Tabel 3.8 Interprestasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,91-1,00 sangat tinggi
0,71-0,90 Tinggi
0,41-0,70 Cukup
0,21-0,40 Rendah
0,20 sangat rendah
Adapun hasil keseluruhan reabilitas seluruh butir soal yang sudah dinyatakan valid sebesar 1,08 dan termasuk kedalam kriteria reliabilitas sangat tinggi.
3. Taraf Kesukaran
Suharsimi Arikonto mengatakan, soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Menurutnya, hal tersebut perlu diperhatikan
karena soal yang terlalu mudah tidak meransang siswa untuk berfikir lebih maju, begitu pula sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan membuat siswa menjadi putus
asa dan tidak mempunyai semangat lagi untuk mencobanya. Oleh karena itu, soal yang dibuat untuk mengukur tes hasil belajar sebaiknya adalah soal yang dapat
menjangkau semua kemampuan siswa. Untuk mengetahui taraf kesukaran soal yang dibuat, sebaiknya pembuat soal harus melakukan perhitungan taraf
kesukaran soal. Atas dasar pertimbangan itu, dalam penelitian ini peneliti
melakukan perhitungan taraf kesukaran soal dengan menggunakan rumus:
dimana: P
= indeks tingkat kesukaran B = jumlah siswa yang menjawab soal benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Interprestasi mengenai tingkat kesukaran yang diperoleh digunakan tabel klasifikasi dibawah ini:
Tabel 3.9 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal
Taraf Kesukaran Klasifikasi
0,00 - 0,30 soal sukar
0,30 - 0,70 soal sedang
0,70 - 1,00 soal mudah
Berdasarkan hasil pengujian tingkat kesukaran soal, dari 35 soal tes hasil belajar yang diujikan, 5 atau sebanyak 2 soal termasuk dalam kriteria sukar,
sebayak 15 soal atau 37,5 soal termasuk dalam kriteria sedang, dan 57,5 atau 23 soal termasuk kedalam kriteria mudah.
4. Daya Pembeda
Anas Sudjono mendefinisikan daya pembeda soal sebagai kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan
siswa yang berkemampuan rendah. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda soal adalah:
= dimana:
D = daya pembeda
B
A
= jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar B
B
= jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar J
A
= jumlah peserta kelompok atas J
B
= jumlah peserta kelompok bawah P
A
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P
B
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:
Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Klasifikasi
0.00 – 0.20
Jelek 0.20
– 0.40 Cukup
0.40 – 0.70
Baik 0.70
– 1.00 Baik sekali
Berdasarkan hasil uji daya pembeda, dari 35 soal tes hasil belajar yang diujikan, sebanyak 2 soal atau 5,7 soal termasuk dalam kriteria jelek, 42,8
atau sebanyak 15 soal termasuk dalam kriteria cukup, 48 atau sebanyak 17 soal termasuk dalam kriteria baik, dan 2,8 atau sebanyak 1 soal termasuk kedalam
kriterta baik sekali.
G. Teknik Analisis Data
Didalam teknik pengumpulan data terdapat dua buah data yang berbeda yaitu data yang diperoleh dari instrumen tes dan non tes, maka terdapat dua buah
teknik analisis data. Data yang dihasilkan dari instrumen tes akan dianalisis dengan menggunakan analisis uji-t, sedangkan data yang dihasilkan dari
instrumen non tes akan dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif.
1. Teknik Analisis Data
Data tes yang diperoleh melalui instrumen penelitian, kemudian diolah dan dianalisis agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan menguji
hipotesis. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas untuk mengetahui
apakah data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogen atau tidak. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data
sebagai berikut: