengenai tingkat kesukaran yang diperoleh digunakan tabel klasifikasi dibawah ini: Tabel 3.9 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal Taraf Kesukaran Klasifikasi 0,00 - 0,30 soal sukar 0,30 - 0,70 soal sedang 0,70 - 1,00 soal mudah Berdasarkan hasil pengujian tingkat kesukaran soal, dari 35 soal tes hasil belajar yang diujikan, 5 atau sebanyak 2 soal termasuk dalam kriteria sukar, sebayak 15 soal atau 37,5 soal termasuk dalam kriteria sedang, dan 57,5 atau 23 soal termasuk kedalam kriteria mudah.

4. Daya Pembeda

Anas Sudjono mendefinisikan daya pembeda soal sebagai kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda soal adalah: = dimana: D = daya pembeda B A = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar B B = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar J A = jumlah peserta kelompok atas J B = jumlah peserta kelompok bawah P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut: Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda Daya Pembeda Klasifikasi 0.00 – 0.20 Jelek 0.20 – 0.40 Cukup 0.40 – 0.70 Baik 0.70 – 1.00 Baik sekali Berdasarkan hasil uji daya pembeda, dari 35 soal tes hasil belajar yang diujikan, sebanyak 2 soal atau 5,7 soal termasuk dalam kriteria jelek, 42,8 atau sebanyak 15 soal termasuk dalam kriteria cukup, 48 atau sebanyak 17 soal termasuk dalam kriteria baik, dan 2,8 atau sebanyak 1 soal termasuk kedalam kriterta baik sekali.

G. Teknik Analisis Data

Didalam teknik pengumpulan data terdapat dua buah data yang berbeda yaitu data yang diperoleh dari instrumen tes dan non tes, maka terdapat dua buah teknik analisis data. Data yang dihasilkan dari instrumen tes akan dianalisis dengan menggunakan analisis uji-t, sedangkan data yang dihasilkan dari instrumen non tes akan dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif.

1. Teknik Analisis Data

Data tes yang diperoleh melalui instrumen penelitian, kemudian diolah dan dianalisis agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan menguji hipotesis. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas untuk mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogen atau tidak. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data sebagai berikut:

a. Uji Prasyarat Analisis Data Kuantitatif

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya persebaran data yang akan dianalisis. Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi kuadrat dengan persamaan: dimana: f o = frekuensi dari hasil penelitian f e = frekuensi yang diharapkan Sementara itu, kriteria tes yang digunakan adalah apabila hitung tabel , dapat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal. Sedangkan bila hitung tabel , maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh dari sampel tidak berdistribusi normal. Langkah-langkah yang harus dilewati untuk melakukan pengujian normalitas dengan menggunakan teknik chi kuadrat, menurut Sudjana, dapat dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: 7 a Menentukan skor terbesar dan skor terkecil b Menentukan rentangan R dengan cara: R = skor terbesar – skor terkecil c Menentukan banyaknya kelas K dengan cara: K = 1 + 3,3 log n d Menentukan panjang kelas i dengan cara: e Menentukan proporsi. f Membuat distribusi frekuensi dalam bentuk tabel. 7 Anas Sujiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT.Grafindo Persada, 2008, h.298 Tabel 3.11 Tabel Bantu Perhitungan Distribusi Frekuensi No. Interval P 1. 2. Jumlah - - - g Menentukan rata-rata mean dengan cara: ̅ h Menentukan simpangan baku s dengan cara: √ i Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara: 1 Menentukan batas kelas dengan mengurangi 0,5 pada kelas bawah interval dan menambah 0,5 pada kelas atas interval. 2 Mencari nilai Z-score dengan bantuan rumus: ̅ 3 Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal 0-Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas. 4 Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0-Z, untuk angka baris pertama dicari dengan mengurangkan baris pertama dengan baris kedua, untuk angka baris kedua, dicari dengan mengurangkan angka baris kedua dengan baris ketiga, dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya. 5 Mencari frekuensi yang diharapkan f e dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden. 6 Membuat tabel bantu chi-kuadrat X 2 hitung dalam bentuk: Tabel 3.12 Tabel Bantu Perhitungan Chi-kuadrat X 2 No Batas Kelas Z –Score Luas 0 –Z Luas Tiap Kelas f e f Chi-kuadrat X 2 1. 2. Setelah melakukan serangkaian tahapan di atas, langkah selanjutnya adalah menentukan harga X 2tabel dengan taraf signifikan 0,05, pada derajat kebebasa dk = k-1. Setelah itu, menentukan kriteria pengujian, yaitu: tolak H jika X 2 hitung X 2 tabel atau terima H jika X 2 hitung X 2 tabel . Langkah akhir dari uji normalitas adalah penarikan kesimpulan.

2. Uji Homogenitas

Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah mencari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, nilai homogenitas diperoleh dengan melakukan uji Fisher. Teknik yang digunakan untuk uji homogenitas pada penelitian ini adalah uji Fisher, dengan rumus: 8 dengan: kriteria pengujian: a Jika F hitung F tabel, maka H diterima, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. b Jika F hitung F tabel, maka H a diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari populasi yang tidak homogen. Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji Fishes adalah: a Menetapkan hipotesis, dalam bentuk: 8 Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisa Data Penelitian, Bandung: Refika Aditama, 2010. h. 160. b Membagi data menjadi dua kelompok. c Mencari simpangan baku dari masing-masing kelompok. d Menentukan F hitung dengan rumus: e Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk: 1 Jika F hitung F tabel, maka H diterima, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. 2 Jika F hitung F tabel, maka H i diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari populasi yang tidak homogen. f Mencari dk pembilang varians terbesar dan dk penyebut varians terkecil, dengan rumus: dk 1 = n-1 dk 2 = n-2 g Menentukan F hitung dan F tabel, kemudian membandingkan hasil F hitung dan F tabel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

b. Pengujian Hipotesis

Setelah melakukan pengujian prasyarat, langkah selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Rumus yang digunakan untuk melakukan uji t adalah: ̅ ̅ √ dengan: √ dimana: ̅ = rata-rata skor kelompok eksperimen ̅ = rata-rata skor kelompok kontrol = varians gabungan = varians kelompok ksperimen = varians kelompok kontrol = jumlah anggota sampel kelompok eksperimen = jumlah anggota sampel kelompok kontrol Langkah mengajukan hipotesis adalah sebagai berikut: a. Uji kesamaan dua rata-rata hasil pretest, dalam bentuk: H : X = Y, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata- rata skor pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen. H a : X Y, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata- rata score pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen dengan kelas kontrol. b. Uji kesamaan dua rata-rata posttest H : X = Y, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata- rata skor postest kelas kontrol dengan kelompok eskperimen. H a : X Y, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata- rata score postest kelas ekpserimen dengan kelas kontrol. Setelah selesai melakukan hipotesis uji kesamaan dua rata-rata pretest dan postest kedua sampel, langkah selanjutnya adalah: a. Menghitung nilai t hitung dengan menggunakan rumus uji-t b. Menentukan derajat kebebasan dk, dengan rumus: dk = n 1 – 1 + n 2 – 1 c. Menetukan nilai t tabel dengan d. Menguji hipotesis dengan ketentuan: Jika -t tabel t hitung t tabel maka H diterima dan Jika t hitung -t tabel atau t hitung t tabel, maka H a ditolak

c. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah: H : H a : keterangan: Ho = model pembelajaran inkuiri terbimbing guided inquiry tidak berpengaruh terhadap hasil belajar geografi siswa pada materi litosfer di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat Ha = model pembelajaran inkuiri terbimbing guided inquiry berpengaruh terhadap hasil belajar geografi siswa pada materi litosfer SMA Muhammadiyah 8 Ciputat rata-rata hasil belajar geografi siswa yang diberikan model pembelajaran inkuiri terbimbing guided inquiry rata-rata hasil belajar geografi siswa yang diberikan secara konvensional

2. Teknik Analisis Data Kualitatif

Data hasil observasi aktifitas guru terhadap keterampilan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing, akan dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum setiap tahapan pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing selama pembelajaran berlangsung. Dari hasil format observasi keterlaksanaan pembelajaran, kemudian diolah secara kualitatif dengan memberikan skor satu jika indikator pada tahapan pendekatan pembelajaran muncul dan nol jika tidak muncul. Kemudian untuk mengetahui data observasi tersebut, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Data persentase yang diperoleh kemudian diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut: Tabel 3.13 Kategori Hasil Observasi Keterangan Presentase sangat baik 81 - 100 Baik 61 - 80 cukup baik 41 - 60 kurang baik 21 - 40 sangat kurang baik 0 - 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Identitas sekolah

a. Nama Sekolah : SMA MUHAMMADIYAH 8 CIPUTAT b. Nomor Statistik Sekolah : 302 286 301 007 c. Alamat : Dewi Sartika Gg. Nangka No. 4 Ciputat Tangerang Selatan d. No TeleponFax : 021 7424379 , 021 74707376 e. Alamat Email : dosq08yahoo.com f. Web site : www.dosq08cpt.20m.com g. Akreditasi : A

2. Visi dan misi

: a. Visi Terbentuknya Sumber Daya Manusia SDM yang Agamis, Humanis, Intelek, dan Komunikatif. b. Misi : 1 Mengarahkan pembelajaran dan bimbingan secara maksimal kepada terbentuknya sumber daya manusia yang memiliki kualitas ke-Islaman. 2 Menanamkan dan menumbuhkan sikap cinta tanah air dan perduli sosial. 3 Mengarahkan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sesuai dengan potensi yang dimilikinya. 4 Mengupayakan pembelajaran bahasa asing Inggris dan Arab ke arah kemampuan berbahasa aktif.

3. Sarana dan Prasarana :

Fasilitas yang dimiliki, gedung milik sendiri, Laboratorium Komputer, perpustakaan, lapangan futsal, parkir motor dan kendaraan, internet wifii, lapangan acara dan olahraga, koperasi sekolah, kantin, ruang BK Bimbingan Konseling, masjid, toilet, Lab IPA dan lainnya.

4. Program Unggulan dan Prestasi:

a. Program Unggulan Displin ibadah shalat Duha bersama dan rawatib, kursus-kursus buta huruf al-quran, pendidikan akhlakul karimah, upacara nendera, keterampilan ber- paskibra, kepramukaan hizbulwaton, menanamkan cinta tanah air dan kepedulian atau kesalehan sosial. b. Prestasi Kelulusan 100 tiap UANUNUAS, kemampuan berbahasa inggris dan arab, mahir mengoprasikan program computer, designgrafis. Melatih siswa siswi SMA Muhammadiyah 8 menjadi atlet-atlet olahraga futsal, bola voli ,bola basket, sepak bola, tapak suci dilatih berkesnian tari saman, seni vocal, marawis, hadroh.

5. Gambaran Kegiatan Pembelajaran

a. Kelas Ekperimen Kelas ekperimen terdiri dari 25 siswa, 11 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Pada kelas X-1 yang merupakan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing guided inquiry. Kondisi kelas eksperimen pada saat pertama kali siswa terlihat siap menerima pelajaran, meski ada beberapa yang terlihat kurang siap. Mereka mendengarkan penjelasan dari guru meski beberapa siswa mengobrol dengan teman sebangkunya. Siswa masih kesulitan merumuskan masalah yang diberikan oleh guru dan begitu juga pada saat memberikan hipotesis. Hal ini karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Pertemuan kedua, tampaknya siswa mulai terbiasa dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing guided inquiry kemampuan siswa untuk memberikan hipotesis lebih baik dari sebelumnya. siswa terlihat antusias mengikikuti pelajaran. Mereka berdiskusi untuk mengumpulkan informasi yang diminta mengenai materi pembelajaran. Pertemuan ketiga, siswa dapat menerima pelajaran dengan baik. Mereka mendengarkan penjelasan dari guru dengan baik sebelum mereka mulai mengorientasi pelajaran. Mereka terlihat menikmati tiga jam mata pelajaran geografi sehingga kegiatan belajar mengajar terasa menyenangkan. Ketiga guru bertanya mereka dapat menjawab pertanyaan dengan baik. b. Kelas Kontrol Penelitian di kelas X-2 yang merupakan kelas kontrol terdiri dari 25 siswa yang terdiri dari 12 Siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Kelas kontrol ini menggunakan model pembelajaran konvensional. Kondisi kelas kontrol pada saat pertama kali siswa terlihat siap menerima pelajaran, meski ada beberapa yang terlihat kurang siap. Mereka mendengarkan penjelasan dari guru meski beberapa siswa terkadang melihat ponsel atau mengobrol dengan teman sebangkunya. Disaat diberi kesempatan untuk bertanya hanya dua orang yang berani bertanya begitu juga ketika guru menanyakan kepada siswa tentang pelajaran yang diberikan hanya satu siswa yang berani menjawab pertanyaan. Pada pertemuan kedua pada kegiatan pembuka siswa terlihat lebih siap menerima pelajaran dari pertemuan sebelumnya. meski masih ada saja murid yang mengobrol hanya saja dengan guru menanyakan pertanyaan kepada siswa yang mengobrol tersebut membuat mereka akhirnya mendengarkan penjelasan dari guru. Keterlibatan siswa dalam kegiatan penutup mengalami kemajuan, karena siswa mulai berani mengemukakan pendapatnya sehingga guru dan siswa dapat bersama-sama menyimpulkan pelajaran yang yang dipelajari pada pertemuan kedua. Pertemuan terakhir kondisi kelas mengalami peningkatan, siswa lebih siap dari sebelumnya, pada kegiatan membuka pelajaran, siswa mendengarkan dengan baik dan siswa yang bertanya jumlahnya bertambah. Ketika guru secara acak menunjuk siswa untuk menyampaikan kesimpulan, siswa terlihat dan menjawabnya tanpa ragu-ragu.

B. Deskripsi Data

1. Tes

a. Deskripsi Pretes Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Tabel hasil pretest kelompok eksperimen dan Kontrol setelah dikelompokkan kedalam rentang nilai yang telah ditetapkan sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Hasil Kelompok Eksperimen dan Kontrol No Rentang Nilai Frekuensi Eksperimen Kontrol 1 36-41 4 2 2 42-47 3 4 3 48-53 4 2 4 54-59 4 6 5 60-65 5 4 6 66-71 3 4 7 72-77 2 3 Dari data tabel diatas dapat diketehui bahwa perolehan nilai pretest siswa pada kelompok eksperimen nilai lebih banyak diperoleh siswa pada rentang 60 sampai 65 yaitu sebanyak 5 orang siswa. Sedangkan sebanyak 2 siswa atau 8 pada kelas eksperimen memperoleh nilai tertinggi pada rentang nilai 72 sampai 77. Nilai ketuntasan kriteria minimal KKM pada mata pelajaran geografi adalah 70 beradasarkan hasil pretest hanya ada 8 dari 25 siswa dikelas eksperimen yang nilainya Adapun perolehan nilai pretest pada kelas kontrol pada nilai tertinggi pada rentan 72 sampai 77 yaitu sebanyak 3 siswa, jumlahnya lebih banyak dari siswa kelas eksperimen. Pada rentang 54 sampai 59 banyaknya siswa yang memperoleh nilai yaitu sebanyak 6 siswa, merupakan rentang nilai terbanyak yang diperoleh siswa. Sedangkan ada 3 siswa yang memperoleh nilai pada rentang 42 sampai 40. Rentang nilai 60 sampai 65 dan 66 sampai 77 masing-masing diperoleh 3 siswa dalam kelompok kontrol. Pada kelas kontrol ada 12 siswa mendapatkan nilai diatas KKM. Berikut merupakan data statistik pretest mengenai kedua kelompok berdasarkan perhitungan. Tabel 4.2 Deskripsi Data pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Deskripsi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Minimum 36 36 Maksimum 72 72 Rata-Rata 55,3 53,82 Nilai Tengah 55 58 Strandar Devisiasi 11,35 11,10 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan hasil pretest kedua kelompok. Nilai maksimum yang diperoleh oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 72. Terlihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh kelompok ekperimen lebih rendah yaitu 55.3 jika dibandingkan dengan kelompok kontrol memperoleh rata-rata sebanyak 53.82. Namun nilai rata-rata kedua kelompok masih tergolong rendah.

b. Deskripsi Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Tabel hasil posttest kelompok eksperimen dan Kontrol setelah dikelompokkan kedalam rentang nilai yang telah ditetapkan sebagai berikut: Tabel 4.3 Data Hasil Kelompok Eksperimen Dan Kontol No Rentang Nilai Frekuensi Eksperimen Kontrol 1 56-61 1 4 2 62-67 1 2 3 68-73 5 5 4 74-80 5 5 5 81- 87 2 5 6 88-93 7 3 7 94- 100 4 1 Dari tabel diatas berdasarkan hasil nilai posttest yang dilakukan pada kelompok eksperimen jumlah siswa pada nilai tertinggi ada 4 siswa, nilai tertinggi berada pada rentang 94 sampai 100 . sedangkan nilai terbanyak diperoleh pada rentang 88 sampai 93 oleh 7 siswa. Sebanyak 20 siswa atau 80 siswa berhasil mendapat nilai diatas KKM, hanya 20 yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Pada kelompok kontrol hanya ada ada 4 atau 1 siswa yang mendapatkan nilai tertinggi. Pada rentang 68 sampai 73 dan 74 sampai 80 diperoleh oleh 5 siswa dalam kelas kontrol dan jumlah siswa yang sama mendapatkan nilai pada rentang 81 sampai 87. Siswa yang berhasil mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 64 sedangkan yang berada dibawah KKM ada 36 . Berikut merupakan data statistik posttest mengenai kedua kelompok berdasarkan perhitungan. Tabel 4.4 Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Deskripsi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Minimum 60 56 Maksimum 96 92 Nilai Tengah 87 75 Rata-Rata 84,1 74,82 Strandar Devisiasi 11,22 10,46 Hasil yang berada pada tabel diatas dapat dilihat diatas penelitian yang dilakukan pada kedua kelompok terdapat perbedaan yang signifikan. Nilai maksimun diperoleh kelompok eksperimen yaitu 96, yang lebih tinggi dibandingkan oleh kelompok kontrol yang memperoleh nilai tertinggi yaitu 92. Selain itu rata-rata kedua kelompok juga menunjukkan perbedaan yaitu 84,1 untuk kelompok eksperimen dan untuk kelompok kontrol memperoleh rata-rata 74,82. Selisih nilai kedua kelompok 9,2. Maka dengan hasil ini menunjukkan bahwa perolehan nilai posttest kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol .

2. Observasi

a. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Guided Inquiry

Pelaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat diketahui dari lembar observasi yang memuat daftar cek keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri. Observasi yang dilakukan berguna untuk mengamati aktifitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing guided inquiry untuk kelas eksperimen. Tabel 4.5 Presentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing No. Aspek Penilaian Pertemuan Ke 1 Skor Ideal Nilai Observer 1 Kegiatan Pendahuluan 5 4 80 2 Kegiatan Membuka Pelajaran 10 8 80 3 Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Guided Inquiry Orientasi 10 7 70 Merumuskan Masalah 10 7 70 Pengajuan Hipotesis 5 3 60 Mengumpulkan Informasi 20 13 65 Menguji Hipotesis 15 9 60 Menyusun Kesimpulan 15 9 60 4 Kegiatan Penutup 10 7 70 Total Indikator 100 67 Presentase Keberhasilan 67 Kriteria Baik Pada pertemuan pertama keterlaksanaan pembelajaran dari mulai kegiatan pendahuluan sampai kegiatan penutup mencapai 67. Jika dilihat dari hasil ini, dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan kegiatan pembelajran pada pertemuan pertama yang dilakukan oleh peneliti masih belum maksimal. Peneliti masih dalam proses penyesuaian dan baru melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Selain itu hal ini terjadi juga karena belum terlaksananya tahapan-tahapan pembelajaran yang disebabkan peneliti belum maksimal dalam penguasaan kelas, sehingga perlu dijadikan sebagai catatan perbaikan pada pelajaran berikutnya. Tabel 4.6 Presentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing No. Aspek Penilaian Pertemuan Ke 2 Skor Ideal Nilai Observer 1 Kegiatan Pendahuluan 5 5 100 2 Kegiatan Membuka Pelajaran 10 8 80 3 Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Guided Inquiry Orientasi 10 8 80 Merumuskan Masalah 10 8 80 Pengajuan Hipotesis 5 4 80 Mengumpulkan Informasi 20 16 80 Menguji Hipotesis 15 11 73,33 Menyusun Kesimpulan 15 12 80 4 Kegiatan Penutup 10 8 80 Total Indikator 100 80 Presentase Keberhasilan 80 Kriteria Baik Pada pertemuan kedua presentase keberhasilan mulai dari kegiatan pendahuluan sampai kegiatan penutup mencapai 80. Jika dibandingkan dengan pertemuan pertama maka presentasi keberhasilan mengalami peningkatan sebanyak 13. Meski mengalami peningkatan tetapi presentase keberhasilan ini masih masuk kedalam kriteria baik. Jika dilihat dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua mulai menunjukkan peningkatan, walau masih terdapat beberapa yang belum maksimal. Tabel 4.7 Presentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing No. Aspek Penilaian Pertemuan Ke 3 Skor Ideal Nilai Observer 1 Kegiatan Pendahuluan 5 5 100 2 Kegiatan Membuka Pelajaran 10 9 90 3 Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Guided Inquiry Orientasi 10 9 90 Merumuskan Masalah 10 10 100 Pengajuan Hipotesis 5 5 100 Mengumpulkan Informasi 20 17 85 Menguji Hipotesis 15 14 93.33 Menyusun Kesimpulan 15 14 93.33 4 Kegiatan Penutup 10 10 100 Total Indikator 100 93 Presentase Keberhasilan 93 Kriteria Sangat Baik Pertemuan ketiga menunjukkan hasil presentase keterlaksanaan pelajaran dari mulai kegiatan pembuka sampai kegiatan penutup pelajaran mencapai 93. Jika dibandingkan dengan dua pertemuan sebelumnya, hanya pertemuan ketigalah yang masuk dalam kriteria sangat baik. Berbeda dengan dua pertemuan lainnya yang masuk kedalam kriteria baik. Berdasarkan observasi yang dilakukan selama tiga pertemuan dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan pada model Pembelajaran inkuiri terbimbing telah dilaksanakan dengan baik oleh peneliti. Walaupun demikian ada beberapa evaluasi dari pelaksanaan pendekatan pembelajaran tersebut diantaranya belum terbiasanya siswa dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pendekatan yang digunakan sebagian besar menggunakan keaktifan siswa untuk mencari sendiri pengetahuannya, walaupun begitu guru berperan sebagai pemberi informasi masih dominan. Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran, yang mengarahkan siswa pada model pembelajaran inkuiri terbimbing. Hanya saja menurut hasil pengamatan selama proses penelitian siswa kurang tertarik untuk menggali pengetahuan yang dia miliki.

b. Model Pembelajaran Konvensional

Pelaksanaan model pembelajaran konvensional dapat dikahui dari lembar observasi yang memuat daftar cek keterlaksanaan model konvensional . Observasi yang dilakukan berguna untuk mengamati aktifitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol. Tabel 4.8 Presentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran Konvensional No. Aspek Penilaian Pertemuan Ke -1 Skor Ideal Nilai Observer 1 Kegiatan Pendahuluan 5 4 80 2 Kegiatan Membuka Pelajaran 10 8 80 3 Kegiatan Inti Mendengarkan Penjelasan 5 3 60 Bertanya 5 2 40 Interaksi Antar Siswa 5 2 40 Keterlibatan Siswa 5 2 40 Interaksi Siswa Dengan Guru 5 2 40 Mengerjakan Soal Latihan 5 3 60 4 Kegiatan Penutup 10 7 70 Total Indikator 55 37 33 Presentase Keberhasilan 60 Kriteria Baik Pada pertemuan pertama keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional presentase keberhasilan mulai dari kegiatan membuka sampai kegiatan penutup adalah 60 jika dilihat dari hasil ini keterlaksanaan kegiatan pembelajaran masuk dalam kriteria baik. Tabel 4.9 Presentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran Konvensional No. Aspek Penilaian Pertemuan Ke -2 Skor Ideal Nilai Observer

1 Kegiatan Pendahuluan

5 4 80 2 Kegiatan Membuka Pelajaran 10 8 80 3 Kegiatan Inti Mendengarkan Penjelasan 5 3 60 Bertanya 5 2 40 Interaksi Antar Siswa 5 3 60 Keterlibatan Siswa 5 3 60 Interaksi Siswa Dengan Guru 5 3 60 Mengerjakan Soal Latihan 5 3 60 4 Kegiatan Penutup 10 8 80 Total Indikator 55 37 Presentase Keberhasilan 67,27 Kriteria Baik Pada pertemuan kedua presentase keberhasilan mulai dari kegiatan membuka sampai kegiatan penutup adalah 67,27. Pada pertemuan kedua presentase keberhasilannya naik 7.27 dan dapat disimpulkan masuk kriteria baik. Tabel 4.10 Presentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran Konvensional No. Aspek Penilaian Pertemuan Ke -3 Skor Ideal Nilai Observer 1 Kegiatan Pendahuluan 5 4 80 2 Kegiatan Membuka Pelajaran 10 8 80 3 Kegiatan Inti Mendengarkan Penjelasan 5 4 80 Bertanya 5 3 60 Interaksi Antar Siswa 5 4 80 Keterlibatan Siswa 5 3 60 Interaksi Siswa Dengan Guru 5 3 60 Mengerjakan Soal Latihan 5 4 80 4 Kegiatan Penutup 10 8 80 Total Indikator 55 41 Presentase Keberhasilan 74,54 Kriteria Baik Pertemuan ketiga keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional presentase keberhasilan mulai dari kegiatan membuka sampai kegiatan penutup adalah 74,54. Sama dengan dua pertemuan lainnya, pertemuan ketiga ini juga termasuk kedalam kriteria baik. Dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga mengalami presentase keberhasilan yang terus naik disetiap pertemuan. Berdasarkan hasil observasi, disimpulkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional berjalan dengan baik oleh peneliti. Namun demikian kurangnya keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu siswa juga kurang memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh peneliti didalam kelas. Kegiatan pembelajaran dengan model konvensional kurang membuat siswa untuk aktif didalam kelas. Sehingga guru sangat dominan didalam kelas.

3. Angket

Angket siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran inkuiri terbimbing guided inquiry, berikut merupakan hasil dari data angket yang sudah diberikan kepada kelompok eksperimen. Tabel 4.11 Pertanyaan ke- 1 Saya senang belajar geografi dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Alternatif Jawaban Jumlah Persentase Sangat Setuju Setuju 17 68 Biasa Saja 8 32 Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Tanggapan siswa terhadap pelajaran geografi dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dari hasil tabel diatas menunjukkan bahwa 60 siswa merasa senang melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Tabel 4.12 Pertanyaan ke- 2 Dengan model pembelajan ini saya termotivasi untuk belajar geografi. Alternatif Jawaban Jumlah Persentase Sangat Setuju 5 20 Setuju 10 40 Biasa Saja 8 32 Tidak Setuju 2 8 Sangat Tidak Setuju Dari hasil tabel diatas menunjukkan bahwa 40 siswa setuju bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat memotivasi siswa untuk belajar. Namun, ada 2 orang siswa yang tidak setuju jika model pembelajaran inkuiri dapat memotivasi. Tabel 4.13 Pertanyaan ke-3 Kondisi kelas mempengaruhi konsentrasi belajar Alternatif Jawaban Jumlah Persentase Sangat Setuju 18 72 Setuju 5 20 Biasa Saja 2 8 Tidak setuju Sangat Tidak Setuju Dari tabel diatas maka dapat diketahui ada 72 siswa sangat setuju kondisi kelas yang berisik mempengaruhi konsentrasi belajar siswa. Tabel 4.14 Pertanyaan ke-4 Saya senang menyampaikan pendapat dalam proses belajar mengajar. Alternatif Jawaban Jumlah Persentase Sangat Setuju 6 24 Setuju 11 44 Biasa Saja 8 32 Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Tabel diatas menunjukkan 44 dari keseluruhan siswa setuju menyampaikan pendapat pada saat kegiatan belajar mengajar. Tabel 4.15 Pertanyaan ke-5 Video dan gambar mempermudah memahami pelajaran Alternatif Jawaban Jumlah Persentase Sangat Setuju 12 48 Setuju 10 40 Biasa Saja 3 12 Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Video dan gambar dapat mempermudah siswa untuk memahami pelajaran geografi, hal ini terbukti bahwa ada sebanyak 12 siswa atau 48 sangat setuju dan 12 berpendapat biasa saja. Tabel 4.16 Pertanyaan ke-6 Saya berusaha mengerjakan soal sulit yang diberikan sampai bisa. Alternatif Jawaban Jumlah Persentase Sangat Setuju 2 8 Setuju 14 56 Biasa Saja 11 44 Tidak Setuju 3 12 Sangat Tidak Setuju Dari hasil tabel diatas ada 14 siswa atau 56 yang setuju mengerjakan soal sulit yang diberikan oleh guru sampai bisa. Sedangkan sisanya 44 berpendapat biasa saja Tabel 4.17 Pertanyaan ke-7 Saya tertarik menghubungkan pelajaran geografi dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi disekitar. Alternatif Jawaban Jumlah Persentase Sangat Setuju 3 12 Setuju 9 36 Biasa Saja 11 44 Tidak Setuju 2 8 Sangat Tidak Setuju Berdasarkan tabel diatas 12 sangat setuju untuk menggambungkan pelajaran geografi dengan peristiwa yang terjadi disekitar. Sedangkan untuk presentase tertinggi ada 44 atau 11 siswa yang berpendapat biasa saja. Tabel 4.18 Pertanyaan ke-8 Merasa penasaran memecahkan masalah yang diberikan oleh guru Alternatif Jawaban Jumlah Persentase Sangat Setuju 6 24 Setuju 8 32 Biasa Saja 11 44 Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Pada pertanyaan ke-8, hanya 24 siswa yang sangat setuju merasa penasaran memesahkan masalah yang diberikan oleh guru. Sedeangkan presentase tertinggi berpendapat biasa saja terdiri dari 44 dari presentase keseluruhan. Tabel 4.19 Pertanyaan ke-9 Siswa senang jika guru merespon pendapatnya Alternatif Jawaban Jumlah Persentase Sangat Setuju 16 64 Setuju 5 20 Biasa Saja 4 16 Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Tanggapan siswa terhadap pendapat mereka yang direspon oleh guru dapat dilihat presentase berdasarkan tabel diatas yaitu ada 64 dan merupakan presentase tertinggi berpendapat sangat setuju, siswa senang jika guru merespon pendapat yang mereka berikan. Tabel 4.20 Pertanyaan ke-10 Dengan pemberian reward membuat saya merasa lebih bersemangat. Alternatif Jawaban Jumlah Persentase Sangat Setuju 20 80 Setuju 5 20 Biasa Saja Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Berdasarkan hasil dari tabel diatas 80 siswa sangat setuju bahwa pemberian reward membuat mereka merasa lebih bersemangat dalam belajar. Berdasarkan hasil angket diatas maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat memotivasi siswa dalam belajar geografi karena berdasarkan angket ada 40 siswa berpendapat setuju. sehingga mereka termotivasi untuk belajar geografi. sehingga mereka termotivasi untuk belajar geografi. Kondisi kelas berpengaruh dengan konsentrasi belajar siswa, video dan gambar dapat mempermudah siswa memahami pembelajaran. Hanya ada 44 yang setuju mengemukakan pendapatnya dalam kegiatan belajar mengajar.Siswa aktif didalam kelas dengan menyampaikan pendapatnya sendiri sehingga dapat menggali rasa percaya diri didalam diri mereka. apalagi jika guru memberi respon yang baik terhadap pendapat yang siswa kemukakan. Dengan masalah yang diberikan oleh guru membuat siswa terpancing, sehingga membuat siswa penasran dan akhirnya mereka menghubungkan peristiwa yang terjadi disekitar mereka dengan mata pelajaran yang mereka pelajari. Pemberian reward kepada siswa yang mengemukakan pendapat maupun menjawab pertanyaan dengan baik dapat membuat siswa lebih semangat dalam belajar geografi.

C. Hasil Analisis Data Tes

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data

Data hasil penelitian yang didapat akan diolah memalui uji hipotesis. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas sebagai prasyarat analisis data. Pengujian tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogen atau tidak. Adapun hasil data adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Pretest- Posttest

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-kuadrat, untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak dengan ketentuan data distribusi normal bila memenuhi kriteria X 2 hitung X 2 tabel diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil uji normalitas pretest dan posttest kedua sampel penelitian dapat dilihat tabel 4.21 dibawah ini: Tabel 4.21 Hasil Uji Normalitas Pretest-Postest Statistik Eksperimen Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest N 25 25 25 25 ̅ 55,3 84,1 57,7 74,82 X 2 hitung 3,553 4,488 3,483 4,837 X 2 tabel 12,592 12,592 12,592 12,592 Kesimpulan Normal Normal Normal Normal Pengujian dengan taraf signifikasi 95 = 0,05 dengan drajat kebebasan dk = 6 kedua untuk kelompok sampel penelitian. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil pretest dan posttest kedua kelompok eksperimen dan kontrol berdistribusi normal karena memenuhi X 2 hitung X 2 tabel .

b. Uji Homogenitas Pretest-Postest

Uji homogenitas dapat dicari seleah kedua kelompok sampel penelitian berdestibusi normal. Dalam penelitian ini uji homogenitas didapat dengan menggunakan uji-fisher. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu kedua kelompok dinyakatan homogen apabila F hitung F 2 tabel diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu, hasil uji homogenitas kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.22 Hasil Ujji Homogenitas Pretest - Postest Statistik Pretest Posttest Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen S 2 123,000 129,000 126,000 109,560 F hitung 1,048 1,157 F tabel 1,983 1,1983 Kesimpulan Homogen Homogen Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95 = 0,05 dengan drajat kebebasan dk 1 = 24 dan dk 2 = 24. Dari tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa hasil pretest dan posttest kelompok kontrol dan eksperimen berasal dari populasi yang homogen karena memenuhi kriteria F hitung F 2 tabel .

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Pretest

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest kelompok eksperimen dengan skor pretest kelompok kontrol. Pengujian tersebut terdapat ketentuan sebagai berikut: Jika Jika -t tabel t hitung maka H diterima pada tingkat kepercayaan 0,95 dan Jika t hitung -t tabel atau t hitung t tabel maka H a diterima pada tingkat kepercayaan 0,95. Adapun hasil pengujian hipotetsis yang akan dilakukan dengan uji-t terhadpap hasil pretest kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.23 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Statistik Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen N 25 25 ̅ 57,7 55,3 S 2 123,000 129,00 t hitung 0,763 t tabel 1,677 Perbandingan 0.469 1,677 Kesimpulan t hitung t tabel = H diterima dan H a ditolak, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata pretest kelompok kontrol dengan rata-rata pretest kelompok eksperimen Ket: N = Jumlah siswa ̅ = Rata-rata S 2 = Simpangan baku t hitung = nilai hitung t tabel = nilai tabel Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perolehan rata-rata skor pretest kelompok kontrol dengan rata-rata kelompok eksperimen. Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh t hitung pretest sebesar 0,763. Bila hasil t hitung pretest dibandingkan dengan t tabel pada taraf kepercayaan 95 yang menunjukkan angka 1,677 maka dapat dilihat bahwa hasil t hitung pretest lebih kecil dibandingkan dengan t tabel . Berdasarkan kriteria pengujian yang telah diterapkan yaitu: jika t hitung t tabel maka H diterima dan H a ditolak, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata pretest kelompok kontrol dengan rata-rata pretest kelompok eksperimen

b. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Posttest

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok eksperimen dengan skor posttest kelompok kontrol. Untuk pengujian tersebut terdapat ketentuan sebagai berikut: Jika -t tabel t hitung maka H diterima pada tingkat kepercayaan 0,95 dan Jika t hitung -t tabel atau t hitung t tabel maka H a diterima pada tingkat kepercayaan 0,95. Adapun hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji-t terhadap hasil posttest kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.24 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Statistik Kelompok kontrol Kelompok eksperimen N 25 25 ̅ 74,82 84,1 S 2 126,000 109,560 t hitung 3,058 t tabel 1,677 Perbandingan 3,058 1,677 Kesimpulan t hitung t tabel = H ditolak dan H a diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata posttest kelompok kontrol dengan rata-rata posttest kelompok eksperimen Ket: N = Jumlah siswa ̅ = Rata-rata S 2 = Simpangan baku t hitung = nilai hitung t tabel = nilai tabel Tabel menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan uji-t perolehan nilai t hitung posttest adalah 3,058. Bila dibandingkan dengan t tabel pada taraf kepercayaan 95 yang menunjukkan angka 1,677 maka dapat dilihat bahwa hasil t hitung posttest lebih besar dibandingkan dengan t tabel . Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan, yaitu: jika t hitung t tabel maka H o ditolak dan H a diterima, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri guided inquiry berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar geografi siswa.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian yang menghasilkan uji hipotesis dan keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing, menunjukkan bahwa terdapat perbedaaan yang signifikan antara hasil belajar geografi siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan hasil belajar geografi siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata posttest pada kelompok eksperimen yaitu 84,1 lebih besar dibandingkan dengan rata-rata posttest kelompok kontrol yang memperoleh 74,82. Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing guided inquiry berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar geografi siswa. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing guided inquiry pada mata pelajaran geografi siswa mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis sehingga mereka dapat menemukan sendiri penemuannya. Sehingga menjadikan siswa merasa lebih mudah dalam memahami konsep yang diajarkan. Berdasarkan angket 68 siswa setuju dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Siswa dapat terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Siswa mencari tau dengan menganalisis masalah yang ada sehingga siswa tidak hanya mendapatkan pelajaran dari guru. Menurut Garton ada lima komponen dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing, yaitu question, student engangement, cooperative interaction, performance evaluation dan variety resources 1 . Komponen yang digunakan dalam penelitian ini yang pertama adalah question. Dimulai dengan membuka pertanyaan yang dapat memancing rasa ingin tahu siswa. Cara ini membuat siswa mencari tau sendiri bagaimana memecahkan masalah. Kedua student engangement keterlibatan aktif siswa didalam kelas dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Keaktifan siswa berkaitan dengan komponen ketiga yaitu, cooperative interaction. Siswa diminta untuk berkomunikasi berpasangan atau kelompok dan mendiskusikan berbagai gagasan mereka. Sehingga mereka bersama-sama merumuskan masalah, melakukan hipotesis serta menguji kesimpulan. Siswa diminta untuk menjawab permasalahan yang diberikan oleh guru sehingga mereka dapat mengemukakan pendapat dengan pengetahuan yang mereka miliki untuk memecahkan permasalahan. Berdasarkan lembar observasi kemampuan siswa memberikan hipotesis sebanyak 80 sedangkan dalam menguji hipotesis sebanyak 73,3. Dengan hasil tersebut guru dapat mengevaluasi kemampuan siswa . Ini termasuk kedalam komponen keempat yaitu perfomance evaluation. Kelima variety of resources, siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar, misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan ahli dan sebagainya untuk mencari informasi yang mereka dapatkan untuk memecahkan masalah yang diberikan. Secara keseluruhan model pembelajaran inkuiri terbimbing guided inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Keberhasilan model pembelajaran inkuiri terbimbing, dalam meningkatkan hasil belajar siswa juga didukung oleh keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran. Hal ini dapat terlihat dari hasil observasi yang mengalami peningkatan mulai dari 67-93, dengan nilai rata- 1 Yeohannest.Pembelajaran Inkuri http:yoehannest.blogspot.com201009pembelajaran- inkuiri.html diakses pada 271014 4:40 rata 84,1. Hasil ini menunjukkan bahwa aktivitas kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat dikatagorikan sangat baik. Berdasarkan data yang diperoleh, terlihat bahwa kegiatan guru pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing guided inquiry memperlihatkan peningkatan yang sangat baik pada setiap pertemuan. Artinya guru menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing guided inquiry dalam pembelajaran geografi dengan sangat baik. 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dapat dismpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar geografi siswa pada litosfer. Hal ini menunjukkan dari perolehan hasil perhitungan uji hipotesis posttest melalui uji-t pada taraf signifikasi 0,05, dimana t hitung t tabel yaitu 3,058 1,677. Hasil ini diperkuat dengan pencapaian pengelolaan model pembelajaran inkuiri terbimbing guiged inquiry dengan nilai pencapaian 67- 93 dan nilai rata-rata 84.1. Hasil ini menunjukkan bahwa aktivitas kegiatan guru dikatogerikan sangat baik menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing guided inquiry.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, selanjutnya dapat diajukan saran yang dapat dijadikan pertimbangan yaitu: 1. Model pembelajran inkuiri terbimbing guided inquiry dapat digunakan pada materi geografi lainnya. 2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan bagi peneliti yang berminat mengembangkan hasil penelitian dalam ruang lingkup yang lebih luas. 66 DAFTAR PUSTAKA Budiningsih, C. Asrih. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012. Daniati, Ira. Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS di MAN 2 Probolinggo. Jurnal Pendidikan. Malang: 2010. Depdiknas, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jendral pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2006. Edgen, Paul, Don Kauchak. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Indeks, 2006. Hartono, Geografi 1 Jelajah bumi dan Alam Semesta Jakarta: Pusat Perbukuan Kemendiknas, 2009. Kusnandar. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Pers, 2007. Modjiono, Dimyati Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT. Rineka Cipta. 2012 Mulyasana, Dedy. Pendidikan Bermutu dan Bedaya Saing. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. Ni L. Mita Listriani , L. Pt. Putrini Mahadewi, Dsk. Pt. Parmiti , “Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing Berbasis Lingkungan Hidup Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD 1 Bontihing, Jurnal Edukasi , Rusman, Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010. Sandjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2011. Seodjono, Anas. Pengantar Dasar Evaluasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Presada, 2005. -----, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2008. Sudaryono, Dasar- Dasar Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011 Sukmadinata, Nana Syaodih. Metodologi Penelitian Pendaidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010 Suryabrata, sumardi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006. Susetyo Budi. Statistika Untuk Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama, 2010. Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruvistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007. Wirtha, I Made,Ni Ketut Rapi, Pengaruh Model Pembelajaran Dan Penalaran Formal Terhadap Penguasaan konsep Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Negeri 4 Singaraj, Jurnal Pendidikan. Diambil dari komunitasfisikaunimed.files.wordpress.com201002jurnal-fisika1.pdf 41014 pukul:12:10 Zunial, Wahyudi Sayuti. Ilmu Pendidikan . Jakarta. UIN Jakarta Press. http:yoehannest.blogspot.com201009pembelajaran-inkuiri.html diakses pada tanggal 27 Oktober 2014 pukul 4:40 http:fkippgsd.wordpress.comtagmetode-inkuiri.htm diakses pada Tanggal 26 Oktober 2014 http:digilib.unimed.ac.idpenerapan-model-pembelajaran-kooperatif-inkuiri-pada- materi-lingkungan-hidup-kelas-xi-sma-negeri-1-lintongnihuta-tahun-pelajaran- 20112012-24977.html Diakses pada tanggal 27 Oktober 2014 pukul 17.00 http:www.kajianpustaka.com201307metode-inkuiri.htmlMetode Inkuiri _ KajianPustaka.com.htm diakses pada tanggal 26 Oktober 2014 pukul 12.48 LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN Lampiran A.1 :Kisi- Kisi Intrumen Penelitian Tes Hasil Belajar Lampiran A.2 : Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar Lampiran A.3 :Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar Lampiran A.4 : Validitas Dan Reabilitas Instrumen Penelitian Hasil Belajar Lampiran A.5 : Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitiian Tes Hasil Belajar Lampiran A.6 : Daya Pembeda Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar Lampiran A. 7 : Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar Lampiran A.8 : Contoh Perhitungan Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar Lampiran A. 9 : Soal Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar Yang Dipakai Dalam Penelitian LampiranA.10: Kunci Jawaban Soal Instrumen Tes Hasil Belajar Yang Dipakai Dalam Penelitian Lampiran A.11: Format Lembar Observasi LampiranA. 12 : Format Lembar Angket Lampiran A.1 KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR PADA MATERI LITOSFER TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Satuan Pendidikan : SMA Muhammadiyah 8 Alokasi Waktu : 2 X 30 Mata pelajaran :Geografi Jumlah soal :30 PG dan 10 Essay KelasSemester :X1 Bentuk Soal : Pilihan Ganda dan Essay Kompetensi dasar Indikator Bentuk Naskah soal Jawaban No 3.4 Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika litosfera. Batuan penyusun lapisan bumi bumi PG Berdasarkan cara pembentukannya, batuan dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu a. batuan beku, batuan gunung api dan batuan sedimen b. batuan sedimen, batuan laut dan batuan beku c. batuan sedimen, batuan gunung api dan batuan metamorf d. batuan beku, batuan laut dan batuan metamorf d. batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf e 1 PG Jenis batuan yang terjadi karena adanya pengendapan materi hasil erosi adalah.. a.batuan beku b. batuan Metamorf c. batuan obsidian d. batuan sedimen c. batuan malihan d. 2 PG Penyataan yang benar tentang batuan metamorf adalah ….. a. Terbentuk dalam lapisan bumi b. Mempunyai ciri homogen dan kompak c. Adanya lubang-lubang bekas materi gas d. Telah mengalami perubahan dari batuan induknya

e. Terbentuk dari hasil pengendapan

e 3 PG Perhatikan ciri-ciri berikut 1 Batuan terbentuk jauh di dalam lapisan bumi 2 Mempunyai Kristal yang sempurna a. 4